DENTUMAN musik rock bergema di sepanjang permainan game konsol berjudul Rising Hell. Nada-nada bernuansa seram, menantang, dan mencekam itu mengiringi petualangan tokoh Arok yang berniat membunuh raja iblis di neraka. Permainan digital ini diproduksi Tahoe Games, pembuat game digital asal Kediri, Jawa Timur.
“Musik rock metal dipilih sebagai pengiring plot agar game ini lebih memacu adrenalin,” kata Budhi Luhur, komposer soundtrack game Rising Hell, Kamis, 28 April 2022.
Berkat kepiawaiannya mengulik nada, Budhi menerima penghargaan pencipta soundtrack game terbaik di pentas nasional maupun mancanegara. Di antaranya, Best Audio dan Game in Show di Baparekraf Game Prime Award 2021. Sedangkan di level internasional, Budhi menjuarai Level Up KL SEA Games Award 2021 di Malaysia sebagai Best Audio dan Game Design. Rising Hell mengalahkan nominasi game indie lain seperti When The Past was Around, Noodle superstar, Coffe talk, Tank Brawl 2, Malice, dan The Signal State.
Pria kelahiran Padang, Sumatra Barat ini mengerjakan audio Rising Hell selama hampir setengah tahun pada 2016. Budhi merancang irama menggunakan perangkat digital seperti komputer, keyboard, serta sejumlah aplikasi musik.
“Saya bukan penggemar musik rock, jadi ketika menggarap sesuai insting saja,” ucap lelaki yang juga bekerja sebagai IT website Kediripedia.com.
Dia merasa jika musik rock amat cocok dengan isi dan jalan cerita Rising Hell. Ketika mengerjakan musik latar tersebut, dia terinspirasi dari Doom, game asal Amerika Serikat bertema perang alien.
Dalam game Rising Hell terdapat 14 original soundtrack. Tiap-tiap lagu disesuaikan dengan tempat dan fungsi adegan, mulai dari awal menu hingga perjalanan tiap babak dan ending. Misalnya lagu berjudul Hellbreaker yang muncul di tampilan menu, ada juga Claimed Throne yang diputar ketika misi sukses. Darkest Deepest ketika kalah dan layer skor diiringi New Kings. Selain itu ada Steps Along the Abyss, Green Death, dan Monstrous Symphony yang muncul sesuai karakteristik tempat.
“Karakter utama permainan memiliki musik khusus. King of the Fallen untuk Arok, Damned Duplet untuk Sydna, dan La era de diablo untuk Zelos,” ujar Budhi.
Rising Hell yang resmi dirilis pada Mei 2021 ini kerap mengikuti pameran game di luar negeri. Di antaranya, Bit Summit Kyoto Busan Indie Connect di jepang, Mix Asian Game Showcast di Amerika, dan Level Up KL di Malaysia. Ajang penghargaan di Malaysia itu cukup monumental bagi Tahoe Games karena meraih sejumlah penghargaan.
Robertus R Haris, Co Founder Tahoe Games mengatakan, dalam pembuatan game mereka dibantu oleh Toge Production. Pengembang dan Penerbit permainan video asal Tangerang ini banyak membantu pembiayaan operasional dan penerbitan game di Studio Tahoe.
Menurut Haris game yang digarap selama 5 tahun ini banyak diminati player di luar negeri. Game tersebut dapat ditemui di Steam, PS4, X-box One, dan Nintendo Switch. Di pasar online Steam, permainan ini sudah diunduh hampir 10 ribu kali.
“Paling laku di luar negeri terutama Cina, Jepang, dan Amerika,” ungkapnya.
Lewat tata visual dan musik yang menarik, Rising Hell pernah dipromosikan oleh Shuhei Yoshida, Presiden Sony’s Worldwide Studios untuk Sony Computer Entertainment Inc. Melalui postingan twitternya, Shuhei memasang foto sampul akun twitternya dengan poster Rising Hell. Dalam tulisan di deskripsi bio-nya, Presiden Sony mengajak para pecinta game di dunia untuk memainkan game asal Kediri itu. (Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post