PUSAKA berwarna hitam pekat itu diposisikan berdiri di dalam kotak kaca. Tanpa motif maupun lekukan seperti lazimnya keris, siapa sangka benda ini bernilai sejarah. Dibuat pada era Raja Airlangga, senjata tikam bernama Keris Kadga itu sudah berusia lebih dari 1000 tahun.
Kadga menjadi keris paling tua yang dipamerkan pada acara Pagelaran Keris Parartha Jayati di Pendapa Kabupaten Kediri, Sabtu-Minggu, 25-25 Mei 2024. Pusaka itu diperkirakan eksis ketika Airlangga berkuasa di Kerajaan Kahuripan tahun 1019-1042. Kahuripan sendiri adalah cikal bakal lahirnya Kerajaan Panjalu yang kemudian disebut Kadiri.
“Peninggalan ini harus dilestarikan, jangan sampai keluar dari Kediri,” kata Imam Mubarok, ketua komunitas Tosan Aji Jayabaya, penyelenggara pameran.
Pria yang akrab disapa Gus Barok itu menjelaskan, Keris Kadga merupakan koleksi pribadinya. Banyak kolektor yang tertarik memiliki pusaka tersebut. Namun, dia enggan melepasnya.
Kadga bukan hanya bernilai sejarah, tapi mengandung filosofi. Di baliknya ada unsur kebudayaan serta aset edukasi bagi masyarakat, khususnya di Kediri.
Selain keris dari era Airlangga, puluhan pusaka dari berbagai era dipamerkan di ruang display. Selain pameran, juga digelar bursa atau lapak jual beli keris. Di antaranya dari Surabaya, Ngawi, Yogyakarta, Madiun, dan Madura.
“Sejak 2011 kami sudah menggelar acara semacam ini, sebagai upaya untuk menunjukkan ke masyarakat bahwa melestarikan budaya itu bisa lewat keris,” kata Gus Barok.
Seperti diketahui, keris menjadi warisan kebudayaan yang diakui Unesco sejak 25 November 2005. Lewat pameran tersebut, harapannya warisan leluhur dapat dipertahankan.
Kegiatan selama dua hari itu menarik minat para pengunjung dari berbagai daerah. Salah satunya, Deni Pranadinata yang datang dari Kota Tegal. Dia baru pertama kali mendatangi pameran keris. Koleksi yang beragam di acara ini membuatnya terkesan.
“Semoga pagelaran keris seperti ini bisa diagendakan setiap tahun,” kata Deni.
Acara ini juga dihadiri Adi Suwignyo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kabupaten Kediri. Dia mengatakan, sudah sepatutnya keris masuk ke sekolah. Komunitas bisa menggandeng Dinas Pendidikan agar diberi tempat pameran di SMP dan SMA Kediri.
“Edukasi kepada generasi muda itu sangat penting, mengingat keris sudah menjadi warisan dunia,” kata Adi.
Dia menambahkan, kawasan Kediri dipenuhi dengan narasi kebudayaan. Termasuk keris yang mengandung nilai histori, artistik, dan edukasi. Dari sektor pariwisata, Kekayaan ini harapannya bisa menambah minat orang-orang berkunjung ke Kediri. (Dimas Eka Wijaya)
Discussion about this post