PADA Selasa, 2 Februari 2021, acara yang membahas masa depan ekonomi dan perdamaian Afghanistan terselenggara di Tashkent, Ibu Kota Uzbekistan. Pertemuan trilateral pertama antara Uzbekistan, Afghanistan, dan Pakistan itu merumuskan tentang pelaksanaan proyek pembangunan rel kereta api Mazar-i-Sharif—Kabul—Peshawar.
Pertemuan ini terasa penting karena tercapainya kesepakatan trilateral membangun jalan raya trans-Afghanistan. Selain itu, proyek bersama “Road Map” pembangunan jalur kereta api telah disetujui dan akan segera dikerjakan.
Rencananya, pada bulan Maret akan dilakukan studi geodesi, hidrogeologi, dan topografi di sepanjang rute jalan tersebut. Pada Mei, studi kelayakan dan mekanisme pembiayaan pembangunan jalan raya sudah bisa diselesaikan. Dengan kata lain, ini sebuah langkah maju untuk implementasi “project of the century ” untuk wilayah tersebut, seperti yang telah disebut oleh banyak media.
Rusia, Tiongkok, dan Amerika Serikat telah menyatakan dukungan untuk proyek tersebut. Perwakilan Bank Dunia, ADB, EBRD, EIB, IDB, AIIB, International Development Finance Corporation juga mendukung pembangunan rel kereta api ke arah Peshawar. Dalam situasi ini, pertanyaan tentang sumber pendanaan sudah tidak menjadi masalah.
Hasil pertemuan di Tashkent sebenarnya menandai peluncuran paradigma baru pembangunan. Afghanistan, negara penghubung antara Asia Tengah dan Selatan, harapannya bukan lagi menjadi wilayah konfrontasi militer. Tetapi sebagai kawasan mendongkrak kerja sama antar daerah yang saling menguntungkan.
Selama bertahun-tahun, Afghanistan memainkan peran sebagai penyangga titik konfrontasi antara kekuatan global dan pusat-pusat kekuatan regional. Nah, upaya pembangunan jalur ini dimaksudkan sebagai misi konsolidasi.
Fungsinya adalah mendekatkan pihak-pihak yang berkepentingan ke dalam urusan perdagangan, ekonomi, transportasi, dan komunikasi. Semoga saja momentum ini dapat disambut positif. Mengingat, upaya perdamaian di Afghanistan belum juga tercapai.
Jika dilihat dari segi bisnis, upaya ini bisa dianggap sebagai peluang strategis. Menurut pandangan negara-negara Asia Tengah, koridor Trans-Afghanistan akan membuka jalur yang benar-benar baru dan terpendek ke pasar Asia Selatan yang menjanjikan.
Peluang besar keterlibatan ekonomi dengan Asia Selatan didorong oleh kinerja makroekonomi dan dinamika pertumbuhan kawasan. Dengan populasi gabungan 1,9 miliar orang (¼ dunia) dan PDB 3,5 triliun dolar, Asia Selatan adalah kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia (naik 7,5% per tahun).
Saat ini, kontribusi kawasan terhadap pertumbuhan global adalah 15%, dan pada tahun 2040 dapat meningkat hingga lebih dari 30%. Dengan tetap menjaga dinamika pertumbuhan, Asia Selatan sangat berpeluang menjadi lokomotif baru perekonomian global.
Itulah mengapa sangat tidak tepat untuk membandingkan proyek Mazar-i-Sharif-Peshawar dengan rute Mazar-i-Sharif-Herat. Jalur yang mengarah ke pelabuhan Iran, Bandar Abbas itu bisa dikatakan sudah berkembang dan transportasi di dalamnya telah mapan. Saat ini, kargo perdagangan luar negeri Uzbekistan masih dikirim ke Bandar Abbas melalui tiga jalur kereta api dan dua jalur jalan raya.
Tahun lalu, terlepas dari pandemi virus korona, transit ke arah Iran meningkat 5%, dan dengan kereta api sebesar 31%.
Pembangunan koridor trans-Afghanistan juga akan mendiversifikasi arus transportasi di Asia Tengah. Karena gudang senjata negara-negara di kawasan itu sudah memiliki dua rute ke laut selatan. Di satu sisi, sudah ada koridor ke pelabuhan Chabahar dan Bandar Abbas. Sedangkan di sisi lain “Mazar-i-Sharif – Kabul – Peshawar” membuka akses selanjutnya ke pelabuhan Karachi dan Gwadar.
Penyelarasan ini akan berkontribusi pada penentuan kebijakan harga yang lebih fleksibel di Iran dan Pakistan. Hal ini, pada gilirannya, juga akan mengurangi biaya ekspor dan impor secara signifikan. Dari negara Asia Selatan, pembangunan jalur kereta api Mazar-i-Sharif – Kabul – Peshawar akan secara signifikan mengurangi waktu pengiriman barang ke Asia Tengah, CIS, dan Eropa.
