• HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
Tuesday, 11 November 2025
Kediripedia.com
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home DESTINASI

Dua Abad Perayaan Lebaran Ketupat di Durenan Trenggalek

14 Jun 2019
in DESTINASI
Reading Time: 3 mins read
0
Dua Abad Perayaan Lebaran Ketupat di Durenan Trenggalek

DALAM merayakan Idul Fitri, warga di kawasan Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek memiliki tradisi berbeda dengan yang dilakukan mayoritas masyarakat di wilayah Indonesia. Puncak lebaran di daerah ujung timur Trenggalek tidak terjadi di hari pertama, melainkan hari kedelapan bulan Syawal pada penanggalan Hijriyah. Hari raya ini akrab disebut sebagai “Bada Kupat” atau “Kupatan”, yang berarti Lebaran Ketupat. Saat itulah para penduduk mulai membuka pintu dan menerima tamu.

Tak ayal, jalan-jalan perkampungan di Durenan tiap Bada Kupat selalu padat oleh warga, hilir-mudik hendak bersilaturahmi ke tetangga dan sanak saudara. Rata-rata, para tamu akan mendapat hidangan ketupat yang disaji dengan bermacam menu khas Trenggalek. Seperti bubuk abon kedelai, sayur lodeh nangka muda, ayam lodho, pindang kikil, berpadu dengan kripik tempe.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Dua Wajah Pasar Setono Betek Kediri: Pagi Tradisional, Malam Skena

Berkunjung ke Pabrik Senjata Manusia Purba di Ponorogo

Batu Beraksara Kuadrat Zaman Hindu-Buddha di Masjid Hasan Besari Ponorogo

Jalan perkampungan di Durenan tiap Bada Kupat selalu padat oleh warga, hilir-mudik hendak bersilaturahmi. (Foto: Fatikhin)

Uniknya, rumah-rumah warga Durenan tidak hanya terbuka untuk para famili. Siapa saja yang melintas dipersilakan turut bertamu menikmati santapan ketupat.

“Harapannya, agar keluarga kami mendapat imbalan berkah melimpah,” kata Suratin, warga Durenan, pada Rabu, 12 Juni 2019, di kediamannya. Ia menambahkan, budaya tersebut telah mengakar selama ratusan tahun dalam kehidupan masyarakat Durenan.

Tradisi tersebut bermula dari kebiasaan sesepuh Durenan, KH Abdul Masyir, pendiri Pondok Pesantren Babul Ulum pada tahun 1671. Kyai yang lebih dikenal dengan nama Mbah Mesir ini, rutin berpuasa sunah Syawal enam hari berturut-turut sejak hari kedua Idul Fitri. Sehingga, warga sekitar yang selalu mengawali silaturahmi dengan mengunjungi kiai, menjadi segan. Kemudian memilih waktu sowan bertepatan saat melaksanakan Kupatan.

“Istilah ‘Kupatan’ itu hari untuk merayakan puasa Syawal,” kata KH Fattah Muin, pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum.

Ia kemudian mengutip Hadits Nabi Muhammad yang berbunyi: Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti berpuasa setahun penuh. Amal ibadahnya pun juga bertambah sampai sepuluh kali lipat.

Pintu gerbang Pondok Pesantren Babul Ulum, Durenan, Kabupaten Trenggalek. (Foto: Fatikhin)

Generasi keempat dari keluarga Mbah Mesir tersebut melanjutkan, tradisi puasa Syawal dan Kupatan awalnya hanya dilakukan oleh lingkup kecil keluarga pondok. Berlangsung secara rutin sejak dua ratusan tahun lampau. Lambat laun diikuti oleh masyarakat desa Durenan, lalu merambat sampai desa-desa tetangga. Antara lain, Desa Ngadisuko, Pandean, Kedalrejo, Semarum, Pakis, dan Kamulan.

Kemeriahannya mulai terasa sejak malam menjelang Bada Kupat. Setelah sungkem pada pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum, ribuan warga bondong-bondong anjangsana ke tetangga dan kerabat dekat. Untuk menyemarakkan suasana, biasanya penduduk setempat selalu menerbangkan balon udara. Namun beberapa tahun terakhir telah diganti dengan menyalakan kembang api.

Warga Durenan bersiap mengikuti kirab tumpeng kupat di halaman Pondok Pesantren Babul Ulum. (Foto: Fatikhin)

Keesokan paginya, mereka menggelar kirab tumpeng ketupat. Tahun ini, masyarakat mengarak tumpeng ketupat dari Pondok Pesantren Babul Ulum menuju lapangan Durenan. Aneka hiburan dan perlombaan bertema ketupat telah dipersiapkan menyambut kedatangan rombongan pawai. Turut hadir juga dalam barisan kirab, Mochammad Nur Arifin, Bupati Kabupaten Trenggalek.

Menurut KH Fattah Muin, kirab tumpeng ketupat yang baru digelar sejak empat tahun lalu itu hanya hiburan semata. Karena inti dari budaya Kupatan adalah silaturahmi. Terlihat dari ribuan tamu yang bertandang, dengan niatan ingin mengunjungi sanak famili atau sekadar merasakan olahan ketupat.

Hingga kini, tradisi Bada Kupat semakin meluas hingga kawasan luar Trenggalek. Seperti open house bermenu ketupat telah marak di beberapa wilayah di Kabupaten Tulungagung. Umumnya, digelar secara swadaya oleh lingkungan RT atau RW masing-masing.

“Tapi keramaiannya belum ada yang mengalahkan Kupatan di Durenan,” kata KH Fattah Muin. (Naim Ali)

Tags: #headlineDestinasidurenanketupatlebarantrenggalek
Previous Post

Sahur Bareng Istri Gus Dur di Klenteng Kediri

Next Post

Aplikasi Digital Menyempurnakan Kinerja Gudang Garam

Next Post
Aplikasi Digital Menyempurnakan Kinerja Gudang Garam

Aplikasi Digital Menyempurnakan Kinerja Gudang Garam

Pengrajin Kelambu Kediri Tetap Bertahan Selama Setengah Abad

Pengrajin Kelambu Kediri Tetap Bertahan Selama Setengah Abad

JELAJAHI

  • BISNIS (108)
  • DESTINASI (107)
  • EDUKASI (91)
  • KOMUNITAS (204)
  • KULTUR (217)
  • PEOPLE (239)
  • SURYAPEDIA (86)
  • Uncategorized (7)
  • Video (2)
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

SOSIAL MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA