• TENTANG KAMI
  • KERJASAMA
Kediripedia.com
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
Kediripedia.com
Tidak ada hasil
Tampilkan semua

Kebo Iwa, Martir Sumpah Palapa Gajah Mada

in DESTINASI
4 menit baca
0
Kebo Iwa, Martir Sumpah Palapa Gajah Mada

Situs Batu Tulis Kediri (Foto: Ben Kayaman)

642
SHARES
5.1k
VIEWS
Bagikan ke FacebookCuitkan di TwitterKirim ke Whatsapp

DI puncak salah satu bukit di lereng Gunung Wilis terdapat batu seukuran 5 depa tangan manusia. Dengan ketinggian menjulang hingga 8 meter, batu itu tampak seperti menghujam bumi. Posisinya berdiri di antara bongkahan batu lain yang tak kalah besar, dan membentuk benda menyerupai meja dan kursi.

Jika diamati, bebatuan di bukit di timur air terjun Dolo di Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri itu tak ubahnya sisa-sisa andesit dari letusan Gunung Wilis masa silam. Namun sebagian orang percaya bahwa keberadaan batu-batu tersebut sebagai penanda lokasi gugurnya Kebo Iwa. Dia adalah lelaki dari kerajaan Bedahulu, Gianyar, Bali, yang rela mengorbankan nyawa untuk memenuhi cita-cita maha patih Gajahmada dari kerajaan Majapahit; yaitu, menyatukan Nusantara.

“Bisa dibilang peristiwa itu juga jadi awal keruntuhan kerajaan Bedahulu yang selama lebih dari empat abad berkuasa di Bali,” kata Erwan Yudiono, pemerhati sejarah, kini giat sebagai wakil ketua komunitas Pelestari Sejarah Budaya Kadhiri (Pasak), pada Kamis, 1 April 2021.

Situs Batu Tulis Kediri (Foto: Ben Kayaman)

Menurut pria yang akrab dipanggil Jeje itu, kisah pengorbanan Kebo Iwa hingga kini hidup menjadi legenda. Baik bagi orang Jawa dan Bali, tokoh Kebo Iwa muncul dalam lingkaran sejarah tlatah Nusantara di kisaran abad ke-14.

Kala itu Kebo Iwa menjabat sebagai panglima militer Kerajaan Bedahulu pada masa pemerintahan Prabu Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten. Sosok yang digambarkan bertubuh besar dan kekar ini pernah mengucap janji. Yaitu, selama nafasnya masih di kandung badan, tak akan ada kerajaan manapun menguasai Bali. Termasuk di antaranya Kerjaan Majapahit.

Baca Jugadi Kediripedia

Dari Jember Bekerja dan Berkeluarga di Canterbury Inggris

Mencicipi Sroto di Depot Raja Soto Lama H. Suradi Banyumas

Di waktu yang sama, Majapahit di bawah kekuasaan Tribhuwana Tunggadewi gencar melakukan ekspansi ke berbagai wilayah kerajaan lain. Tindakan ini sebagai kelanjutan dari janji sang maha patih, Gajah Mada, yang populer dengan Sumpah Palapa. Dalam ikrarnya, Gajah Mada bersumpah tidak akan melepas puasa sebelum menyatukan nusantara. Tersebut pula dalam teks Sumpah Palapa nama-nama kawasan yang akan dikuasai, salah satunya ialah Bali.

Siapa menyangka usaha Gajah Mada menyerbu Bali tersendat di selat Blambangan. Pasukan Majapahit kesulitan menembus Bali karena terhadang oleh laskar Kebo Iwa bersama Pasung Grigis. Khususnya dalam strategi perang konvensional, kedua panglima Kerjaan Bedahulu terlihat jauh di atas kekuatan Majapahit. Menyadari itu, Gajah Mada mengubah siasat dengan mengajukan kerjasama perdamaian. Taktik ini persis seperti yang dialami Pangeran Diponegoro ketika diperdaya oleh tipu muslihat Belanda.

Tanpa curiga Raja Bali menerima tawaran baik itu asalkan Bali tidak dalam penguasaan Majapahit. Sebagai penghormatan, Majapahit mengundang Kebo Iwa ke Pulau Jawa. Serta diming-imingi hadiah berupa seorang istri dari sebuah desa bernama Lemah Tulis.

Kawasan itu menurut banyak kalangan berada di Desa Watu Tulis, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo. Tidak sedikit pula yang beranggapan Watu Tulis terletak di daerah Kedung Wulan di situs Trowulan, Mojokerto. Di kawasan yang keabsahan lokasinya masih diperdebatkan inilah sejarah mengenang Kebo Iwa lengah, lalu dibunuh oleh Gajah Mada.

