SINERGI ide positif antara masyarakat dan pemerintah sudah sepatutnya menjadi upaya yang harus terus diraih. Pemerintah Kelurahan Semampir, Kota Kediri, baru-baru ini melakukan terobosan dengan memberikan ruang gerak masyarakatnya dalam beraktivitas secara mandiri.
Sebagaimana yang terjadi di lingkungan Gang Makam Semampir sejak awal bulan April 2019. Setiap hari Minggu, warga di sebelah timur kawasan eks-lokalisasi itu menyelenggarakan festival anak. Lokasinya berada di sepanjang jalan yang melintasi area RT 2 dan 3. Agenda yang berlangsung dari pagi hingga siang itu menjadi ajang kumpul penduduk sekitar dari segala umur.
Beragam alat permainan lawas seperti dakon, egrang, bakiak, yoyo, gasing, dan kelereng: tersedia dan bisa dipakai secara cuma-cuma. Tak luput aneka cemilian tradisional hingga masakan lokal dijajakan dengan harga terjangkau. Uniknya, selama festival berlangsung, pengunjung dihimbau agar tidak menggunakan gadget.
“Gagasan ini terealisasi berkat swadaya warga Semampir,” kata Rantie Hariani, penggagas acara, pada Minggu 19 Mei 2019 di rumahnya.
Rantie bersyukur, ide kreatifnya diterima oleh masyarakat dan disambut baik oleh Pemerintah Kelurahan Semampir. Awalnya, gagasan ini bernama “Kampung Permainan Tradisional”. Namun, setelah berkoordinasi dengan pihak kelurahan, mereka sepakat menyebut program ini dengan “Kampung Dolanan”.
Bagi masyarakat ujung utara Kota Kediri itu, Kampung Dolanan adalah babak baru peradaban Kelurahan Semampir, yang dalam kurun hampir lima dekade pernah menjadi lokasi praktik prostitusi. Sejak Pemerintah Kota Kediri melaksanakan pembersihan dan pembongkaran area lokalisasi pada 15 Desember 2016, kegiatan tersebut juga bagian dari upaya pemulihan kampung halaman mereka, khususnya membangun ruang edukasi anak-anak sekitar eks lokasisasi.
Beberapa konsep kegiatan dihadirkan dalam acara Kampung Dolanan. Di antaranya lokakarya produksi permainan anak, belajar bahasa Jawa, hingga tataboga membuat masakan tradisional.
“Selain melestarikan tradisi lokal, diharapkan juga bisa mengangkat ketahanan ekonomi masyarakat,” kata Rizky Yudadiantika, Kepala Kelurahan Semampir.
Kampung Dolanan mulai dikenalkan pada masyarakat setempat pada Minggu tanggal 28 April 2019, bersamaan dengan acara senam pagi ibu-ibu PKK. Rencananya, program baru dibuka secara resmi setelah lebaran Idul Fitri mendatang, dan dilaksananan secara rutin tiap hari Minggu.
Memasuki bulan puasa yang jatuh pada bulan Mei, acara diliburkan sementara. Waktu luang tersebut dimanfaatkan untuk memperkaya pemandangan di area Kampung Dolanan. Demi melengkapi program tersebut, warga Semampir menginisiasi karya mural pada dinding di jalur menuju Kampung Dolanan. Panjang dinding sekitar 50 Meter dengan ketinggian sekitar 8 Meter.
Beragam ilustrasi bertema permainan tradisional dieksekusi oleh sekelompok perupa yang tergabung dalam Kediri Mural Movement. Mereka adalah Dodoth, Dandy, Figi, Yogi, Zoid, Basori, dan Seppy.
Pengerjaan mural dilakukan setiap malam hari, dari tanggal 10 hingga 20 Mei 2019. Dalam prosesnya, para seniman tersebut ditemani oleh para stakeholder Kelurahan Semampir. Secara bergilir, mereka memberikan bantuan logistik. Antara lain Ketua RT 6, Agung Waluyo; Ketua RT 7, Lukman Safarudin; LPMK Semampir, Fajar Basuko; dan para aparat Pemerintah Kelurahan Semampir.
“Tanpa kehadiran warga sekitar, program pemberdayaan masyarakat ini tidak akan berjalan lancar,” kata Budi Prasetiyo, Sekretaris Kelurahan Semampir.
Turut andil pula dalam mensukseskan agenda tersebut adalah PT Gudang Garam, Tbk. (GG). Iwhan Tri Cahyono, Kabid Humas GG, mengatakan bahwa ini adalah bagian dari kepedulian perusahaan pada masyarakat setempat. Selain itu, dia merasa bangga ikut serta dalam program karena Semampir merupakan kawasan di mana perusahan GG lahir dan berkembang.
“Prinsipnya, kami akan support ide kreatif dan positif, yang membangun pemberdayaan masyarakat,” katanya.
Kolaborasi antara warga dan Pemerintah Kelurahan Semampir dalam melahirkan Kampung Dolanan ini patut diapresiasi. Bukan tidak mungkin, kehadirannya menjadi pemicu bagi lahirnya gagasan-gagasan lain di luar daerah Semampir. Dengan jeli membaca potensi, warga Kota Kediri akan semakin kaya kreativitas, sesuai dengan kearifan lokal di setiap jengkal kawasan. (Naim Ali)