• HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
Saturday, 18 October 2025
Kediripedia.com
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home EDUKASI

Mereka yang Menari Tanpa Mendengarkan Musik Pengiring

29 Apr 2022
in EDUKASI
Reading Time: 2 mins read
0
Mereka yang Menari Tanpa Mendengarkan Musik Pengiring

ALUNAN irama gendhing Jawa mengiringi gerak tiga penari perempuan. Nokha Salsa Bila, Listifatul Hidayah, dan Retno Dwi Cahyani,  memainkan tarian Garuda Nusantara dengan amat ekspresif dan percaya diri. Mereka bergerak kompak mementaskan berbagai formasi tarian seperti lazimnya penari profesional.

Namun, siapa yang menyangka jika ketiga penari ini adalah penyandang disabilitas tuna rungu. Mereka merupakan murid SMA dan SMP di Sekolah Luar Biasa Budi Mulya, Desa Sumberejo, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Filsuf Kecil dari Baubau: Kisah Ahmad AB dengan Keistimewaan Sindrom Savant

Liputan Kolaborasi Penyelamatan Hutan Pulau Sipora Mentawai

Imbas Kerusuhan, Pembelajaran di Sekolah dan Kampus Kota Kediri Dialihkan ke Daring

“Kami membuat kode khusus agar gerakan tari mereka sesuai dengan tempo lagu,” ujar Suyati, guru sekaligus pelatih ekstrakulikuler tari di SLB Budi Mulya, Rabu 27 April 2022.

Ketika musik diputar, perempuan 44 tahun itu berdiri di antara penonton untuk menyampaikan isyarat berupa gerakan tangan. Kode tersebut memungkinkan seseorang dengan keterbatasan pendengaran, bisa mementaskan gerak tari selaras dengan iringan lagu.

Misalnya, saat Suyati membuat gerakan membuka dan menutup telapak tangan, itu menandakan dimulainya pentas. Selain itu, tepukan tangan digunakan untuk mengakhiri satu pola tarian lalu berganti ke pola selanjutnya.

Pentingnya kode tersebut, membuat pandangan para penari tak boleh lepas dari gerakan tangan Suyati. Sebelumnya, mereka sudah menghafal seluruh koreografi dalam metode hitungan. Sehingga, pada saat tertentu penari harus melirik ke arah penonton agar pementasan lebih terlihat atraktif dan komunikatif.

 “Kunci kesuksesan penampilan tari ini terletak pada saat latihan,” kata Suyati.

Sebelum melakukan latihan, murid-murid itu akan menonton video seni tari. Upaya itu dilakukan agar mereka punya referensi saat mempelajari setiap detail gerakan dasar tari. Misalnya koreografi stilatif atau gerak tarian halus dan indah, serta improvisasi lainnya.

Dalam setiap pertemuan, mereka hanya berlatih 3 sampai 4 gerakan. Pola itu terus diulang hingga benar-benar hafal, baru kemudian berlanjut ke gerakan selanjutnya. Untuk satu pementasan tari, waktu yang dibutuhkan sekitar 2 bulan.

Ketika memberikan arahan dan memotivasi, Suyati menggunakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). Agar proses latihan terasa cair dan asyik, candaan kerap dilontarkan di sela-sela latihan.

“Sejak awal kami sudah menanamkan kepercayaan diri, hal itu juga amat penting agar mereka bisa mementaskan tari seperti anak-anak yang lain,” ucap Suyati.

Tiga penari difabel tuna rungu tersebut beberapa kali tampil pada perayaan hari besar nasional di Kediri dan sejumlah daerah lainnya. Di antaranya, pementasan tari lenggang poyang di Balai Besar Rehabilitas Sosial Penyandang Disabilitas Interlektual (BBRSPDI) Kartini di Temanggung, Jawa Tengah. (Ryan Dwi Candra)

Tags: #EDUKASI#headline#Kediri
Previous Post

Foto Miniatur Jurnalis Kediri Diminati Perusahaan Otomotif Rusia

Next Post

Pencipta Soundtrack Game Asal Kediri Raih Penghargaan Internasional

Next Post
Pencipta Soundtrack Game Asal Kediri Raih Penghargaan Internasional

Pencipta Soundtrack Game Asal Kediri Raih Penghargaan Internasional

Mahasiswa Berbisnis Palugada di Dunia Online Makin Marak

Mahasiswa Berbisnis Palugada di Dunia Online Makin Marak

Discussion about this post

JELAJAHI

  • BISNIS (108)
  • DESTINASI (106)
  • EDUKASI (89)
  • KOMUNITAS (203)
  • KULTUR (214)
  • PEOPLE (239)
  • SURYAPEDIA (84)
  • Uncategorized (7)
  • Video (2)
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

SOSIAL MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA