• HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
Wednesday, 5 November 2025
Kediripedia.com
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KOMUNITAS

Wabah dari Danau Elsinore Merasuk Hingga ke Bumi Proklamator

04 Aug 2020
in KOMUNITAS
Reading Time: 4 mins read
0

KELURAHAN Togogan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, tak ubahnya seperti kawasan agraris lain di Indonesia. Sebagian besar lahannya digunakan untuk area persawahan. Namun siapa sangka, kampung dengan tujuh puluh persen penduduk beraktivitas sebagai buruh tani ini juga melahirkan atlet-atlet profesional, bahkan berskala internasional. Bukan olahraga populer seperti sepakbola dan badminton, melainkan balap Bicycle Motocross atau akrab disebut BMX.

Cabang olahraga sepeda ini sejatinya sudah diakui publik luas. Pengukuhan itu dibarengi dengan pendirian Federasi BMX Internasional pada April 1981. Kejuaraan dunia menyusul setahun kemudian, tapi International Olympic Committee (IOC) baru mengikutsertakan BMX pada Olimpiade Beijing 2008 di Cina.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Alumni Aktivis Pers Mahasiswa Berkumpul di Malang, Bahas Kondisi Bangsa

KSF 8 Menandai Perjalanan Satu Dekade Forum Scooterist Kediri (FORSCOOK)

RSUD Itu Reggae Sejak Usia Dini, Band Anak yang Melejit

Bila menengok jauh ke belakang, pamor BMX justru pertama kali mencuat pada akhir dekade 1960-an. Kala itu demam motocross kian mewabah, khususnya di selatan California, Amerika Serikat. Sebuah fenomena yang memicu bocah-bocah di sekitar danau Elsinore, Riverside, gandrung memodifikasi sepeda sport Stingray pabrikan Schwinn. Sehingga terbentuk menyerupai motor trail yang bisa dipacu di atas medan offroad.

Adegan pembuka dalam film dokumenter On Any Sunday (1971) yang ikut melejitkan pamor BMX.

Animo mempereteli sepeda tambah meninggi setelah film dokumenter tentang motocross “On Any Sunday” diluncurkan. Tersebab, film yang juga merekam 1.500 crosser mengantri di jalan utama, menunggu waktu start di Elsinore Gran Prix 1970 itu, dibuka dengan adegan anak-anak balapan sepeda.

Penampilan singkat bocah-bocah menggenjot pedal di jalan tanah berkerikil, sambil melompati gundukan dan jumping, mengesankan banyak kalangan muda. Secara cepat, melejitkan gengsi Bicycle Motocross serta makin mewabah ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Gelagat itu tampak pula di Kelurahan Togogan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar pada awal 1990-an. Era awal kemunculan Caltrek, singkatan dari Mancal atau Memancal Trek. Perlombaan adu cepat BMX yang akrab dijumpai di tengah masyarakat akar rumput.

Kehadiran kompetisi antar kampung di bumi Proklamator tersebut, turut mengangkat pembalap sepeda dari daerah hilir. Sebut saja, Gunawan Wibowo dan Muji Raharjo. Dua kakak beradik ini adalah biker BMX andalan komunitas kecil bernama Ganesto: Gabungan Anak Nekat Sport Togogan. Kepiawaian mereka mengendalikan sepeda cross kemudian ditularkan kepada generasi yang lebih muda.

“Saya mulai melatih sekitar tahun 1996, tapi saat itu masih aktif bertanding Caltrek juga,” kata Muji Raharjo, pada Senin, 3 Agustus 2020.

Muji Raharjo, pelatih GGMM. (Foto: Fatikhin)

Hal tersebut ia lakukan atas dasar kecintaan pada olahraga, bahkan tanpa memungut biaya. Sementara untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari, lelaki kelahiran 1978 itu mencukupinya dengan berternak dan mengolah sawah. Kini bersama sang kakak yang bertindak sebagai manajer, Muji membangun akademi Ganesto Gun Muji Management (GGMM).

Sedikitnya enam puluhan atlet BMX terlahir dari klub desa ini. Mayoritas telah malang melintang di berbagai kompetisi, baik di tingkat provinsi, nasional, sampai internasional.

“Saya pertama kali bertanding di luar negeri saat mewakili GGMM di Malaysia dan dapat juara dua,” kata Wiji Lestari, atlet BMX binaan GGMM.

Wiji Lestari, atlet BMX binaan GGMM, peraih medali perunggu Asean Games 2018. (Foto: Fatikhin)

Performa apik di berbagai kompetisi, membuat atlet BMX kelas Elite Women ini pernah bertengger di posisi 6 dunia. Wiji turut mewakili Indonesia berlaga di berbagai negara, seperti di Korea Selatan dan Thailand. Bersama timnas pula, dia berhasil menyumbang medali perunggu di ajang Asian Games 2018.

Baca juga:
Crosser BMX Perempuan Kelas Dunia Pulang ke Blitar

Mahasisiwi IKIP Budi Utomo Malang ini, bukan satu-satunya atlet gemblengan GGMM yang mampu bersaing di arena internasional. M Khabibur Rohman, misalnya, ia penyandang peringkat kedua Elite Men di Indonesian BMX Series. Adapun Yosi Saputra berada di papan teratas kelas Men Junior. Sementara atlet belia asli Kediri, Azriel Galang Za’i Risqullah, rutin menyabet podium nasional dalam dua tahun berkiprah di kategori Challenge.

Sirkuit BMX GGMM berada di atas sepetak tanah lapangan milik Kelurahan Togogan. (Foto: Naim)

Prestasi demi prestasi yang diraih adalah hasil selama hampir tiga puluh tahun GGMM berjerih payah. Capaian itu malah mengundang sejumlah biker yang ingin menempa bakatnya di GGMM. Baik dari sekitar Pulau Jawa, Kalimantan, serta Sumatera.

“Saya hanya berharap masa muda mereka bisa terisi dengan kegiatan positif,” tegas Muji. Ia melanjutkan, semangat dalam GGMM terbangun di atas pondasi solidaritas dan gotong royong antar anggota. Sebagai contoh, sirkuit tempat anak didiknya berlatih dibangun dengan swadaya bersama.

Meski sederhana, gelanggang bikinan mereka sudah dilengkapi bermacam rintangan standar balap BMX. Mulai dari ragam-ragam karakter gundukan untuk jumping, hingga trek miring atau bermed corner. Menariknya, lintasan offroad itu berada di atas sepetak tanah lapangan milik Kelurahan Togogan yang dipinjamkan secara cuma-cuma. (Naim Ali)

Tags: #headlineBicycleBlitarBMXCaliforniaElsinoreGanestoGGMMGran PrixMotocrossProklamatorRiversidesepedaSrengatTogogan
Previous Post

Sate Padang Pasar Setono Betek, Satu-satunya di Kediri

Next Post

HUT 26 Tahun AJI, Mengawal Jurnalisme di Masa Pandemi

Next Post

HUT 26 Tahun AJI, Mengawal Jurnalisme di Masa Pandemi

Video Mapping, Sebuah Karya Seni dari Ilusi Optik

Video Mapping, Sebuah Karya Seni dari Ilusi Optik

JELAJAHI

  • BISNIS (108)
  • DESTINASI (107)
  • EDUKASI (91)
  • KOMUNITAS (204)
  • KULTUR (217)
  • PEOPLE (239)
  • SURYAPEDIA (85)
  • Uncategorized (7)
  • Video (2)
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

SOSIAL MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA