• HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
Saturday, 17 May 2025
Kediripedia.com
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home PEOPLE

Ketupat yang Bergelayutan di Vespa Transformer

28 May 2020
in PEOPLE
Reading Time: 3 mins read
0

JIKA kebanyakan penjual ketupat berada di pasar atau lapak-lapak di pinggir jalan, lain halnya dengan yang dilakukan Kristanto Eka Putra. Ia menjajakan makanan khas Nusantara yang biasa disantap saat Idul Fitri di atas Vespa. Scooter modifikasi yang ia namai “Transformer 4.0” itu sejatinya ialah kedai portable untuk usaha warung kopi. Khusus tiap musim lebaran, kedai yang menempel di bodi Vespa PX ini hanya menawarkan aneka dagangan ketupat.

“Warung saya menjual ketupat hanya pada hari kedua sampai hari kedelapan Lebaran saja, setelah itu jualan kopi seperti biasa lagi,” kata pria yang akrab disapa Eka itu pada Rabu, 27 Mei 2020.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Fotografer Tim Nikon Squad Hijrah ke Kediri

Madjid Panjalu, Dalang Cilik dari Kediri

Jelang Mudik Lebaran, 20 Titik Jalan Berlubang di Kota Kediri Diperbaiki

Kedai Vespa Transformer milik Eka menggaet pembeli dari warga yang melintas jalan Teuku Umar, Kota Kediri. (Foto: Yusuf)

Warungnya dibuka mulai pukul delapan pagi hingga menjelang Isya’, di jalan Teuku Umar, Kota Kediri, Jawa Timur. Berdiri tepat di depan SDN Ngadirejo 1, di kawasan Ngadisimo, Kecamatan Kota.

Eka mematok harga per 10 biji ketupat matang sebesar 30.000 Rupiah. Sedangkan untuk anyaman janur atau selongsong ketupat dihargai 7.000 Rupiah per 10 biji. Sementara sayur dan lauknya dijual dengan nilai yang bervariasi.

Lelaki yang selalu pakai topi rasta itu menjalani rutinitas jualan ketupat sejak tahun 2007. Awalnya hanya untuk mendukung usaha istrinya, Supriyani, yang sehari-hari menjajakan ketupat sayur di pasar Ngadisimo. Tambahan pundi-pundi rupiah yang berhasil ia kumpulkan tiap musim Lebaran, membuat usaha sampingan itu masih melaju sampai sekarang.

Kedai Vespa Transformer hanya menjual ketupat pada hari kedua sampai hari kedelapan tiap musim Lebaran. (Foto: Yusuf)

Namun omset penjualan ketupat kali ini cenderung sepi, seiring dengan derasnya terjangan wabah Covid-19 di tengah perayaan Idul Fitri. Meski begitu, Eka bersyukur serangan pagebluk itu tidak melunturkan tradisi kupatan di Indonesia. Hal itu terlihat dari sirkulasi pembeli di warung vespa miliknya.

“Masih ada pelanggan datang, mayoritas membeli selongsong ketupat,” katanya.

Bassis grup band Dupa ini memaklumi bila para pelanggan memilih memasak ketupat sendiri. Selain langkah itu paling aman dalam menanggulangi penyebaran virus corona, kedainya juga tidak melayani pembeli yang berniat makan di lokasi. Hal tersebut terpaksa dilakukan untuk menjaga diri dan mengurangi risiko infeksi Covid-19 di warung vespa miliknya.

Mayoritas pelanggan membeli selongsong ketupat (Foto: Yusuf)

Sepi atau ramai, apa yang dilakukan Eka itu membuktikan pandemi tidak mampu menggerus eksistensi kupat dari budaya Indonesia. Menyantap hidangan pelengkap saat merayakan Lebaran ini, menjadi kegembiraan baru kala rasa was-was menghantui masyarakat luas akibat ancaman virus corona.

“Masih banyak yang ingin buat kupat, tapi jarang ada yang jualan selongsong kupat karena wabah corona,” kata Muhaimi Siti Rahmawati, salah satu pembeli ketupat di warung Vespa Transformer 4.0 milik Eka. (M Yusuf Ashari)

Tags: #headlineIdul FItriketupatkupatlebaranpeoplevespa
Previous Post

Idul Fitri 2020 Ditandai Munculnya Imam Salat Id Rumahan di Seluruh Dunia

Next Post

Lebaran dengan Jalan Desa yang Ter-Lockdown

Next Post
Lebaran dengan Jalan Desa yang Ter-Lockdown

Lebaran dengan Jalan Desa yang Ter-Lockdown

Bermasker, Tanda Cinta Kita untuk Keselamatan Umat Manusia

Bermasker, Tanda Cinta Kita untuk Keselamatan Umat Manusia

JELAJAHI

  • BISNIS (108)
  • DESTINASI (95)
  • EDUKASI (85)
  • KOMUNITAS (191)
  • KULTUR (202)
  • PEOPLE (218)
  • SURYAPEDIA (82)
  • Uncategorized (6)
  • Video (2)
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

SOSIAL MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA