SELAMA hampir tiga bulan berada di rumah, kini para santri dijadwalkan akan kembali ke Pondok Pesantren Lirboyo untuk mengikuti tahun ajaran baru. Terhitung sejak bulan April 2020, aktivitas belajar mengajar di Ponpes salaf itu ditiadakan. Sedikitnya 28 ribu santri dipulangkan lebih awal ke kampung halaman masing-masing untuk menghindari penularan virus corona.
Kembalinya puluhan ribu santri yang datang dari berbagai daerah di Indonesia itu dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, hanya santri dari wilayah Eks-karisidenan Kediri seperti Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Jombang, dan Nganjuk, yang dibolehkan kembali ke pondok. Sedangkan santri dari daerah lain akan diinfokan secepatnya sesuai petunjuk Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Kediri.
“Aktivitas ngaji di Pondok Lirboyo akan mulai aktif pada tanggal 7 Juli 2020,” kata KH Oing Abdul Mu’id Shohib, salah seorang pengasuh Ponpes Lirboyo, Rabu, 17 Juni 2020.
Ulama yang akrab disapa Gus Muid itu menambahkan, pihak pondok sebenarnya sudah mengupayakan pembelajaran daring selama bulan Ramadan. Sayangnya, itu tidak berjalan efektif karena sistem pendidikan pesantren salaf kurang cocok jika dilakukan secara online. Menurut Gus Muid, kebutuhan para santri untuk segera belajar amat mendesak, jadi harus diupayakan tetap mengaji dengan pertemuan tatap muka langsung.
Skema pemberangkatan santri menuju pondok akan dikoordinir Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL) di masing-masing daerah. HIMASAL yang berperan sebagai panitia rombongan akan memberikan informasi mengenai jumlah armada dan santri kepada pengurus pondok. Santri yang hendak kembali, sebelumnya diwajibkan menjalani karantina mandiri selama 14 hari, kemudian membawa bukti surat kesehatan dari daerah setempat.
Lewat kerjasama dengan HIMASAL, tidak akan ada santri yang datang di luar jadwal dan berangkat sendiri menggunakan angkutan umum. Skema tersebut bukan hanya berlaku bagi santri lama, tapi juga santri baru yang mendaftar ke Pondok Lirboyo.
“Ketika nanti santri tiba di gerbang aula Al-Muktamar, kami upayakan mereka menjalani rapid test terlebih dahulu,” ujar Gus Muid.
Menurutnya, dengan kembalinya santri, pihak pondok kini juga telah menyiapkan asrama khusus sebagai tempat karantina. Ruangan tersebut difungsikan apabila ada pengajar atau santri datang dari zona merah Covid-19. Selain itu, Ponpes Lirboyo juga menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh area selama proses kedatangan santri.
Protokol keamanan itu dilakukan sesuai Maklumat Pondok Pesantren Lirboyo yang ditandatangi KH M Anwar Mashur dan KH Abdulloh Kafabihi Mahrus pada 5 Juni 2020. Di maklumat itu menerangkan, pengembalian santri baik induk maupun unit dilakukan secara bertahap yang akan dimulai pada 20 Juni 2020 dengan jadwal dan teknis yang ditetapkan sesuai protokol kesehatan.
“Prosedur penanganan Covid-19 bagi kedatangan santri akan dilakukan secara ketat, agar ke depan tidak muncul klaster Pondok Pesantren Lirboyo,” kata Gus Muid. (M Yusuf Ashari)