WAJAH Stasiun Kediri kini berubah dengan berdirinya monumen kereta api. Keberadaan lokomotif uap seri C1140 produksi Jerman tahun 1891 tak hanya jadi landmark maupun lokasi berfoto. Di baliknya terdapat nilai-nilai sejarah, sebagai tulang punggung perekonomian Kediri di masa lalu.
Lokomotif berusia 133 tahun itu diletakkan di Stasiun Kediri karena dulu pernah berkontribusi dalam pengembangan transportasi di Jawa Timur. Kereta yang biasa disebut “Sepur Lempung” ini berjasa menghubungkan kota-kota seperti Surabaya, Malang, Madiun, dan Kediri. Monumen lokomotif uap tersebut diresmikan pada Kamis, 19 September 2024, yang dihadiri Pj Wali Kota Kediri Zanariah, serta Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo.
“Selain penghormatan terhadap sejarah perkeretaapian di Kediri, monumen ini sebagai pengingat akan pentingnya transportasi kereta api baik dari aspek ekonomi maupun sosial,” kata Pj Wali Kota Kediri, Zanariah.
Berdirinya landmark baru itu harapannya menambah keindahan Stasiun Kediri. Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya yaitu perawatan, kebersihan, dan kerapian di sekitar area stasiun.
Lokomotif C 1140 ini memiliki berat 33,6 ton dengan kecepatan maksimum 50 km/jam. Pendirian monumen ini merupakan bentuk penghormatan terhadap sejarah perkeretaapian. Keberadaannya menjadi simbol transformasi lokomotif uap menuju era kereta modern.
“Penataan stasiun ini merupakan salah satu bentuk transformasi layanan, yang mana PT.KAI ingin menjaga layanan agar lebih nyaman, manusiawi, dan berkonsep green sustainability,” kata Didiek Hartantyo, Dirut PT KAI.
Dia menambahkan, lokomotif ini merupakan kado dari PT KAI yang akan merayakan ulang tahun ke-79 pada 28 September 2024. PT KAI juga akan terus mendukung program Pemerintah Kota Kediri untuk menghijaukan seluruh wilayah kereta api dengan menanam pohon Mangga Podang.
Selain monumen, PT KAI juga menata ulang kawasan Stasiun Kediri. Di antaranya, dengan memperluas area parkir dan menyediakan akses jalan alternatif.
Perombakan wajah Stasiun Kediri ini dilakukan sebagai upaya penunjang transportasi kereta api yang mempunyai peran signifikan bagi perekonomian. Dari tahun ke tahun, jumlah pengguna kereta api di Kediri semakin meningkat. Rata-rata pelanggan kereta jarak jauh sebanyak 700 orang per hari, sedangkan untuk kelas lokal ekonomi sebanyak 1200 orang per hari. (Dimas Eka Wijaya)
Discussion about this post