• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Rabu, 1 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home DESTINASI

Dari Jember Bekerja dan Berkeluarga di Canterbury Inggris

06 Jun 2022
in DESTINASI
Reading Time: 3 menit
157
Dari Jember Bekerja dan Berkeluarga di Canterbury Inggris
1.2k
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

MENELUSURI ruas jalan di Canterbury, putaran jarum jam seperti berbalik, kembali ke masa abad pertengahan. Begitulah yang dirasakan Nor Ana, warga Indonesia yang kini menetap di Canterbury, Distrik Kent, Inggris sebelah tenggara. Di kawasan yang dijuluki Kota Katedral ini masih berdiri gereja-gereja tua, rumah bergaya Tudor seperti di film Harry Potter, dan benteng dari era Romawi.

Setiap pagi, Ana mengayuh sepedanya sembari menikmati pemandangan kota kuno yang dinobatkan sebagai Warisan Dunia UNESCO. Perempuan kelahiran Jember, Jawa Timur, Indonesia ini sehari-hari bekerja di Hotel Abode Car Park. Hotel itu tak jauh dari situs Katedral dan Gereja Kristen Metropolit Canterbury. Bangunan bergaya arsitektur gothic ini dihiasi menara setinggi 72 meter yang berdiri sejak tahun 597 Masehi dan pernah dibangun ulang pada tahun 1070.

Jelajahi pustaka Kediripedia

7  Wisata Alam di Kediri untuk Liburan Akhir Tahun

Pegunungan Karst Tulungagung Diusulkan Menjadi Museum Kehidupan Manusia Purba

Ada Patung Dewa Mak Co di Tepi Sungai Brantas Kediri

Dari tempat tinggalnya di Abbey garden menuju Hotel Abode, Ana menggowes sepeda sejauh 1 mil. Dia melintasi jalur Market Way atau Broad Oak Road dalam waktu tempuh selama 7 menit.

“Bersepeda di Canterbury terasa semakin menyenangkan, karena memasuki musim semi,” kata Ana kepada Kediripedia.com pada Kamis, 2 Mei 2022.

Advertisement Banner

Perempuan yang sudah 4 tahun di Inggris ini menambahkan, para pesepeda harus menaati sejumlah peraturan. Di antaranya, wajib memakai helm, bersepeda di jalur yang disediakan, serta memasang lampu putih di depan sepeda dan lampu merah di belakang ketika gowes di malam hari.

 Selain itu, dilarang memasuki trotoar, menggandeng kendaraan, hingga membahayakan pengguna jalan lain. Sejumlah protokol itu tertuang dalam aturan Jalan Raya Inggris pasal 59-82 yang diperbarui 25 Maret 2022.

Bagi siapapun yang melanggar akan langsung ditindak polisi dan dikenai denda, tidak memandang status sosial. Tak terkecuali Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, yang harus menerima denda karena melanggar aturan berkendara di Inggris.

“Di sini kebanyakan orang mengendarai sepeda atau berjalan kaki, karena jalan-jalan cenderung sempit dan bangunan cukup padat,” ujarnya.

WNI di Inggris
Nor Ana, warga Indonesia di Canterbury Inggris. (Foto: Ana)

Di Canterbury, Ana kini tinggal bersama kedua anak dan suami yang berkewarganegaraan Inggris. Kisah pertemuan dengan suaminya berawal ketika Ana bekerja di Malaysia 20 tahun lalu. Mereka bertemu di restoran makanan Eropa dan sering bercakap-cakap terkait kepercayaan, sejarah, dan kebudayaan.

Hubungan perkawanan itu berlanjut ke pernikahan sekitar 18 tahun lalu. Ana dan suami sempat beberapa kali berpindah tempat tinggal. Mulai dari Kuala Lumpur Malaysia, pernah kembali ke Jember, hingga akhirnya kini menetap di Inggris.

Sebagai ibu rumah tangga, kegiatan Ana sehari-hari mengurus keluarga dan bekerja di hotel. Dia mendapat gaji 10 poundsterling atau 182 ribu rupiah perjam. Bekerja dari jam 9 pagi sampai 4 sore, ketika pulang ia selalu menyempatkan waktu bersantai melihat bangunan-bangunan tua dan suasana urban di Canterbury.

“Orang Inggris menyebut Canterbury sebagai kota tua. Banyak benteng-benteng yang mengitari kota ini,” ungkap Ana.

Keberadaan benteng itu tak lepas dari kekuasaan Kerajaan Roma di kawasan pesisir Inggris awal abad 1. Bangsa Romawi membangun tembok besar yang melingkupi luas 53 hektar kawasan Canterbury pada abad ke-3.

Di kota ini terdapat tiga warisan dunia UNESCO berupa gereja. Katedral,  Santo Agustinus Abbey, dan Santo Martin, didirikan dengan sentuhan arsitektur zaman pertengahan.

Benteng Canterbury
NSuasana di dekat Benteng Canterbury Inggris saat musim semi. (Foto: Ana)

Kawasan seluas 308 km persegi itu juga menyimpan kekayaan sastra. Salah satu yang paling tersohor adalah Canterbury Tales, 17 ribu baris prosa dan syair karya Geoffrey Chauser yang dibuat tahun1388-1400. Berkat karya Geoffrey tersebut Bahasa Inggris abad tengah mampu bersaing dengan karya sastra berbahasa lain seperti dari Italia, Prancis, dan Yunani.

Di Kota Katedral Canterbury, Ana belum pernah menjumpai warga Indonesia lainnya. Warga dari Asia Tenggara lain yang pernah ditemui kebanyakan dari Filipina. Setiap hari, makanan yang dikonsumsi bersama keluarga  yaitu roti, kentang goreng, spaghetti, dan burger. Dia baru makan nasi ketika malam hari.

“Makan nasi jarang-jarang, yang makan nasi hanya orang asia,” ujarnya. Meski begitu, bagi warga Asia yang berwisata ke Canterbury dan ingin mengkonsumsi nasi, bisa berkunjung ke restoran yang menyajikan makanan Asia. Khusus bagi orang Indonesia yang rindu dengan tahu dan tempe, bisa membelinya di sejumlah supermarket. (Ahmad Eko Hadi)

Tags: #headline#heritage#inggris
SendShare88Tweet55
Previous Post

Pelajar SMAN 2 Kediri Sukses Bisnis Investasi Mata Uang Kripto

Next Post

Pakaian Khas Kediri yang Sarat Kisah Sejarah Diluncurkan

Next Post
Pakaian Khas Kediri yang Sarat Kisah Sejarah Diluncurkan

Pakaian Khas Kediri yang Sarat Kisah Sejarah Diluncurkan

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

Discussion about this post

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

8 Juni 2022
826
Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

4 Juli 2022
6.1k

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In