DI masa pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir, upaya melawan penyebaran virus corona menjadi tugas bersama. Artinya, penangangan wabah Covid-19 tak bisa hanya bertumpu pada pemerintah saja. Butuh sinergi, saling bahu-membahu, dan bergotong royong sesuai kapasitas serta kemampuan dari seluruh lapisan masyarakat.
Saat awal meruyaknya pandemi corona, Pemerintah Kota Kediri membentuk wadah donasi bernama Sinergi untuk Jaring Pengaman Sosial (Si Jamal). Dengan berdirinya Si Jamal, segala bentuk bantuan dari masyarakat akan ditampung, kemudian langsung diberikan ke warga terdampak corona.
“Agar penyaluran bantuan itu efektif, wadah tersebut terhubung langsung dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19,” kata Fauzan Adima, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri, Rabu, 1 April 2020.
Menurut Fauzan, aksi menggalang bantuan itu dilakukan bersama lima perwakilan dari lembaga amal. Di antaranya Rumah Zakat, Baitul Maal Hidayatullah (BMH), Lembaga Manajemen Infaq (LMI), Yatim Mandiri, dan Nurul Hayat.
Sejak Si Jamal mulai beroperasi, aliran bantuan mengalir dari berbagai layer masyarakat. Perusahaan swasta, komunitas, ormas, hingga warga biasa, mengirimkan sejumlah donasi untuk diberikan ke para korban.
Di antaranya, pada Kamis 14 Mei 2020, Pabrik Gula Pesantren Baru melalui General Manager Ir. Bambang Hari Nugroho memberikan bantuan berupa gula pasir sejumlah 10 ton. Beberapa hari kemudian, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek yang diwakili Abdul Iman menyerahkan donasi 1 ton ikan kepada tenaga medis di RSUD Gambiran. Bantuan-bantuan tersebut diterima secara simbolis oleh Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar di Balaikota Kediri.
Bantuan juga datang dunia perbankan. Bank Jatim cabang Kediri memberikan bantuan sembako senilai 90 juta. Bahan pokok tersebut dibagikan ke mahasiswa yang berasal dari luar Kota Kediri, terutama yang tidak bisa mudik. Agar memudahkan penyaluran bantuan, pihak Bank Jatim bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Kediri. Bantuan disalurkan secara bertahap sesuai protokol kesehatan.
“Kami hanya sebagai penyalur, untuk bantuan yang diberikan kalau dirupiahkan senilai Rp 200 ribu per mahasiswa,” kata Siswanto, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, Selasa, 9 Juni 2020.
Selain dari perusahaan, warga Kota Kediri juga ikut tergerak memberikan uluran tangan kepada korban terdampak corona. Masker, hand sanitizer, hingga bantuan berupa sembako dan sayuran, disalurkan melalui Gugus Tugas maupun secara mandiri.
Seperti yang dilakukan warga Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Mereka menyediakan semacam etalase gantung berisi sembako. Lewat media tersebut, siapa saja boleh berdonasi dan bagi yang membutuhkan bisa mengambil secukupnya. Upaya ini dilakukan untuk membantu warga Kediri yang mengalami penurunan pendapatan akibat corona.
Apa yang dilakukan warga Kecamatan Mojoroto itu hanya satu dari ratusan bahkan ribuan gerakan solidaritas antarwarga di Kota Kediri. Kesadaran saling membantu itu dipercaya akan terus bergulir di masa pandemi yang belum ada tanda-tanda akan berakhir. Selain Gugus Tugas pemerintah, peran aktif masyarakat adalah bagian dari garda depan perjuangan melawan Covid-19. Bukan hanya melalui solidaritas menggalang bantuan, tapi juga dengan tetap mematuhi protokol kesehatan agar penyebaran virus tidak semakin luas. (M Yusuf Ashari)