• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Rabu, 1 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KULTUR

Kiai Hasyim Asyari Melawan Kemaksiatan yang Merajalela di Pabrik Gula Tjoekir

06 Jan 2022
in KULTUR
Reading Time: 4 menit
157
Kiai Hasyim Asyari Melawan Kemaksiatan yang Merajalela di Pabrik Gula Tjoekir
1.2k
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

ISTILAH ada gula ada semut, barangkali tepat menggambarkan hubungan antara pabrik gula Belanda dan pondok pesantren. Ketika industri raksasa di era penjajahan itu digencarkan, di dekatnya juga berdiri lembaga pendidikan Islam. Salah satu cerita yang paling fenomenal, yaitu konflik antara KH Hasyim Asyari dari Pondok Pesantren Tebuireng dan Pabrik Gula Tjoekir di Jombang.

Pada tahun 1899, Hasyim Asyari mendirikan Pesantren Tebuireng tepat di depan Pabrik Gula Tjoekir. Perjuangan dakwah ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) bermula saat melihat pesatnya laju indutri gula Belanda. Di balik gemerlapnya komoditas tebu di Jombang, ternyata melahirkan sisi gelap berupa kehidupan buruh yang kelam. Masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh mengalami eksploitasi luar biasa.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Hujan Selalu Dinanti Saat Perayaan Imlek

Wayang Mbah Gandrung Tetap Anti Alat Transportasi

Kompleks Pelacuran Semampir Jadi Hutan Kota

Meski pabrik gula sudah untung besar, Belanda tetap tak mau rugi. Mereka terus mencoba merongrong ketahanan ekonomi rakyat dengan berbagai siasat. Misalnya, mendirikan rumah bordil atau lokalisasi yang tak jauh dari wilayah pabrik.

“Pihak Belanda sering mengadakan pesta dengan mendatangkan gadis, sehingga buruh pabrik terlena dan uang mereka terkuras,” kata Nasrul Ilah atau yang biasa disapa Cak Nas, Budayawan Jombang, Rabu, 29 Desember 2021.

Advertisement Banner

Ketika judi dan prostitusi sudah menjadi candu, mau tidak mau mereka harus berhutang pada pabrik. Di sisi lain, para buruh harus bekerja kembali untuk membayar hutang dengan gaji yang relatif kecil.

Taktik kolonial menjerumuskan masyarakat dilancarkan dengan mempelajari kebudayaan setempat. Upacara adat Tayuban—seni tari yang melibatkan pria dan wanita—wajib digelar saat acara buka giling pabrik. Dari budaya itulah aktivitas seperti judi, prostitusi, mabuk-mabukan, dan aksi perampokan, semakin merajalela.

“Adanya aksi kriminalitas yang sudah menjadi budaya itu membuat jalan dakwah Hasyim Asyari tak berjalan mulus,” kata Dian Sukarno, sejarawan Jombang.

Upaya dari centeng atau preman lokalisasi menghancurkan pesantren terus bergulir. Ketika mendapat serangan baik secara fisik maupun fitnah itu, ada sosok bernama Ki Ronggo Suro yang membela Tebuireng. Dia adalah pendekar dari daerah Tuban. Nama Ki Ronggo Suro sebagai pengawal Hasyim Asyari sejauh ini belum tercatat di narasi sejarah.

Sikap menentang dakwah Kiai Hasyim datang dari lokalisasi Gang Grasak. Lokasinya sekitar 600 meter dari Pabrik Tjoekir. Pemilik bar di lokalisasi tersebut dikenal dengan Mbah Sartini. Banyak buruh pabrik yang datang ke barnya untuk mabuk, berjudi, dan main perempuan. Ternyata, Mbah Sartini bekerja sama dengan Belanda dalam upaya menguras uang para buruh pabrik.

Adanya gerakan Islam yang masif, eksistensi dari tempat prostitusi itu terancam. Alhasil, sering terjadi bentrok fisik antara kedua belah pihak. Perlawanan dipimpin pengawal Mbah Sartini bernama Kebo Ireng, pendekar asal Madura. Sebutan Kebo Ireng merujuk pada fisiknya yang berkulit hitam, berbadan besar, tinggi, dan kekar.

