• TENTANG KAMI
  • KERJASAMA
kediripedia.com
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
kediripedia.com
Tidak ada hasil
Tampilkan semua

Keluarga Enggan Rumah KH Hasyim Asy’ari Jadi Cagar Budaya

in DESTINASI
2 menit baca
0
Keluarga Enggan Rumah KH Hasyim Asy’ari Jadi Cagar Budaya
658
SHARES
3.3k
VIEWS
Bagikan ke FacebookCuitkan di TwitterKirim ke Whatsapp

Rumah kuno berusia ratusan tahun, berdiri tegak di halaman Pondok Pesantren Kapurejo, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Rumah itu pernah dihuni oleh tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari. Bangunan tersebut menyimpan kisah yang berkaitan sejarah dan perjuangan bangsa, sehingga diusulkan menjadi cagar budaya.

Salah seorang pengasuh Pondok Kapurejo, KH Hamdan Ibiq membenarkan adanya rencana tersebut.  Pihak keluarga pondok pun mengapresiasi usulan mengenai cagar budaya. Namun, itikad baik tersebut menurutnya patut dikaji secara mendalam terlebih dahulu. Meski awalnya senang, ulama yang populer disapa Gus Ibiq ini mengaku sedikit khawatir.

“Kalau jadi cagar budaya nanti rumah itu malah tidak berfaedah,” kata Gus Ibiq kepada Kediripedia.com di rumahnya, Selasa, 22 Mei 2018.

Ia menjelaskan, para santri di Pondok salaf yang populer disebut Pondok Kapu sehari-hari menggunakan rumah tersebut untuk mengaji. Dari santri anak-anak hingga remaja, setiap pagi dan sore hari berkunjung ke rumah KH Hasyim Asy’ari untuk belajar ilmu agama.

Beberapa tahun sebelumnya, organisasi NU di tingkat kecamatan pernah menggunakan bangunan itu sebagai sekretariat. Pernah pula dijadikan asrama santri tapi hanya sebentar. Gus Ibiq cemas, jika resmi jadi cagar budaya, ratusan santri serta masyarakat sekitar akan terbatas geraknya untuk mendekat ke rumah KH Hasyim Asy’ari.

Baca Jugadi Kediripedia

Kuliner Bekicot Kediri, Melejit Bareng Film Ranjau-Ranjau Cinta

Terjebak Hujan di Ranu Kumbolo

Anak-anak mengaji di rumah KH Hasyim Asy’ari. (Foto: Saiful Aziz)

“Amanah dari kakek saya KH Muhammad Yasir, sampai hari ini masih saya pegang,” kata Gus Ibiq.

Pesan yang diwasiatkan oleh KH Muhammad Yasir adalah, bangunan peninggalan KH Hasyim Asy’ari tersebut harus memberi manfaat dan jangan sampai tidak difungsikan. KH Muhammad Yasir sendiri merupakan kakak ipar dan teman belajar KH Hasyim Asy’ari ketika sama-sama nyantri di tempat Syekh Kholil Bangkalan, Madura.

KH Muhammad Yasir pula yang mengarahkan KH Hasyim Asy’ari untuk mengobati penyakit yang diderita Masruroh; putri bungsu KH Hasan Muchyi, pendiri Pondok Pesantren Kapurejo. Dan ternyata, KH Hasan Muchyi sebelumnya telah mengucap nadzar. Barangsiapa yang berhasil menyembuhkan Masruroh dari sakitnya, jika laki-laki akan dinikahkan, dan jika perempuan akan dijadikan keluarga. Maka pada tahun 1930-an, KH Hasyim Asy’ari dan Masruroh menikah. Dari peristiwa tersebut, perjalanan dakwah KH Hasyim Asy’ari di Kediri dimulai.

Baca juga: Jejak Hasyim Asy’ari di Kediri

Menurut cerita tutur dari keluarga, setelah menikah dengan Masruroh, KH Hasyim Asy’ari tinggal di rumah itu selama dua tahun. Meski menetap di Pondok Kapurejo, KH Hasyim Asy’ari masih sering bolak-balik Kediri-Jombang mengendarai delman.

Dalam kurun waktu dua tahun, KH Hasyim Asy’ari ikut andil dalam berbagai sektor yang ada di Pondok Kapu. Utamanya, pada bidang pendidikan. Jika sebelumnya KH Hasan Muchyi sekadar mengajari warga untuk mengaji, maka ketika KH Hasyim Asy’ari di sana, mulai dirumuskan sistem pendidikan dan pembangunan madrasah yang masih berjalan hingga saat ini.

