UDARA sejuk dari AC berhembus melewati sela-sela rak yang berisi ribuan buku. Lorong-lorong lemari buku gedung lantai 3 Perpustakaan Umum Kota Kediri tampak lengang. Hanya ada 4 siswa yang memelototi buku di bilik baca. Sedangkan di meja panjang yang dilengkapi kursi berderet, hanya terdapat seorang mahasiswi yang tengah mengerjakan tugas.
“Pengunjung setiap hari rata-rata kurang dari 100 orang,” kata Dyah Nur Wahyuni, Pustakawan Perpustakaan Umum Kota Kediri, Selasa, 11 Juni 2024.
Perempuan lulusan D3 Universitas Airlangga itu menyebut, jumlah kunjungan ke perpustakaan kini menurun. Menurutnya, angka kedatangan masyarakat berkurang akibat Covid-19. Selama masa pandemi perpustakaan ditutup selama 2 tahun dan hanya melayani peminjaman online. Ketika dibuka kembali, jumlah pengunjung belum ada peningkatan.
Para pengelola Perpustakaan Kota Kediri sudah berupaya menggencarkan promosi agar masyarakat tertarik mendatangi perpustakaan. Di antaranya melalui kegiatan pameran buku, lomba menulis tingkat pelajar, dan konten-konten di media sosial.
“Promosi dilakukan melalui media sosial karena anggaran APBD untuk perpustakaan jumlahnya tidak banyak,” kata Jati Utomo, Kepala Bidang Perpustakaan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Kediri.

Menurut Jati, Perpustakaan Kota Kediri saat ini juga belum memenuhi standar nasional. Sebab, poin penilaian yang paling mempengaruhi akreditasi itu adalah angka kunjungan masyarakat.
Jumlah pengunjung per bulan ini akan diakumulasi setiap tahun. Jika totalnya mencapai separuh penduduk kota, maka perpustakaan baru bisa dikatakan berstandar nasional. Saat ini, angka kunjungan sekitar 18 ribu orang per tahun. Sedangkan penduduk Kota Kediri berjumlah 293.950 jiwa.
“Fasilitas dan koleksi buku tiap tahun kami tambah,” kata Jati.
Untuk meningkatkan minat baca masyarakat, perpustakaan menerapkan beberapa program layanan. Misalnya membuka lapak baca di titik-titik keramaian seperti area taman kota serta event Car Free Day setiap minggu. Program lainnya adalah layanan antar buku bagi anggota melalui aplikasi E-Pusda Kota Kediri.
Perpustakaan yang diresmikan pada tahun 1966 ini memiliki koleksi 21.336 judul dan 47.402 buku. Jumlah itu sudah mencakup semua bacaan, mulai yang berbentuk fisik hingga online. Fasilitas di ruang baca kini dilengkapi internet gratis. Di lantai 2 terdapat ruangan khusus anak, sedangkan di lantai 3 terdapat 12 bilik baca serta 31 kursi. Perpustakaan buka pada hari Senin-Jumat Mulai jam 8 pagi hingga 8 malam, khusus Sabtu jam 5 sore tutup.
Perpustakaan di Jalan Diponegoro Kota Kediri ini juga menyimpan buku-buku bersejarah. Antara lain buku “Di Bawah Bendera Revolusi” karangan Soekarno hingga naskah kuno “Serat Centhini”.

“Dari pada fasilitas, seharusnya perpustakaan semakin sering menambah koleksi buku bacaan,” kata Wahyu Purnomo, salah satu pengunjung.
Pria lulusan Politeknik Kediri itu sudah lebih dari sepuluh tahun terdaftar sebagai anggota Perpustakaan Kota Kediri. Menurutnya, koleksi bacaan memang mencapai puluhan ribu, namun buku-bukunya didominasi pelajaran tingkat sekolah dasar.
Dia menambahkan, minat orang-orang berkunjung ke perpustakaan akan meningkat seiring tersedianya koleksi buku yang beragam misalnya novel, majalah, jurnal, hingga ensiklopedia. Jika itu terjadi, berbagai elemen masyarakat seperti akademisi, sejarawan, budayawan, tokoh agama, dan jurnalis, tentu akan berdatangan meramaikan perpustakaan. (Dimas Eka Wijaya)
Discussion about this post