Erwan Yudiono, pemerhati sejarah Kediri (Foto: Jeje)

Versi cerita yang lain menyebutkan, aksi pembunuhan dilakukan Gajah Mada kala Kebo Iwa membantu menggali sumur. Saat melakukan penggalian, Kebo Iwa ditimbun batu hidup-hidup. Tapi berkat kesaktian Kebo Iwa, dia tidak bisa mati begitu saja. Maka duel pun tak terelakkan antara kedua patih dan berakhir dengan kekalahan Gajah Mada.

Dalam posisi terdesak Gajah Mada lantang berkata, bahwa Kebo Iwa adalah penghalang upaya Majapahit menyatukan nusantara. Mendengar kalimat tersebut, Kebo Iwa luluh dan menyerah. Bahkan merelakan dirinya mati di tangan Gajah Mada demi sebuah tujuan yang menurut Kebo Iwa mulia.

“Tapi berdasarkan wangsit orang Bali, saat terdesak Gajah Mada melarikan diri ke Gunung Wilis,” ujar Jeje.

Lokasinya berada di tanah landai pada puncak bukit di timur air terjun Dholo. Ditandai oleh keberadaan batu-batu besar menyerupai meja dan kursi. Untuk mencapai tempat yang dikenal bernama Batu Tulis itu hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki. Di sepanjang rute menanjak sejauh satu Kilometer ini banyak dijumpai tanaman Andong. Selain sebagai penghormatan terhadap leluhur, perdu berdaun warna merah itu sengaja ditanami warga untuk penunjuk jalan para peziarah.

Meski tak sedikit peziarah datang dari Kediri, Batu Tulis justru kerap dikunjungi oleh orang-orang Bali. Sebagian dari mereka percaya, di Batu Tulis Kebo Iwa gugur dan dikubur. Sebagian lain menganggap Batu Tulis ialah perwujudan Kebo Iwa yang moksa setelah merelakan diri mati di tangan Gajah Mada. Walau begitu mereka sama-sama meyakini, di sanalah Kebo Iwa mengucap kalimat perpisahan: Jiwa dan raga kukorbankan demi persatuan dan kesatuan Nusantara. (Naim Ali)

Komentar

Follow Us

  • 1.8k Followers

Recommended

Lebaran dengan Jalan Desa yang Ter-Lockdown

Lebaran dengan Jalan Desa yang Ter-Lockdown

2 years yang lalu
1.1k
Mengenang Enam Tahun Erupsi Gunung Kelud

Mengenang Enam Tahun Erupsi Gunung Kelud

2 years yang lalu
634
TAN KHOEN SWIE DAN RUMAH TUA DI JALAN DOHO (Tulisan I)

TAN KHOEN SWIE DAN RUMAH TUA DI JALAN DOHO (Tulisan I)

7 years yang lalu
4k
Halim Perdanakusuma, Dipenjara di Kediri Gara-gara Salah Kostum

Halim Perdanakusuma, Dipenjara di Kediri Gara-gara Salah Kostum

1 year yang lalu
8.6k

KATEGORI

  • BISNIS
  • DESTINASI
  • EDUKASI
  • KOMUNITAS
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
  • Video

TOPIK

#AJI #belanda #Bisnis #candi #corona #covid19 #destinasi #digital #EDUKASI #film #GG #gudanggaram #headline #india #jurnalis #Kediri #kediripedia #kelud #kolonial #komunitas #kuliner #kultur #mahasiswa #musik #pandemi #pare #people #scooterist #SEJARAH #SeniBudaya #suryapedia #vespa Bisnis Corona Covid-19 Destinasi Jombang Kediri kultur people sejarah seni sepeda Tulungagung Virus Corona

Like us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua

HEADLINE

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

Kin Sanubary, Sang Penyelamat Ribuan Koran Lama Sedunia

Kopi Sarongge dan Kisah Perjuangan Tosca Santoso

Solidaritas Bikin Kaos Buat Ongkos Terbang ke Frankfurt

Aktivis Sudut Kalisat Ikut Pameran Seni Dunia di Jerman

Bahasa Ngapak Tak Mengenal Kasta

Trending

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini
KULTUR

Mengenal Ki Hadjar Dewantara Lewat Lukisan Dyan Anggraini

oleh Kediripedia
1 July, 2022
133

DUA ruang kelas Sekolah Tamansiswa Kediri diubah layaknya galeri pameran seni rupa. Belasan lukisan ditata berjejer, lengkap...

Tamansiswa Kediri, Sekolah Tempat Persembunyian Para Kombatan Kemerdekaan

30 June, 2022
615

RUPS Gudang Garam Mengangkat Jajaran Direksi Baru

28 June, 2022
673
Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

Dari Jurnalis Kini Menjadi Penulis Buku yang Produktif

23 June, 2022
553
kin sanubary

Kin Sanubary, Sang Penyelamat Ribuan Koran Lama Sedunia

22 June, 2022
477
Kediripedia.com

© 2020 Kediripedia.com

#jalanjalandangembira

  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • KERJASAMA
  • KONTAK

Follow Us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA

© 2020 Kediripedia.com