SORE itu, Agus Mujiono baru saja pulang dari kesehariannya bekerja sebagai kuli bangunan. Ketika hendak melepas penat di kursi ruang tamu, dari gawainya tiba-tiba muncul notifikasi. Seekor ular sepanjang 2 meter masuk ke permukiman warga di Dusun Temboro, Desa Plaosan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
Agus segera merespon pesan itu. Baju kuli bangunan segera ditanggalkan, berganti kostum bertuliskan TANTULAR (Team Bantuan Penanganan Tawon dan Ular). Dari rumahnya di Desa Pule, Agus bergegas menuju lokasi penemuan ular.
Sekitar 30 menit berkendara motor, Agus tiba di rumah Akung Saputro, pria yang melapor ke TANTULAR. Hewan melata itu ternyata sedang bergelantungan di pohon mangga. Agus dengan cepat memanjat pohon, dan ular segera diamankan.
“Ini ular sowo manuk, kalau digigit bisa demam 3 hari,” kata Agus pada Kediripedia.com di lokasi penemuan ular, Kamis, 7 Desember 2023.
Meski bisanya tidak mematikan, Akung Saputro, sang pemilik rumah tetap merasa panik. Dia melihat ular itu ketika merapikan dahan dan ranting pohon di belakang rumahnya.
Awalnya Akung hendak menghubungi tim Pemadam Kebakaran (Damkar). Namun, niat itu dia urungkan setelah mengetahui keberadaan TANTULAR dari facebook. Dia tak menyangka pesan direspon begitu cepat, tidak sampai satu jam ular bisa diatasi.
“Kalau tadi saya kontak Damkar belum tentu secepat ini, mungkin besok baru ditanggapi,” ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu.
Akung merasa sangat terbantu dengan kedatangan Agus. Di tempatnya tinggal, keberadaan hewan liar, utamanya ular cukup meresahkan. Dia juga masyarakat sekitar masih minim wawasan, misalnya membedakan mana ular berbisa dan mana yang tidak. Jika bertindak sembrono, sudah pasti membahayakan.
Hadirnya Agus dan personil TANTULAR lainnya menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Komunitas ini berdiri pada 2021. Bermula dari sekadar hobi pada hewan reptil, mereka sepakat membentuk perkumpulan yang bergerak melakukan edukasi dan penyelamatan hewan liar.
“Di Kediri belum ada lembaga yang khusus menangani ular dan tawon, dari situ kami tergerak,” kata Muslih Ramelan, ketua sekaligus pendiri komunitas TANTULAR.
Seluruh personil komunitas merupakan anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna), organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Jumlah personil yang tergabung kini mencapai 100 orang, tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten Kediri.
Para penjinak ular ini siap dihubungi 24 jam. Kontak anggota di berbagai daerah di Kediri bisa dilihat di akun facebook dan instagram milik TANTULAR atau bisa langsung menghubungi nomor Agus 085707517786.
Pada pertengahan tahun 2023, TANTULAR dinaungi Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PCNU Kabupaten Kediri. Selain bertugas membantu masyarakat di bidang penanganan ular dan tawon, organisasi ini juga aktif menjadi relawan. Salah satunya, operasi pencarian orang hilang. Terbaru, TANTULAR berhasil menemukan jasad orang yang tersesat selama tujuh hari di Gunung Kelud pada November 2023.
“Dalam menjalankan tugas kami tidak memungut biaya, kalau ada yang memberi uang kami masukkan ke kas komunitas,” kata Ramelan.
Ular dan tawon yang sudah dievakuasi dari rumah warga tidak semuanya disimpan. Di penangkaran yang terletak di rumah Agus, terdapat 20 jenis ular untuk keperluan edukasi ke masyarakat. Jika ada panggilan mengisi kegiatan di sekolah, hewan-hewan itu dijadikan peraga.
Kebanyakan, ular tangkapan dirilis di kawasan yang jauh dari permukiman. Sedangkan untuk ular tikus atau ptyas korros tidak dilepas ke hutan, namun dikembalikan ke persawahan. Sebab, ular ini tidak berbisa dan dapat membantu petani mengatasi hama tikus. (Moh. Yusro Safi’udin)
Discussion about this post