JANGAN terburu-buru membuang baterai laptop bekas yang sudah rusak atau mati. Jika tak terpakai, limbah elektronik ini lebih baik disumbangkan ke Didik Suharijadi. Dosen Universitas Jember itu kini tengah merancang panel tenaga surya dari komponen baterai laptop. Harapannya, inovasi tersebut dapat membantu pasokan listrik di sejumlah kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru.
Seperti diketahui, dampak bencana Semeru bukan hanya merusak sejumlah infrastruktur. Erupsi juga memutus aliran listrik bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lereng gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
“Panel surya ini sementara kita utamakan untuk pos pantau, pos satgas, dan tempat pengungsian,” kata Didik, Sabtu 8 Januari 2022.
Ada tiga titik yang akan disasar, salah satunya di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Daerah itu merupakan kawasan yang mengalami kerusakan terparah akibat terjangan awan panas guguran Gunung Semeru.
Keberadaan teknologi panel surya amat penting, meski di sejumlah titik aliran listrik kini sudah kembali mengalir. Sebab, pemadaman bergilir bisa terjadi sewaktu-waktu. Hadirnya inovasi panel surya nantinya dapat menyalakan sekitar 15 lampu serta mengecas perangkat seluler. Dengan begitu, komunikasi antara warga dengan pos pantau Gunung Semeru tak terputus, sehingga mereka bisa tetap waspada.
“Satu unit panel surya dari baterai laptop bekas dapat menampung listrik sebesar 150 watt,” kata staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember.
Didik menerangkan, meskipun baterai laptop sudah mati, kandungan ion lithium di dalamnya masih bisa digunakan. Dengan memilah sel-sel baterai yang masih berfungsi, lithium dapat disusun berjejer menjadi rangkaian Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS. Dari tiga baterai laptop bekas dapat menghasilkan tegangan listrik sebesar 1 Ampere atau 220 Volt. Kapasitas tersebut dapat memenuhi kebutuhan penerangan lokasi pengungsian serta repeater internet di lokasi terdampak Semeru.

Sebenarnya ada solusi yang lebih praktis, yaitu menggunakan tenaga generator set atau genset. Akan tetapi, harganya dinilai terlalu mahal. Ada juga sumber listrik lain yaitu accu atau aki. Namun, komponen di dalamnya rawan mati atau tekor. Sehingga, baterai laptop bekas menjadi pilihan alternatif karena lebih awet, murah, dan efisien.
“Limbah baterai bersifat polutan atau beracun. Jika sudah tidak terpakai lagi sebaiknya disumbangkan untuk dijadikan barang yang lebih bermanfaat,” ujar Didik.
Gagasan inovatif itu dikerjakan Didik atas dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember dan program Jember SAE. Langkah tersebut juga menjadi upaya pengabdian kampus pada masyarakat, sesuai amanat Tridarma Perguruan Tinggi.
Sejauh ini, jumlah baterai laptop bekas yang terkumpul belum ada seratus buah. Jumlah tersebut tentu masih kurang, mengingat masih ada beberapa lokasi yang perlu dipasang panel surya. Satu unit panel surya yang siap dipasang sementara masih di Desa Supiturang. Sedangkan untuk kebutuhan tower penangkap sinyal dan repeater, donasi didapat dari perusahaan Telekomunikasi dari Jakarta.
Bagi masyarakat luas, misalnya pegawai kantoran, mahasiswa, para pelaku bisnis toko elektronik, dan servis laptop, jika berminat berdonasi baterai laptop bekas dapat menghubungi contact person Didik Suharijadi 08123529292. Baterai laptop bekas juga dapat dikirimkan langsung ke alamat LP2M Unej, Jalan Kalimantan nomor 37, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. (Kholisul Fatikhin)
Discussion about this post