SELAIN lewat sentuhan fisik, virus corona menyebar melalui percikan air liur ketika sedang batuk, bersin, bahkan saat berbicara. Maka, langkah preventif seperti mengenakan masker sangat dianjurkan, demi menghalau segala kemungkinan penularan.
Namun, usai meruyaknya kasus Covid-19 di Indonesia, ketersediaan masker di berbagai wilayah cenderung menipis bahkan habis. Jika ada, warga harus rela membeli dengan harga lebih mahal dari biasanya. Alhasil, sejumlah masyarakat memilih tidak mengenakan masker saat beraktivitas dan bekerja sehari-hari.
Kondisi ludesnya masker di pasaran, mendorong Vitra Ahmad Kurniawan, seorang penjahit dari Kediri, Jawa Timur melakukan aksi solidaritas. Di tengah kesibukannya melayani pelanggan, dia membuat ratusan masker untuk dibagikan secara gratis ke masyarakat luas.
“Sebanyak 250 masker disalurkan ke warga yang masih bekerja di luar rumah. Misalnya para pedagang, tukang parkir, tukang becak, dan masyarakat lainnya yang membutuhkan,” kata Vitra, Senin, 30 Maret 2020.
Vitra bisa saja memanfaatkan situasi pandemi virus corona untuk meraup keuntungan. Jika dipasarkan, ratusan masker pasti laris terjual. Menurutnya, di tengah situasi darurat corona langkah tersebut tidak sepatutnya dilakukan. Pemuda asli Bandar Kidul, Kota Kediri ini lebih memilih mendonasikannya karena masih banyak warga yang kesulitan mendapatkan masker.
Pembuatan ratusan alat penutup hidung dan mulut itu dikerjakan secara mandiri di tempat usahanya bernama Jas Tailor H.Tauhid, Jalan Penanggungan, Gang IV, Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Pada 2009, Vitra mulai meneruskan usaha yang dirintis ayahnya sejak tahun 1972. Konveksi yang berdiri hampir 50 tahun itu banyak menerima pesanan dari pondok pesantren. Sehari-hari, Vitra mengerjakan jas para santri di beberapa ponpes di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Keterampilannya menjahit seperti sekarang banyak dipelajari dari sang ayah, Haji Tauhid.
Total 250 masker selesai diproduksi selama empat hari. Kini, seluruhnya telah disalurkan ke warga yang memerlukan. Dalam distribusi ke masyarakat, dia dibantu oleh kawan yang mempunyai kepedulian serupa.
“Saat ini saya sedang mengerjakan masker tambahan sebanyak 50 sampai 80 buah,” ujar Vitra.
Selama proses produksi, dia sempat terkendala dengan stok tali karet masker yang terbatas. Barang itu kini mulai langka dan jarang ditemui di toko-toko kain di Kediri. Kondisi tersebut mau tak mau memaksa Vitra berpikir untuk menemukan solusi lain. Akhirnya, produksi tetap berjalan dengan memanfaatkan kain sebagai pengganti tali. Penggunaan masker tidak dikaitkan ke telinga, akan tetapi diikat ke belakang kepala.
Rencananya, masker tambahan itu akan dibagikan pada Rabu, 1 April 2020. Vitra menggelar aksi sosial tersebut bersama kawan-kawannya sesama pengusaha muda. Selain masker, puluhan botol hand sanitizer juga akan diberikan kepada masyarakat yang hingga detik ini masih bekerja di lapangan.
Dia berharap aksi solidaritas warga melawan penyebaran virus corona, bermunculan di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga, potensi yang berisiko menambah jumlah angka penularan akibat pagebluk covid-19 dapat ditekan dan segera mereda. (Kholisul Fatikhin)