JEMBATAN besi pertama di Pulau Jawa ini mulai beroperasi pada 18 Maret 1869, di era penjajahan Belanda. Pada 2024, jembatan bernama Brug Over den Brantas te Kediri itu berusia 155 tahun. Karya Sytze Westerbaan Muurling ini dinilai paling canggih di zamannya. Lalu lintas dari Surabaya dan Madiun di bidang pendidikan, industri, dan pertanian, harus melewati jembatan itu, karena menjadi satu-satunya jembatan yang melintasi Sungai Brantas.
Selama 155 tahun berdiri, Jembatan Lama merupakan saksi peradaban Kediri dari segi sejarah, manfaat, hingga arsitekturnya. Dari data literatur yang dihimpun Kediripedia.com, berikut fakta-fakta menarik di balik berdirinya Jembatan Lama Kota Kediri.

1. Proyek sempat mangkrak hampir 5 tahun
Pada 1859, proyek dimulai dengan menanam pondasi penopang jembatan di bagian barat. Awalnya, bahan utama pembangunan Jembatan Lama berbahan batu atau beton. Ketika hendak menanam paku bumi, pekerja mengalami kesulitan karena derasnya arus Sungai Brantas.
Budget pengerjaan membengkak, hingga terpaksa dihentikan pada 1862. Rencana awal pendirian jembatan berbahan beton itu gagal. Insinyur kelahiran Belanda Sytze Westerbaan Muurling mengajukan desain alternatif. Paku bumi diganti dengan sekrup raksasa yang dipasang di dalam sungai. Ide revolusioner Muurling berhasil menjadikan Jembatan Lama sebagai jembatan besi pertama di Jawa, serta adikarya di zamannya.
2. Konstruksi jembatan dinaikkan akibat letusan Kelud
Erupsi Gunung Kelut pada 1901 membuat dasar Sungai Brantas dipenuhi pasir. Secara otomatis, air sungai naik hingga menyentuh permukaan jembatan. Akibatnya, perahu yang menjadi moda transportasi menuju Surabaya, Tulungagung, dan Blitar, tidak bisa lewat.
Alhasil, konstruksi jembatan harus dinaikkan. Tiang kaki jembatan dibungkus bantalan lalu ditinggkatkan beberapa meter agar perahu bisa kembali melintas.
3. Hendak diledakkan pasukan Jenderal Sudirman
Pasukan gerilya Jenderal Sudirman melintasi Jembatan Lama saat memanasnya Agresi Militer Belanda 2 pada 1949. Ketika sudah berada di sisi barat sungai, pasukan gerilya itu hendak merobohkan jembatan dengan bom. Hal ini dilakukan agar tentara Belanda tidak bisa membuntuti gerilya Sudirman ke Gunung Wilis. Aksi penghancuran ini akhirnya digagalkan Belanda, dan Jembatan Lama masih berdiri hingga sekarang.
4. Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional
Penetapan Jembatan Lama Kota Kediri sebagai Cagar Budaya Nasional tertuang dalam Keputusan Mendikbudristek Nomor 58/M/2022, Nomor 59/M/2022, Nomor 60/M/2022, Nomor 61/M/2022, dan Nomor 145/M/2022. Jembatan Lama dinilai memenuhi kategori nasional berdasarkan landasan kisah sejarah, manfaat, hingga segi arsitektur.
5. Ditutup
Sejak diresmikannya Jembatan Brawijaya pada Senin, 24 Desember 2018, masyarakat Kota Kediri tidak lagi mengandalkan Jembatan Lama. Lalu lintas kendaraan sepenuhnya dialihkan ke jembatan baru yang dibangun di utara Jembatan Lama.
Awalnya, jembatan lama masih boleh dilewati kendaraan roda dua dari arah timur, yaitu dari Jalan Yos Sudarso. Seiring waktu, jalan masuk ke Jembatan Lama ditutup baik di sisi barat dan timur. Masyarakat yang ingin sekadar jalan-jalan di lintasan Jembatan Lama kini harus melompat atau menerobos pagar. (Moh. Yusro Safiudin)
Discussion about this post