PERLAWANAN terhadap serangan virus corona di semua wilayah Indonesia hingga kini masih terus berjalan. Seluruh pemerintah daerah juga belum menyerah dan masih mengupayakan berbagai tindakan, untuk menghentikan terjangan wabah penyakit mematikan itu. Seperti yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, baru-baru ini menerbitkan Surat Keputusan (SK) untuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat kecamatan. Langkah tersebut dilakukan untuk menyiagakan penanganan penyebaran corona di tingkat kecamatan hingga lingkungan Rukun Tetangga (RT).
“Harapan saya, dengan gugus tugas hingga tingkat lingkungan paling bawah ini, semua usaha penanganan Covid-19 di Kota Kediri bisa berjalan maksimal,” kata Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, dalam siaran pers pada Jumat, 15 Mei 2020.
Pria yang akrab disapa Mas Abu ini menegaskan, terbitnya SK tersebut sekaligus untuk menyamakan protokol penanganan pandemi corona antara Pemkot Kediri dan struktur-struktur di bawahnya. Sebagai ujung tombak di lingkup akar rumput, kini RT bisa menjalankan fungsi kewenangan di gugus tugas mulai dari monitoring sampai penindakan.
Di waktu yang sama, Mas Abu mengumumkan kini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri bisa melakukan tes swab mandiri, karena telah difasilitasi mesin Tes Cepat Molekuler (TCM) oleh Kementerian Kesehatan RI. Adanya alat ini RSUD Gambiran mampu mengetahui hasil tes hanya dalam waktu 45 menit saja. Dengan begitu, kebutuhan tes swab Covid-19 di Kota Kediri tidak lagi bergantung pada hasil pemeriksaan dari laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya, Jawa Timur (Jatim), yang biasanya harus menunggu paling cepat 7 hari.
RSUD Gambiran mulai menggunakan mesin TCM pada Kamis, 14 Mei 2020. Dari hasil tes swab ini, terdapat 4 warga Kota Kediri positif terinfeksi Covid-19. Mereka antara lain penduduk Kelurahan Ngronggo, Pojok, Betet, dan Blabak. Seluruhnya terlacak dari cluster pabrik rokok Mustika, Kabupaten Tulungagung, Jatim.
Sehari sebelumnya, hasil tracing dari pabrik rokok ini juga mendapati 9 orang warga Kota Kediri yang mengidap virus corona. Berdasarkan temuan itu, hingga 15 Mei 2020, jumlah warga Kota Kediri yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah menjadi 25 orang. Sebagian besar tercatat dari klaster pabrik yang berlokasi di kawasan Gesikan, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung itu.
Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Kediri, Fauzan Adima, selain kemudahan dalam proses swab, adanya fasilitas mesin TCM di RSUD Gambiran juga memungkinkan untuk mendeteksi perkiraan kasus virus corona di wilayah Kota Kediri.
“Perkiraan kasar saya, dalam waktu dekat jumlah kasus virus corona yang terdeteksi di Kota Kediri bertambah banyak, puncaknya terjadi pada dua pekan mendatang,” katanya Fauzan.
Prediksi lonjakan jumlah penjangkit virus corona di musim Lebaran 2020 ini, menjadi salah satu ujian yang dihadapi tim beserta seluruh relawan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Kediri. Di sisi lain, pemerintah daerah juga harus siap mengantisipasi penyebaran corona dari arus besar pergerakan orang yang datang dari perantauan.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah membuka operasional moda transportasi di sektor penerbangan sejak 7 Mei lalu. Kebijakan ini diberlakukan sebagai usaha mendorong laju ekonomi selama pandemi. Hal itu sesuai dengan amanah Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2020, tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020, tentang Gugus Tugas Percepatan Covid-19.
Aturan tersebut sekaligus menggugurkan larangan mengangkut penumpang bagi seluruh maskapai penerbangan selama masa larangan mudik, yang berlaku mulai 24 April sampai 1 Juni 2020. Namun, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menegaskan bahwa penumpang dan maskapai wajib menerapkan protokol dan standar kesehatan nasional. Salah satunya, bagi calon penumpang wajib memiliki surat pengantar dari kantor atau otoritas setempat, dan surat keterangan bebas virus corona.
Keputusan pemerintah pusat itu berakibat pada terbukanya arus perjalanan masyarakat ke seluruh daerah di Indonesia. Hal ini akan semakin memberatkan tim medis dan seluruh pemerintah daerah yang mati-matian berupaya melaksanakan protokol pencegahan Covid-19 di semua lini. (Naim Ali)