CANDI Buddha terbesar di dunia ini masih menjadi destinasi populer bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, Candi Borobudur dibangun pada abad 8 di masa Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno. Memasuki tahun 2024, mahakarya seni rupa itu genap berusia 1200 tahun.
Umur Borobudur ditentukan dari Prasasti Kayumwungan yang memiliki inkripsi 746 Saka atau 824 Masehi. Johannes Gijsbertus de Casparis, Filolog Belanda menafsirkan bahwa prasasti itu memuat informasi pendirian Borobudur. Tulisan prasasti menyebutkan, Pramodawardhani, putri mahkota Wangsa Sailendra meresmikan bangunan suci bernama “Jinalaya”.
Kata Jinalaya inilah yang diperkirakan Casparis sebagai Borobudur. Pendapat itu dikuatkan oleh penelitian Dr Hudaya Kandahjaya, ahli Buddha dan Bahasa Sansekerta yang tinggal di San Fransisco, Amerika. Jinalaya artinya jari-jari altar yang dibentuk menyerupai sebuah roda, yang menurut Hudaya sangat berhubungan dengan Borobudur.
Jika dihitung dari angka tahun Prasasti Kayumwungan, maka Borobudur pada 2024 tepat berusia 1200 tahun. Untuk memperingati momen tersebut, Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF Society) akan menyelenggarakan temu meditasi di pelataran Borobudur pada 20-22 Januari 2024. Acara reflekasi ini rencananya dipimpin para Bhante dan para pembimbing meditasi dari berbagai aliran.
“Tahun yang bermakna untuk merefleksikan Kembali Borobudur sebagai sumber ketenangan dan kedamaian,” kata Seno Joko Suyono, inisiator BWCF.
Acara Temu Meditasi ini mengundang khalayak umum yang berminat untuk meditasi dan menghormati Borobudur. Selain meditasi, kegiatan selama 3 hari akan diisi dengan workshop dan diskusi kuliner vegetarian. Materi ini akan membahas cara mengolah makanan-makanan vegetarian yang cocok dikonsumsi para meditator. Seorang chef didatangkan untuk demo masak, serta seorang biksu yang akan menjelaskan filsafat makanan vegetarian ini.
Selain itu, acara inti akan terselenggara di Balkondes (Balai Ekonomi Desa Borobudur) di Jalan Ngaran, Desa Borobudur. Pada agenda itu akan disajikan pembahasan mendalam mengenai Borobudur dari beberapa ahli.
Pertama, Dr Hudaya Kandahjaya, penulis buku: Borobudur, Biara Himpunan Kebajikan Sugata. Tersebab tinggal di San Fransisco, maka ceramah dan tanya jawab dilaksanakan secara virtual. Kedua adalah Prof Dr Noerhadi Magetsari, arkeolog penulis buku: Candi Borobudur, Rekonstruksi Agama dan Filsafatnya. Juga hadir Hendrick Tanuwidjaja penulis Buku Soul of Borobudur: Filosofi Mandala Chakrawartin di Sutra Avatamsaka.
“Acara sederhana ini merupakan awal dari rangkaian untuk memaknai 1200 tahun Borobudur,” kata Seno.
Dia berharap, perayaan ini memberi kesadaran bahwa Borobudur adalah sumber meditasi. Hal tak kalah penting, peserta dapat memahami Borobudur sebagai sumber pengetahuan universal lintas agama. Bagi yang tertarik mengikuti “Temu Meditasi” ini bisa mendaftar melalui Whatsapp: 081932921856. (Kholisul Fatikhin)
Discussion about this post