SUDUT Kalisat, komunitas asal Jember, Jawa Timur terpilih mewakili Indonesia dalam pameran seni rupa internasional Documenta Fifteen di Kassel, Jerman. Dua delegasi dari Sudut Kalisat yaitu Ahmad Hafid Hidayatur Rohman dan Mohammad Fabian Aldiano berangkat ke Negeri Panzer itu pada 27 Juni-18 Agustus 2022. Selama hampir 50 hari, mereka akan berbagi ilmu, membuat karya kolektif, dan mengembangkan ide bersama para seniman dunia lainnya.
Partisipasi Sudut Kalisat di pameran seni kontempore ini melalui seleksi dari Sekolah Temujalar GUDSKUL: Contemporary Art Collective and Ecosystem Studies. Program itu diinisiasi tiga lembaga seni Jakarta, di antaranya ruangrupa, Serrum, dan Grafis Huru Hara. Dalam acara documenta di Jerman, ruangrupa berperan sebagai direktur artistik. Ini pertama kalinya agenda 5 tahunan tersebut dipimpin oleh orang Asia.
“Kami mengikuti seleksi dan interview langsung mengenai apa yang dikerjakan di Sudut Kalisat, juga proyeksi dan karya apa saja yang pernah ditampilkan,” ujar Hafid Hidayatur Rohman, Kamis, 9 Juni 2022.
Lelaki yang akrab disapa Apex ini menjelaskan, mereka akan membawa isu-isu seni, budaya, dan lingkungan di wilayah Kalisat yang berhasil menjadi bahan diskusi literasi serta kuratorial. Konsep yang ditawarkan kurang lebih seperti dihadirkan pada festival tahunan Kalisat Tempo Doeloe.
Baca Juga: Solidaritas Bikin Kaos Buat Ongkos Terbang ke Frankfurt
Acara Kalisat Tempo Doeloe inilah yang menandai kemunculan Komunitas Sudut Kalisat pada 2015. Mereka kemudian menghimpun para pemuda untuk bergerak secara kolektif. Baik itu dalam bidang literasi, seni, budaya, sejarah, dan artistik, hingga ekonomi mandiri.
Berbagai kegiatan mereka inisiasi dari rumah kecil yang mereka beri nama Ruang Ingatan. Letaknya berada di dekat Stasiun Kalisat, Jalan KH. Dewantara No.120, Krajan I, Desa Ajung, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember. Komunitas ini aktif menggelar diskusi, pentas seni musik serta teater, nonton bareng film dokumenter, dan pameran foto lama.
“Berangkatnya Apex dan Icen tentu kami senang dan bangga, karena acara seni antar bangsa itu pasti melahirkan ide dan diskusi yang berkualitas,” kata RZ Hakim, pendiri komunitas Sudut Kalisat.
Hakim menambahkan, Apex dan Icen selama ini amat aktif di hampir semua kegiatan di Sudut Kalisat. Apex, pemuda asli kelahiran Kalisat ini amat mencintai dunia teater, khususnya artistik lampu panggung. Di LAB Teater 56 Kalisat, dia juga sering membuat properti panggung dari bahan baja ringan. Dia menggemari motor klasik, salah satunya vespa.
Sedangkan rekannya Mohammad Fabian Aldiano lebih menyukai kuliner. Icen, sapaan akarabnya, adalah pengelola lapak ketan bubuk di Ruang Ingatan, rumah aktivitas kolektif Sudut Kalisat. Icen menamai lapak tersebut dengan nama Ketan Tikungan. Selama pandemi, dia mengelola program Jumat Berkah yang uangnya diambil dari iuran sukarela anggota.
Apex, Icen, dan seniman dunia di Documenta Fifteen akan berkarya dengan mengangkat konsep lumbung. Konsep itu diadopsi dan dimodifikasi dari tradisi agraris Indonesia. Para seniman akan membuat berbagai kreasi kontemporer dari filosofi lumbung. Karya-karya tersebut harus memuat nilai kolektivitas, kemurahan hati, kepercayaan, kemerdekaan, keingintahuan, ketahanan, regenerasi transparansi, kecukupan, dan konektivitas antar anggota. (Kholisul Fatikhin, Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post