HALAMAN parkir Bandara Dhoho Kediri penuh sesak oleh ribuan pengendara vespa pada Sabtu, 16 Agustus 2025. Mesin dua tak digeber di garis start. Asap pekat yang mengepul menjadi tanda dimulainya riding vespa memperingati ulang tahun Teras Gubuk yang pertama.
Teras Gubuk adalah pengajian yang diinisiasi Muhammad Abdurrahman Kautsar atau Gus Kautsar dari Pondok Pesantren Ploso Kediri. Pada peringatan setahun forum tersebut, para peserta riding kompak mengenakan dress code berupa sarung. Mereka berangkat dari kawasan Kediri Barat menuju Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
“Teras Gubuk merupakan ruang belajar bagi masyarakat luas untuk melakukan hal-hal baik dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” kata Fitra Akbar Kurniawan, salah satu pengurus Teras Gubuk.
Dari awal pembentukan pada tahun 2024, kegiatan kerohanian mulai digiatkan. Misalnya kajian rutin kitab Irsyadul Ibad yang membahas berbagai aspek kehidupan, secara rutin digelar dua kali dalam sebulan.

Pria yang akrab disapa Fitra ini menjelaskan, dalam perjalanan satu tahun ini konsepnya adalah Riding Bahagia. Kegiatan ini bukan hanya sebatas hingar bingar bervespa. Di garis finish, acara dilanjutkan dengan shalat berjamaah, tausiah, mengkaji kitab, dan dilanjutkan dengan penampilan Panji Sakti, Pusakata, dan Denny Caknan.
“Konsep Riding Bahagia ini sejalan dengan kehidupan penggemar vespa yang selalu tampil bahagia dan telah selesai dengan hal-hal kecil duniawi,” jelasnya.
Menurutnya, para scooterist itu telah selesai dengan lika-liku kehidupan. Dalam Forum teras Gubuk, pengalaman itu dikaitkan dengan perspektif Islam. Misalnya cara bertutur, bersikap, hingga berpakaian.
Hal itulah yang kemudian melahirkan tren Scooter Sarungan. Kegiatan bervespa dengan mengenakan sarung, pada umumnya merupakan kebiasaan para santri. Namun, saat ini kebanyakan masyarakat juga mentradisikan cara berpenampilan menggunakan sarung.
“Alhamdulillah, dari hobi bervespa bisa mendekatkan diri dengan para ulama,” kata Bagus Ari WIbowo, Scooterist yang rutin mengikuti kajian di Teras Gubuk
Pemilik Swalayan Vespa Kediri yang akrab disapa Pongge itu telah mengikuti Forum Teras Gubuk sejak mulai didirikan. Dia rutin mengikuti pengajian dan diskusi di Kediaman Gus Kautsar tersebut. Bahkan dia selalu terlibat jika pesantren di Barat Sungai Brantas ini menggelar acara Vespa. Misalnya Harlah satu abad Pondok Pesantren Al Falah Ploso, tahun lalu.

Pria yang juga akrab disapa Erik itu menambahkan, ketika menggelar acara Vespa, Teras Gubuk selalu melibatkan Forum Scooterist Kediri (FORSCOOK). Tujuannya untuk mensyiarkan kegiatan sekaligus mengajak para penggemar Vespa untuk berkumpul dengan para ulama.
“FORSCOOK bertugas menjadi penghubung komunikasi dengan puluhan klub Vespa di Kediri,” kata Sigit Widodo, Ketua FORSCOOK.
Selain sebagai peserta, sebagian besar scooterist juga bergabung dalam kepanitiaan. Tugasnya mengawal jalannya riding agar sesuai jadwal yang direncanakan. Mulai dari penyambutan peserta, penataan parkir, dan pengkondisian vespa yang mengalami masalah di jalan mulai di Bandara Dhoho hingga Teras Gubuk.
“Pemilihan Bandara Dhoho sebagai lokasi start sekaligus mengenalkan kepada publik sebagai ikon baru di Kediri,” kata Gus Kautsar.
Peringatan harlah ini juga bertepatan dimulainya pengajian pada tanggal 17 Agustus tahun 2024. Dengan terselenggaranya acara ini, harapannya mempererat persaudaraan.
Bandara Dhoho Kediri merupakan Proyek Strategis Nasional yang pembiayaannya murni ditanggung swasta, lewat PT. Surya Dhoho Investama (SDHI) yang merupakan bagian dari. PT Gudang Garam Tbk.
“Terima kasih karena sudah menjadikan Bandara Dhoho sebagai start riding. Itu menunjukkan masyarakat Kediri merasa ikut memiliki dan bangga pada Bandara Dhoho,” kata Iwhan Tri Cahyono, Kabid Humas PT Gudang Garam Tbk.
Usai acara di Bandara Dhoho, scooterist akan kembali meramaikan kawasan Kediri. Di antaranya event Vespa Merah Putih di Simpang Lima Gumul dan Kediri Scooter Festival (KSF) 8 di GOR Jayabaya. (Dimas Eka Wijaya)
Discussion about this post