BAGI Vrian Tri Widodo, menekuni hobi fotografi mainan miniatur atau action figure hanya pelepas lelah usai seharian bekerja sebagai jurnalis di Kediri. Namun siapa sangka, kegemaran yang baru dilakoni selama 3 tahun ini menarik perhatian Mitsubishi Rusia. Ketika melihat foto Vrian, perusahaan otomotif itu tertarik dengan pemanfaatan mobil keluaran pabrikan mereka di Indonesia.
“Perusahaan itu menawari kerja sama melalui Direct Message (DM) Instagram,” ujar lelaki yang sudah 18 tahun berkecimpung di dunia jurnalistik itu pada Minggu, 24 April 2022.
Ketekunan Vrian menyusun diorama berisi figur manusia dan mobil-mobilan dari bahan logam (die cast) juga berhasil menghasilkan cuan lewat platform Shutterstock. Setiap satu bulan, dia mengunggah sedikitnya 10 foto. Karya-karya itu cukup menyita perhatian dari luar negeri dan dibeli seharga ratusan dollar.
Di kancah nasional, lelaki berusia 40 tahun ini pernah memenangi beberapa perlombaan foto miniatur. Pada 2021, dia menyabet juara pertama lomba bertema kemerdekaan yang diadakan oleh komunitas fotografi mainan Fantastic Toys Art.
“Untuk mendapatkan foto yang bagus tidak perlu kamera mahal, pakai handphone saja cukup,” kata Vrian.
Kamera gawai sudah bisa menghasilkan foto berkualitas, asalkan penataan cahaya benar-benar diperhatikan. Setting lokasi seperti jalan, rumah, taman, dan pegunungan, harus terlihat natural. Sehingga, detail-detail kecil mainan yang tergolong benda mati akan tampak hidup.
Konsep yang dibuat Vrian mayoritas bernuansa kehidupan masyarakat di Indonesia. Misalnya, suasana pedesaan, simpang jalan perkotaan urban, orang menebang kayu, hingga tema 17 agustus.
Hampir seluruh objek di dalam diorama berukuran 20 x 30 sentimeter itu dirancang dari benda tak terpakai atau loakan. Lempengan besi dimodifikasi menjadi bajaj, bemo, truk pasir, dan oplet berukuran 2-3 sentimeter. Jika objek foto dirasa kurang, dia kerap meminjam mainan replika itu di toko milik adiknya yang terletak di ruko Stasiun Kediri.
“Mainan bukan sekadar benda pajangan, tapi menjadi media terciptanya karya seni,” kata pria kelahiran Klojen, Kota Malang.
Proses pembuatan seni foto mainan mirip seperti produksi film animasi Shaun The Sheep asal Inggris. Teknik fotografi yang digunakan adalah foto jarak dekat atau makro.
Hobi fotografi sudah digemari Vrian sejak duduk di bangku perguruan tinggi. Awalnya dia menekuni fotografi makro dengan objek serangga. Tersebab ingin mencari nuansa baru serta lahan untuk menjepret serangga makin berkurang, Vrian berpindah haluan ke fotografi mainan.
Di Indonesia, hobi seni fotografi mainan miniatur figur bisa dibilang masih jarang, termasuk di Kediri. Akan tetapi, Vrian yakin jika penikmat foto mainan akan selalu ada. Sebab, penyuka mainan miniatur tak hanya anak-anak tapi dari segala usia. (Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post