HAMPIR dua bulan sejak pandemi virus corona melanda Indonesia, Irfan Zaky beternak ayam Jawa Super. Kegiatan baru yang dikerjakan guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Kediri itu bukan semata-mata karena hobi dan kebutuhan ekonomi. Tapi untuk mengisi waktu senggang selama tinggal di rumah demi menghindari serangan wabah.
“Hitung-hitung mengurangi rasa jenuh berhari-hari tinggal di rumah,” katanya Irfan pada Kamis, 23 April 2020.
Beternak unggas pedaging yang populer disebut Joper itu dijalani Irfan di sela rutinitas merampungkan tugas mengajar dari sekolah dan berbagai kegiatan lain. Mulai dari menggarap sawah hingga mendampingi kedua anaknya di rumah. Ia mengaku, pandemi Covid-19 telah mengubah sebagian besar aktivitasnya. Namun ia tidak punya pilihan selain tetap bekerja walau dalam ruang yang terbatas.
Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo ini berharap persebaran virus corona tidak meluas sampai mengunci wilayah kampungnya. Karena bila daerahnya terisolir akan berpotensi menghentikan gerak kehidupan semua orang.
“Meski tidak sepenuhnya bebas, saya bersyukur sampai hari ini masih bisa melakukan banyak hal di lingkungan saya,” ujar warga Dusun Pesing, Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri itu.
Hingga pertengahan April 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menyetujui 21 daerah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Wilayah Surabaya Raya, Jawa Timur, yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik menjadi kawasan baru yang menerapkan sistem lockdown itu karena terjadi peningkatan jumlah kasus persebaran virus corona.
Mengingat dampak signifikan pada semua sektor vital masyarakat, dalam satu kesempatan Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, menyampaikan akan berupaya agar PSBB tidak sampai berlaku di Kota Kediri. Usaha itu akan berhasil bila seluruh warga patuh dan disiplin pada protokol pencegahan penyebaran virus corona.
“Tapi beberapa hari ini, saya melihat kondisi Kota Kediri mulai ramai lagi, warga mulai menggampangkan (ancaman Covid-19),” kata Wali Kota yang akrab disapa Mas Abu ini.
Ia menegaskan bahwa sampai saat ini semua kebijakannya terkait penanggulangan Covid-19 masih berlaku. Baik menyangkut aturan kegiatan masyarakat, penyelenggaraan ibadah, hingga ketentuan usaha warung makan dan kedai kopi. Mas Abu terus menyerukan pada warganya agar selalu menjaga diri dengan physical distancing dan tetap berada di rumah.
“Saya tahu semua akan bosan, tapi bila kita mampu melakukan bersama-sama, Insyaallah bisa memutus mata rantai Covid-19,” katanya. (Naim Ali)