GEMA adzan berkumandang, pertanda segera dimulainya ibadah salat Jumat di masjid Pondok Pesantren Al-Alawi, Banjarmlati, Kota Kediri. Para santri keluar dari kamar, disusul ratusan warga yang berbondong-bondong menuju masjid di pinggir Sungai Brantas itu. Tak berselang lama, seluruh shaf atau barisan telah terisi, mereka bersama-sama duduk tafakur mendengarkan khotbah.
Jika umumnya khotbah dibacakan dengan Bahasa Indonesia atau Jawa, ceramah Jumat di masjid ini dibawakan dengan Bahasa Arab. Kiai Syihabuddin Abdul Khayyi, pengasuh Ponpes Al-Alawi menyampaikan khotbah dengan lantang. Suaranya sedikit parau, tapi amat fasih melontarkan kalimat demi kalimat berbahasa Arab.
Ulama yang akrab disapa Mbah Syi menjelaskan, khotbah berbahasa Arab sudah menjadi tradisi. Dia hanya meneruskan kebiasaan tersebut dari para pengasuh pesantren terdahulu.
“Bahasa Arab itu bahasa yang utama dalam Islam,” ujar Mbah Syi saat ditemui di kediamannya pada Rabu 29 Juni 2022.
Khotbah Jumat berbahasa Arab menjadi salah satu materi pendidikan di ponpes Al-Alawi. Setiap Kamis malam, puluhan santri bersama-sama mempraktekkan ceramah bahasa Arab. Pembelajaran tersebut dapat menjadi sarana untuk semakin mendalami kitab Al-Qur’an dan hadist.
Dalam kajian sejarah, Ponpes Al-Alawi diyakini sebagai pesantren tertua di Kediri. Berdiri sejak abad 18, sejumlah ornamen klasik masih dapat dijumpai di masjid ini. Limasan pendopo dengan empat tiang utama bernuansa Jawa Kuno masih berdiri kokoh. Selain itu, terdapat bedug dan kentongan besar dari kayu jati tua.
Pesantren yang dirintis Kiai Ambiya ini juga cukup dikenal karena melahirkan tokoh ulama pondok pesantren di Kediri. Antara lain Ponpes Lirboyo, Ponpes Wahidiyah Kedunglo, Ponpes Jampes, hingga Ponpes Batokan. Gus Maksum Lirboyo, salah satu tokoh ulama yang populer di Kediri tercatat sebagai kerabat dekat Ponpes Al-alawi.
Selain Ponpes Al-Alawi, khotbah Jumat bahasa Arab juga diterapkan di Pondok Pesantren Jampes di Desa Putih, Kecamatan Gampengrejo, Kota Kediri. Sama seperti Mbah Syi, Kiai Munif Muhammad, pengasuh Ponpes Jampes menerapkan khotbah bahasa Arab karena mengikuti tradisi dari para ulama pendahulu.
“Jadi sejak mbah-mbah dulu sudah khotbah dengan bahasa Arab,” kata Kiai Munif.
Pesantren yang terkenal akan kitab karangan Syekh Ihsan Sirajud Thalibin itu tetap memakai bahasa Arab, mulai dari rukun khotbah, isi, maupun doa. Sedangkan pesantren lain di Kediri yang menggunakan bahasa Arab sebagai khotbah yaitu Ponpes Darul Hikam, Bendo, Pare. (Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post