“Yang dihadapi Mbah Hasyim tidak hanya Belanda, sebagian masyarakat juga melawan,” kata Cak Nas.

Berbagai cara ia lakukan untuk mengusir keberadaan pondok pesantren. Namun, Hasyim Asyari pun tidak menyerah. Kakek Gus Dur itu menggandeng ulama dari berbagai daerah untuk melawan Belanda dan Kebo Ireng.

Upaya menjernihkan kawasan hitam itu akhirnya berhasil. Setelah berdirinya pondok pesantren, lokalisasi di Tebuireng berangsur-angsur hilang. Tercatat sejak 1970an tradisi tayuban dan prostitusi sudah tak terlihat lagi.

“Kawasan yang dulu dikenal dengan nama gang Grasak itu kini berubah nama menjadi Tebuireng gang I,” kata Sugiat, Ketua Rw 09, Dusun Tebuireng gang 1, Desa Diwek, Jombang.

Dia menuturkan, keturunan Mbah Sartini pun tidak dapat ditemukan, bak hilang di telan bumi. Kawasan Tebuireng yang dulu menjadi tempat mesum, kini menjadi daerah santri, terutama jamaah nahdliyin.

Pemilihan lokasi dakwah di dekat industri kolonial Belanda selanjutnya banyak ditiru oleh para santri Kiai Hasyim Asy’ari di berbagai daerah di Pulau Jawa. KH Bisri Syansuri, mendirikan Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif, pada 1917, di Denanyar. Uniknya, pesantren ini dekat dengan Pabrik Gula Djombang Baru. Ada juga KH Abdul Karim, yang mendirikan Pesantren Lirboyo Kediri pada 1910 yang secara geografis tak jauh dari PG Mrican. Di Tulungagung, ada Pabrik Gula Modjopanggung yang dekat dengan Pesantren Menara Al-Fattah Mangunsari Kedungwaru. Pesantren ini didirikan oleh KHR Abdul Fattah pada tahun 1935.

Santri Hasyim Asyari lainnya, KH Zaini Mun’im mendirikan Pesantren Nurul Jadid di dekat PG Paiton, Probolinggo. Lalu ada Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Pajarakan, tak jauh dari PG Pajarakan. Di Jember, KH Djauhari Zawawi, merintis Pesantren Assunniyah dekat Pabrik Gula Gunungsari, Kecamatan Kencong, Jember.

Pesantren Tebuireng yang mengawali dakwah berdampingan dengan pabrik gula, berhasil melahirkan puluhan pondok sebagai upaya melanjutkan perjuangan Hasyim Asyari. Kini, berbagai pesantren itu eksistensinya justru melebihi pabrik-pabrik Belanda. Sebab, sejak dinasionalisasi pada 1957, komoditas pabrik gula terus merosot, sebagian besar bahkan sudah gulung tikar. Kondisi itu berbanding terbalik dengan kiprah pesantren yang sekarang berkembang semakin pesat. (Rokhimatul Inayah, Mahasiswi Program Studi Manajemen Universitas Hasyim Asyari Tebuireng Jombang, sedang magang di Kediripedia.com)

Tags: #belanda#headline#kolonial#pesantren#pondok#ulama
SendShare90Tweet83
Previous Post

Hari Jadi Trenggalek Ditentukan dari Prasasti Perang Kerajaan Kadiri

Next Post

Dosen Unej Mengubah Baterai Laptop Bekas Menjadi Tenaga Listrik di Lokasi Bencana Semeru

Next Post
Dosen Unej Mengubah Baterai Laptop Bekas Menjadi Tenaga Listrik di Lokasi Bencana Semeru

Dosen Unej Mengubah Baterai Laptop Bekas Menjadi Tenaga Listrik di Lokasi Bencana Semeru

Membaca Asrul Sani dan Fyodor Dostoyevski di Tulungagung

Membaca Asrul Sani dan Fyodor Dostoyevski di Tulungagung

Discussion about this post

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

8 Juni 2022
826
Bedug Kediri Jadi Alat Musik Perkusi di Brazil

Bedug Kediri Jadi Alat Musik Perkusi di Brazil

26 April 2022
2.2k

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In