BAGI kebanyakan orang, menjadi PNS atau Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pekerjaan idaman. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi Taufan Hidayat. Usai susah payah meraih profesi sebagai abdi negara, pria asal Kediri, Jawa Timur ini justru resign atau mundur dari jabatannya. Dokter umum itu kini banting setir menekuni dunia ternak kambing.
“Usaha kambing saya pilih karena terinspirasi dari kisah Nabi Muhammad dan Nabi Musa yang semasa hidup bekerja sebagai penggembala kambing,” kata Taufan, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Dokter lulusan S2 Universitas Brawijaya Malang ini mengundurkan diri sebagai ASN pada 2021. Sewaktu menjadi ASN, dia sempat berdinas di Puskesmas Pelas di Kecamatan Kras Kabupaten Kediri.
Usaha kambing yang diberi nama Barokah Farm sejatinya sudah dirintis Taufan sejak 2014. Namun, setelah melepas jabatannya, sekarang dia lebih fokus mengelola bisnis jual beli hewan mamalia itu.
Menurut lelaki 38 tahun ini, beternak kambing lebih menjanjikan dari pada menjadi ASN. Dari usaha yang ditekuni selama hampir 8 tahun, penghasilan yang diperoleh mencapai 300-400 juta rupiah perbulan. Sedangkan di momen tertentu seperti Iduladha atau hari raya kurban, omsetnya meningkat hingga 3 miliar rupiah.
“Di awal membuka bisnis banyak kendala yang dihadapi. Saya terbiasa menangani pasien, bukan hewan,” ujar alumni SMAN 1 Kediri itu.
Latar pendidikan Taufan juga bukan dokter hewan, melainkan dokter umum. Bisnis sempat mengalami kerugian di tahun pertama karena kambingnya banyak yang mati.
Adanya kendala tidak membuat Taufan mudah menyerah. Dia banyak belajar tentang pengelolaan ternak modern dari literatur maupun dari peternak senior. Di antaranya, wawasan seputar manajemen pakan, kesehatan ternak, hingga pemasaran.
Saat ini Taufan memiliki lebih dari 1500 ekor kambing dari berbagai jenis. Mulai kambing boer, etawa, hingga domba dorper. Kambing-kambing itu dipelihara di Kandang Barokah Farm yang terletak di Desa Ngadiloyo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Menempati lahan seluas 1 hektar, kandang itu dijadikan sebagai breeding atau penggemukan ternak.
“Siapa saja yang mau belajar atau menjadi mitra bisnis, silahkan datang ke kandang,” kata Taufan.
Barokah Farm kini banyak dikunjungi para peternak pemula di Kediri yang ingin belajar bagaimana beternak secara modern. Termasuk, para mahasiswa peternakan dari kampus di Kediri dan Malang. Hal-hal yang dipelajari yaitu meracik pakan agar gizi kambing tercukupi, serta pengetahuan menjaga kebersihan kandang.
Kesuksesan yang sudah diraih dari ternak kambing tak membuat Taufan sepenuhnya meninggalkan dunia kedokteran. Saat ini, dia masih bekerja di Rumah Sakit Aura Syifa, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Beberapa tahun lalu, dia sempat menggelar bakti sosial berupa sunatan masal gratis bagi warga Kediri.
Jika sedang sibuk di rumah sakit, pengelolaan Barokah Farm akan diserahkan ke 8 karyawan. Mereka membantu mengendalikan marketing hingga pemasaran. Termasuk, pengiriman kambing ke berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya, kawasan Jawa, Bali, Lombok, Aceh, Ternate, Balikpapan, Lampung, Banjarmasin, dan Papua. Jika ada pesanan dari luar Pulau Jawa, kambing biasanya dikirim melalui pesawat.
Taufan memasarkan kambing melalui media sosial seperti youtube, instagram, dan facebook. Kambing Barokah Farm juga menarik minat pembeli dari Singapura dan Malaysia. Namun, pesanan belum bisa diproses karena masih terkendala pengiriman.
“Lewat bisnis ini saya ingin membuktikan bahwa dunia peternakan memiliki prospek, jadi anak muda tidak perlu malu jadi peternak,” ujar Taufan.
Menurutnya, bisnis kambing ke depan masih sangat menguntungkan. Sebab, di Indonesia mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ada tradisi-tradisi yang selalu membutuhkan kambing, misalnya hari raya kurban dan aqiqah untuk bayi. Jadi, tidak perlu ragu memilih pekerjaan sebagai peternak. (Adib Masruhan, Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri, sedang magang di Kediripedia.com)
Discussion about this post