Menurut Gus Ibiq, setelah semua sistem berjalan,  KH Hasyim Asy’ari memutuskan untuk memboyong Masruroh ke Pondok Tebuireng, Jombang. Namun, beberapa tahun berselang, KH Hasyim Asy’ari kembali lagi ke Pondok Kapurejo, karena Pondok Tebuireng dibakar habis oleh tentara Jepang.

“KH Hasyim Asy’ari, Ny Masruroh, dan beberapa santri Tebuireng tinggal di Kapu untuk mengamankan diri. Ada kemungkinan, rumah tersebut digunakan untuk menyusun strategi melawan penjajah,” kata Gus Ibiq.

Dari unsur cerita sejarah, nilai perjuangan, dan masa usia; rumah KH Hasyim Asy’ari sebenarnya layak mendapat predikat cagar budaya. Jika rencana tersebut disetujui dan disahkan, maka akan sejajar dengan situs lain yang berada di kawasan Kediri. Misalnya Ndalem Pojok; tempat tinggal Presiden Soekarno ketika masih anak-anak. Namun, amanah dari para ulama terdahulu yang dipegang Gus Ibiq dan keluarga besar Pondok Kapurejo, tentu tak dapat dinafikan begitu saja. (Kholisul Fatikhin)

Follow Us

  • 2.9k Fans
  • 1.8k Followers

Recommended

SERIAL TAN KHOEN SWIE: BOEKHANDEL TAN KHOEN SWIE DIWARISKAN PADA SI BUNGSU (Tulisan VI)

SERIAL TAN KHOEN SWIE: BOEKHANDEL TAN KHOEN SWIE DIWARISKAN PADA SI BUNGSU (Tulisan VI)

5 years yang lalu
159
Kesaksian Wartawan ANTARA di Tengah Pandemi Corona di Wuhan

Kesaksian Wartawan ANTARA di Tengah Pandemi Corona di Wuhan

10 months yang lalu
3.4k
Koran Memo dan Radar Kediri Tetap Terbit di Tengah Serangan Corona

Koran Memo dan Radar Kediri Tetap Terbit di Tengah Serangan Corona

10 months yang lalu
1.5k
Covid-19 Perlu Dipahami, Bukan Ditakuti

Covid-19 Perlu Dipahami, Bukan Ditakuti

7 months yang lalu
1.1k

KATEGORI

  • BISNIS
  • DESTINASI
  • EDUKASI
  • KOMUNITAS
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
  • Video

TOPIK

#AJI #Bisnis #corona #covid19 #EDUKASI #GG #gudanggaram #headline #Kediri #kediripedia #kelud #komunitas #kuliner #pare #pilihan #rondaliterasi #scooterist #SEJARAH #SeniBudaya #suryapedia #TanKhoenSwie #trending #vespa #WISATAKELUD Bisnis budaya Corona Covid-19 Destinasi forscook gudang garam Headline Idul FItri Jombang jurnalis Kediri ksf kultur lebaran people sejarah seni sepeda Tulungagung Virus Corona
Tidak ada hasil
Tampilkan semua

HEADLINE

Empat Seniman Berjuang Menyehatkan Alam Sekitar

Tim Enduro Gudang Garam Merajai Kompetisi IERC 2020

Empat Pemuda Pelopor Keselamatan Pangan

Persahabatan Antara Mata Air dan Pesantren

Bantengan, Potret Kehidupan Masyarakat yang Cenderung Berkoloni

Film Air Mata di Ladang Tebu Dibedah Para Budayawan Forlike

Trending

EDUKASI

Wayang Perlu Dikenalkan Sejak Dini

oleh Kediripedia
14 January, 2021
402

SAYA menuliskan ini, ada beberapa alasan. Pertama, sejak usia Madjid Panjalu 3 tahun (anak saya yang kini...

Motif Tenun Ikat Kediri Perlu Didokumentasi

Motif Tenun Ikat Kediri Perlu Didokumentasi

4 January, 2021
438

Guru Sepuh di Surabaya Menciptakan 120 Lagu Selama Pandemi

28 December, 2020
496
Empat Seniman Berjuang Menyehatkan Alam Sekitar

Empat Seniman Berjuang Menyehatkan Alam Sekitar

1 December, 2020
226

Tim Enduro Gudang Garam Merajai Kompetisi IERC 2020

24 November, 2020
351
kediripedia.com

© 2020 Kediripedia.com

#jalanjalandangembira

  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • KERJASAMA
  • KONTAK

Follow Us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA

© 2020 Kediripedia.com