TAK ada ritual moshing atau gerakan menari membenturkan badan satu sama lain pada konser grup band Marjinal di Blitar pada Senin, 29 Agustus 2022. Ketika Mikael Israfil, vokalis Marjinal memainkan nada riff gitar yang menghentak, ratusan penonton hanya duduk bersila. Namun, mereka ikut bernyanyi dengan suara lantang, mengiringi lantunan lagu dengan lirik bertema kritik dan perlawanan.
Konser musik punk rock itu memecah keheningan malam di Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Markas Sabilut Taubah di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Ratusan santri, pemuda, dan warga sekitar memenuhi area pondok hingga meluber ke jalan desa dan halaman sekolah. Mereka amat antusias mendengarkan lagu yang dibawakan Marjinal seperti Buruh Tani, Negeri Ngeri, Hukum Rimba, dan Luka Kita.
“Persoalan di negeri ini tidak hanya untuk diteriaki, masih banyak orang yang belum mendapatkan keadilan,” ucap Mike di tengah-tengah konser.
Marjinal, grup band indie ini gaya bermusiknya dipengaruhi band seperti Sex Pistols, Bob Marley, Leo Kristi, Toy Dolls, Bad Religion, The Crass, Benyamin S, dan Ramones. Memulai karirnya pada tahun 1997, nama Marjinal terinspirasi dari nama pejuang buruh perempuan Marsinah. Selama hampir 25 tahun eksis, mereka terus menyampaikan pesan tentang perlawanan, penerimaan, hingga harapan dalam kehidupan sehari-hari.
Penampilan band Marjinal ini adalah satu dari rangkaian acara yang diselenggarakan Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Blitar dan Majelis Taklim Sabilut Taubah. Kegiatan itu digelar dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Bertajuk Ngaji Kebangsaan, Marjinal tampil bebarengan dengan pengajian Agus Muhammad Iqdam Kholid atau yang akrab disapa Gus Iqdam.
Hermawan, Ketua Ansor Kabupaten Blitar mengatakan bahwa Marjinal diundang karena memiliki visi menyebar kebaikan dan menjaga kesatuan Indonesia. Dia sebelumnya memang kerap berkomunikasi dengan personil band punk tersebut.
“Lewat penampilan Marjinal harapannya dapat memantik rasa kepedulian generasi muda pada kondisi negara,” kata Hermawan.
Marjinal awalnya hadir di Blitar hanya diwakili Mikael Israfil dan Obby Adam Firman. Namun, mereka memutuskan berangkat dengan personil penuh. Marjinal datang bersama Yuyun Arfah, penyanyi wanita yang pernah berkolaborasi dengan Slank di lagu Kupu Biru.
Di akhir penampilan, Mike mengatakan sangat senang bisa tampil dalam acara pengajian di Blitar. Menurutnya, setiap orang harus menjaga persaudaraan dan melakukan aksi nyata atas permasalahan di negeri ini.
Hal senada disampaikan Gus Iqdam, Pimpinan Majelis Taklim Sabilut Taubah. Persatuan dan kesatuan bangsa harus dijaga bersama-sama, tanpa memandang rendah satu sama lain.
“Siapapun mempunyai tanggung jawab yang sama dalam membela negara,” ungkapnya.
Dia berharap, acara ini mampu menggugah simpati dan menginspirasi orang untuk menyampaikan kebaikan dengan cara masing-masing. Acara Ngaji Kebangsaan ini ditutup dengan pembacaan doa bersama. Setelah konser di pondok pesantren, Marjinal melanjutkan tour di sejumlah tempat di Blitar dan beberapa daerah di Jawa Timur. (Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post