BELASAN pria bersarung memadati sebuah kedai bercat merah marun. Mulai dari remaja hingga kaum tua berdiri mengantre. Tiap malam, Warung Mie Jamiah di Desa Wonorejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri tak pernah sepi pengunjung.
Kedai yang dikelola Sumaji dan Jamiah ini berdiri pada 1993. Menu yang disajikan hanya satu, yakni mie goreng. Dengan harga Rp 4.000, pelanggan bisa menikmati sepiring mie dengan toping suwiran daging ayam.
“Di sini terkenal harganya murah, porsinya banyak,” kata Sumaji, Sabtu, 29 Maret 2025.
Pria yang akrab disapa Mbah Ji menjelaskan, bahan dasar makanan di warungnya adalah remahan mie instan. Mie yang sudah hancur berupa potongan-potongan kecil itu didapatkan dari pabrik. Mbah Ji mengolahnya jadi makanan dengan bumbu seperti irisan bawang putih, bawang merah, dan garam.
Pelanggan warung mayoritas dari kalangan anak muda. Kedai ini terletak di tengah perkampungan, namun berdekatan dengan sekolah, pondok pesantren, dan kampus. Sehingga, warung itu cukup populer bagi para pelajar, mahasiswa, dan warga Kediri selatan.

“Tempatnya lumayan nyaman seperti makan di rumah sendiri,” ucap Fatoni, salah seorang pelanggan.
Menurutnya, mie goreng ini cocok untuk kantong pelajar dan mahasiswa. Misalnya sedang lapar saat malam tapi uang menipis, tempat ini bisa jadi solusi.
Tidak ada meja dan kursi di warung tersebut. Namun, pengunjung disediakan tikar dan karpet. Jika di dalam rumah penuh, alas bisa dibeber di teras maupun halaman.
Kediripedia.com berkesempatan mencicipi seporsi mie seharga Rp 4000 itu. Teksturnya tak seperti mie goreng biasanya. Remahan yang dicampur bumbu dan saos itu hampir mirip nasi.
Rasanya agak hambar, hanya didominasi asin. Sensasi gurih baru muncul ketika makanan dicampur sambal bubuk kemasan. Masyarakat Kediri menilai Mie Jamiah sudah legendaris, namun tak sedikit yang menganggapnya salah satu kuliner ekstrem.
Meski begitu, Mie Jamiah memiliki tempat tersendiri di hati pelanggan setianya. Sebuah kedai sederhana dengan porsi mengeyangkan tapi harganya terjangkau. Warung tersebut buka pada jam enam sore sampai tiga dini hari, tutup tiap hari kamis. (Devi Armandasari, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP Kediri, sedang magang di Kediripedia.com)
Discussion about this post