PADA tahun 1970an, kondisi dunia pendidikan di kawasan Kediri, Jawa Timur masih jauh dari kata ideal. Kebutuhan guru di berbagai pelosok daerah amat diperlukan. Sementara keberadaan kampus sebagai lembaga pencetak tenaga pendidik masih terbatas.
Situasi itulah yang menjadi alasan berdirinya Universitas Nusantara PGRI atau UNP Kediri pada 1976. Kala itu, kampus di barat Sungai Brantas ini masih bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Jawa Timur. Berdirinya kampus tersebut di bawah naungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta atau Kopertis VII.
“Munculnya perguruan tinggi ini sebagai solusi untuk memenuhi kuota para tenaga pengajar di Kediri,” ujar Nursalim, Biro Kemahasiswaan UNP Kediri, Senin 12 April 2021.
Dia menambahkan, pada angkatan awal, jurusan yang dibuka pertama kali adalah Bimbingan dan Penyuluhan atau Konseling, Pendidikan Sejarah, dan PPKN. Saat itu, para mahasiswa rata-rata lulusan Sekolah Pendidikan Guru atau SPG. Lembaga pendidikan setingkat SMA tersebut mulai eksis pada 1961 hingga 1990an. Badan itu berfungsi mencetak para calon guru di era Orde Lama sampai Orde Baru.
Di awal berdiri, jumlah mahasiswa UNP Kediri hanya sekitar 100-an saja. Sedangkan kebanyakan dosen yang mengajar saat itu adalah sarjana lulusan Universitas Negeri Surabaya atau UNESA.
“Pada tahun 1985 IKIP PGRI Jawa Timur di Kediri berganti nama lagi menjadi IKIP PGRI Kediri,” ujar dosen Pendidikan Kewarganegaraan itu.
Perubahan tersebut berbarengan dengan penambahan jumlah fakultas dan program studi. Misalnya Prodi Akuntansi, Biologi, dan Pendidikan Olahraga. Meningkatnya jumlah fakultas itu mengubah status kampus menjadi “Terakreditasi”.
Nursalim melanjutkan, pada periode tersebut, IKIP PGRI Kediri semakin menjadi kampus favorit para calon guru. Hal itu terjadi setelah dibukanya program sertifikat mengajar Akta IV. Secara administratif, Akta IV adalah program pendidikan singkat bagi para sarjana yang hendak menjadi guru, tetapi latar belakang pendidikan bukan dari fakultas pendidikan.
Dibukanya program Akta IV menjadi angin segar bagi para sarjana di Kediri dan kota-kota sekitar. Para fresh graduate yang ingin berprofesi menjadi guru, tak perlu lagi menempuh Akta IV di Surabaya maupun kota besar lainnya.
Seiring waktu, berkembangnya dunia pendidikan di Kediri memunculkan wacana perubahan IKIP PGRI agar menjadi Universitas. Persiapan perubahan itu dimatangkan lewat pembentukan Tim Penyusun Proposal. Melalui proses yang cukup panjang, pada tanggal 12 Oktober 2006 seluruh lembaga sekolah tinggi dibawah naungan IKIP PGRI, yaitu : STIE Kediri, STT Kediri dan Akper Kediri bergabung menjadi Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Menurut Nursalim, perubahan nama kampus dari IKIP PGRI Kediri menjadi Universitas Nusantara PGRI Kediri memberikan berbagai dampak positif bagi civitas akademika. Bahkan, pada tahun 2003, UNP Kediri mendapat tawaran menjadi kampus negeri dari Wali Kota Kediri saat itu, Achmad Maschut. Sayangnya, hal tersebut tidak berkelanjutan karena periode jabatan Wali Kota sudah habis.
“Meski sudah berganti nama menjadi UNP Kediri sejak 15 tahun lalu, hingga saat ini sebagian masyarakat masih akrab mengenalnya dengan sebutan kampus IKIP,” ujar Nursalim.
Dia mengatakan, pada tahun 2015, kampus ini sempat diterpa permasalahan hingga akhirnya non-aktif selama setahun. Namun, masalah tersebut kini sudah diselesaikan dan UNP Kediri bisa kembali menjadi tempat belajar para mahasiswa menggali berbagai khasanah keilmuan.
Salah satu kampus tertua di Kediri ini berada di urutan ke 200 Perguruan Tinggi Swasta terbaik dari 4000 Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Indonesia. Secara historis, UNP Kediri telah mendapat kepercayaan dari masyarakat Kediri dan sekitarnya. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan jumlah mahasiswa setiap tahun ke tahun.
Nursalim menambahkan, UNP Kediri yang di tahun ini berusia 45 tahun terus berupaya memberikan rasa nyaman selama kegiatan belajar mahasiswa. Salah satunya, dengan memajukan sarana dan prasarana, karena itu dapat menunjang efektivitas perkuliahan.
Beberapa tahun ke depan UNP Kediri berencana mengembangkan infrastruktur kampus. Sejumlah tanah di Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri sudah dibebaskan. Upaya itu diharapkan dapat mempercantik lingkungan kampus UNP Kediri, sekaligus memberikan rasa nyaman dan konsentrasi dalam belajar, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas pula. (Sarah Demada, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP Kediri, sedang magang di Kediripedia.com dalam Program Kampus Merdeka Kemendikbud)
Discussion about this post