Jika proyek ini sepenuhnya dilaksanakan, maka pengangkutan barang dari Pakistan ke Uzbekistan tidak harus menghabiskan waktu 35 hari, tetapi hanya 3 sampai 5 hari saja. Perjalanan yang sebelumnya harus ditempuh hampir sebulan, dapat diperpendek menjadi kurang dari seminggu. Perbedaannya sangat besar.
Pada gilirannya, memperpendek rute berarti mengurangi biaya pengangkutan barang, yang berarti menghemat uang. Menurut perhitungan awal, peletakan rute akan mengurangi biaya pengangkutan satu kontainer 20 pon hampir 3 kali lipat.
Biaya transportasi kargo juga membedakan jalur Pakistan dengan jalur Iran. Menurut perkiraan awal dari para ahli, biaya pengangkutan peti kemas dari Tashkent ke Karachi sekitar US $ 1400-1600, sedangkan pada rute Tashkent-Bandar-Abbas – US $ 2600-3000. Itu hampir 1,5-2 kali lebih sedikit.
Tapi itu belum semuanya. Dari rantai fakta logis ini, sudah dapat diprediksi bahwa peningkatan keuntungan transportasi secara otomatis akan berkontribusi pada peningkatan lalu lintas barang dan juga perdagangan.
Ketentuan transit barang melalui Uzbekistan dari India dan Pakistan ke negara-negara CIS serta Eropa diperkirakan 3-4 juta ton per tahun. Peluncuran kereta api Mazar-i-Sharif-Peshawar juga akan menciptakan platform yang kuat untuk mencapai pembangunan ekonomi inklusif di Asia Tengah dan Selatan.
Efek berlipat ganda sektor sosial ekonomi akan diekspresikan dalam penciptaan lapangan kerja baru, pembangunan infrastruktur pinggir jalan, dan penciptaan kondisi untuk pengembangan sumber daya mineral yang kaya di sepanjang jalur kereta api. Dalam pembangunan lintasan itu, rencananya akan dibangun tambahan 264 jembatan, 7 terowongan, dan 641 gorong-gorong.
Proyek Mazar-i-Sharif-Peshawar juga akan berkontribusi pada perluasan jaringan transportasi dan komunikasi di Afghanistan. Selain itu, jalur Mazar-i-Sharif-Peshawar akan menjadi bagian dari infrastruktur penghunung yang lebih luas di Asia Tengah dan Selatan.
Jalan raya antara Mazar-i-Sharif dan Kabul sudah melewati rute ini. Demikian pula jalur listrik dari Uzbekistan dan Tajikistan direntangkan, menuju ke ibu kota Afghanistan. Selain itu, saluran listrik CASA-1000 juga akan diperpanjang di sepanjang koridor ini, yang akan menghubungkan Asia Tengah dengan pasar energi Pakistan dan India.
Ketersediaan infrastruktur yang ada dan rute yang sudah terbukti merupakan keuntungan lain dari proyek Mazar-i-Sharif-Peshawar dibandingkan dengan jalur kereta api ke Herat. Karena jalur kereta api ke arah Iran harus ditarik melalui wilayah Afghanistan yang sama sekali belum berkembang, di mana sama sekali tidak ada komunikasi.
Di saat bersamaan, penilaian prospek proyek tidak hanya dapat dipandang dari segi ekonomi. Pembangunan jalan raya Trans-Afghan harus dilihat sebagai bagian dari upaya membawa perdamaian ke Afghanistan.
Proyek-proyek ekonomi dan infrastruktur besar ini dapat dijadikan titik kumpul bagi semua pihak yang tertarik untuk menyelesaikan krisis Afghanistan secara damai. Pelaksanaan proyek beserta manfaat ekonominya akan meningkatkan minat positif para pihak yang terlibat dalam konflik Afghanistan.
Dengan keuntungan finansial, maka akan semakin banyak orang menyadari bahwa perdagangan jauh lebih menguntungkan daripada bertarung (konflik). Konsensus regional yang dibangun di atas kebenaran ini akan jauh lebih kuat daripada kesepakatan politik atau kesepakatan geopolitik mana pun.
Dengan mendukung pembangunan Afghanistan sebagai jembatan penghubung Asia Tengah dan Selatan, bukan hanya menyelesaikan masalah sosial-ekonomi dan transportasi-komunikasi. Tapi juga memberikan kontribusi yang signifikan untuk memastikan keamanan dan stabilitas kawasan ini.
(Eldor Aripov, Direktur Institute for Strategic and Interregional Studies Uzbekistan)
Dialihbahasakan oleh Muhammad Nidhal Ezzat Luthfi, Sekretaris Duta Besar Kedutaan Besar Republik Uzbekistan di Jakarta
Discussion about this post