MEMASUKI bulan ketiga sejak pemberlakukan status bencana nasional akibat virus corona, pemerintah dan masyarakat di seluruh pelosok tanah air terus meningkatkan upaya pencegahan. Selain menggencarkan sosialisasi penggunaan masker, cuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak antarmanusia; upaya lain juga dilakukan untuk membatasi persebaran virus yang popular dengan sebutan Covid-19. Salah satunya melakukan pemblokiran jalan, terutama yang berada di kawasan pedesaan.
Selama bulan puasa Ramadan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri 2020, penutupan jalan semakin marak. Palang-palang bambu disertai banner bertuliskan larangan masuk dipasang di semua jalan desa. Bahkan lorong penghubung ke kawasan persawahan dan tegalan pun tak luput dari penutupan.
“Masuk ke desa kami hanya bisa lewat satu pintu, sehingga jalur ke sawah yang bisa jadi jalur terobosan, kami tutup total juga,” kata Aris Purwanto, relawan Covid-19 Desa Jemekan, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Kamis 28 Mei 2020.
Usai salat Id seluruh jalan juga tetap diblokir sehingga tidak ada aktivitas silaturahmi dan bermaafan. Menurut Aris, hal itu sebaiknya dilakukan secara daring. “Orang luar yang boleh masuk kampung kami hanya yang berkaitan dengan pengiriman bahan pangan, itupun wajib melalui pemeriksaan kesehatan,” kata Aris.

Petugas Covid-19 memberlakukan lockdown desa selama sembilan hari sejak Hari Raya Idul Fitri. Penjagaan satu pintu dilakukan selama 24 jam dengan tiga pergantian petugas tiap delapan jam. Warga yang keluar masuk desa diperiksa suhu tubuhnya, diberi hand sanitizer, dan diberi masker apabila tidak memakai. Di pos penjagaan disediakan tendon air dan sabun untuk cuci tangan. Warga juga diminta memberi keterangan perihal kepentingannya keluar masuk desa.
Antisipasi penularan virus corona juga dilakukan dengan memberlakukan jam malam. “Ini sekaligus untuk meningkatkan keamanan desa kami selama wabah corona masih berlangsung,” kata Aris.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Kabupaten Kediri, Ahmad Chotib dalam siaran pers 27 Mei 2020 menyebutkan, dari 96 kasus terkonfirmasi positif di Kabupaten Kediri, sebagian besar berasal dari daerah lain. “Dari kasus tersebut berakibat pada penularan ke orang lain atau transmisi lokal,” kata Ahmad Chotib.
Dia minta agar masyarakat serius menerapkan protokol pencegahan secara ketat terutama ketika harus beraktivitas di luar rumah. Tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, memakai masker, dan menjaga kesehatan. “Semoga pandemi segera berakhir,” katanya. (M Yusuf Ashari)
Discussion about this post