DUDUK di kursi roda, Andhadya Anggraini mengolesi telapak tangannya dengan skincare bermerk Scarlett. Andha, sapaan akrabnya, memastikan cairan pelembab itu benar-benar membuat kulit tampak cerah. Aktivitas mengecek kelayakan kosmetik ini merupakan rutinitasnya setiap malam. Sebab, keesokan harinya produk itu akan divideokan menjadi konten.
Ibu satu anak itu sehari-hari membuat video seputar produk kecantikan. Pekerjaan ini populer juga disebut beauty conten creator. Sejak lahir, warga Dusun Cangkreng, Banjaranyar, Kras, Kabupaten Kediri ini, divonis mengidap Cerebral Palsy. Namun, dia membuktikan bahwa menjadi seorang tuna daksa masih bisa bekerja selayaknya orang normal.
Meski hanya bisa duduk di kursi roda, Andha aktif memproduksi konten. Video ulasan skincare hingga makeup, rutin diunggah ke platform media sosial Facebook @Andhadyangraini, serta Tiktok, Lemon8, dan Instagram @andhadya.
“Awalnya saya diajari teman bagaimana cara membuat video, setelahnya belajar dari YouTube,” kata Andha ketika ditemui Kediripedia.com di rumahnya, Kamis 18 Oktober 2023.
Wanita 35 tahun ini mulai menekuni dunia audio visual pada 2020. Awalnya, dia hanya bekerja sebagai reseller produk. Namun, konten buatan Andha ternyata menarik perhatian brand kosmetik ternama. Scarlett, Vaseline, Makarizo, Elsheskin, Rated Green, kerap memintanya mengenalkan produk atau endorse. Dari situ, namanya sebagai konten kreator mulai dikenal.
Perjalanan menjadi conten creator tentu tidak berjalan mulus. Selain harus kreatif dan kaya ide, Andha masih sering menerima cibiran karena keterbatasan yang dia miliki. Akan tetapi, hal itu tak menyurutkan langkahnya terus aktif mengembangkan bisnis kosmetik.
“Ada beberapa grup kecantikan yang saya ikuti masih cenderung memandang fisik,” ujarnya.
Andha tak pernah belajar videografi secara formal. Pencahayaan, angle kamera, dan warna gambar, dipelajarinya secara otodidak. Bermula dari trial and error, dia berhasil menemukan metode bagaimana memproduksi konten agar menarik.
Produksi video mengandalkan pencahayaan alami dari sinar matahari. Dia memanfaatkan teras rumah sebagai studio membuat konten. Sedangkan untuk kelengkapan alat serta pengambilan gambar, Andha dibantu Dedy Hardiansyah, suaminya.
Bahan-bahan konten dipersiapkan pada malam hari. Sehingga, ketika pagi bisa langsung eksekusi. Biasanya produksi dimulai dari jam 6 sampai 7 pagi, atau sebelum suaminya berangkat bekerja di peternakan ayam.
“Saya sepenuhnya mendukung aktivitas istri, yang terpenting dia suka dan nyaman menjalaninya” kata Dedy.
Dia menerangkan, istrinya adalah perempuan spesial. Dedy setia menemani Andha di setiap kegiatan difabel di tingkat kabupaten hingga provinsi. Termasuk, ketika Andha ditunjuk mewakili PDKK (Perkumpulan Disabilitas Kabupaten Kediri) dalam acara Workshop Literasi Digital Inklusi di Unair Surabaya pada September 2023.
Andha kini menikmati pekerjaannya beauty content creator. Dari aktivitasnya itu, dia mampu membantu perekonomian keluarga. Menurutnya, keterbatasan bukan alasan bagi penyandang disabilitas menjadi insan produktif. Teknologi membuka kesempatan bagi siapa saja, termasuk orang-orang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan bisnis. (Moh. Yusro Safi’udin)
Discussion about this post