HAMPIR selama satu tahun terakhir, sektor perekonomian Indonesia mendapat pukulan cukup berat. Para pelaku UMKM dipaksa berjuang lebih keras agar tetap bertahan di masa pandemi Covid-19. Fragmen humanis yang bercerita tentang ketekunan, kerja keras, dan kebersamaan itu diangkat menjadi sebuah film berjudul “Renjana Torehan Canting”.
Sinema bergenre semi-dokumenter ini adalah karya kolaboratif Kediripedia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri, dan Batik Gajah Mada Tulungagung. Berdurasi 23 menit, film ini resmi diluncurkan ke publik melalui Youtube pada Rabu, 27 Januari 2021 di Hotel Grand Surya Kediri. Launching film itu dilakukan bersamaan dengan acara Media Engagement Program 2021 OJK Kediri. Acara yang digelar via online itu dihadiri pula oleh Anto Prabowo, Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Pusat.
“Film ini merupakan salah satu bagian dari upaya OJK untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi,” kata Bambang Supriyanto, Kepala OJK Kediri.
Bambang menjelaskan, sebagai salah satu penopang perekonomian masyarakat, UMKM menjadi sektor yang amat terdampak. Selain terkendala akses pemasaran, transportasi, dan ketersediaan bahan baku, secara otomatis mereka juga kesulitan mengangsur kredit di bank.
Secara garis besar, film berkisah tentang pelaku usaha yang bisa bertahan berkat program relaksasi dan restrukturisasi kredit dari OJK. Lewat kebijakan itu, pelaku UMKM yang memiliki beban pinjaman di bank diberikan keringanan. Misalnya, kelonggaran dan penangguhan pembayaran angsuran dengan batas waktu tertentu.
“Film edukasi ini menceritakan unsur sinergi antara pengusaha, perbankan, dan OJK,” ujar Dwidjo U. Maksum, Sutradara Film “Renjana Torehan Canting”.
Pria yang akrab disapa DUM itu menambahkan, seluruh cerita di film yang bisa ditonton di kanal Youtube Kediripedia ini merupakan kisah nyata. Mulai dari penyusunan adegan, dialog, dan narasi diambil berdasarkan riset kualitatif yang mendalam. Seluruh kisah yang mewarnai alur film diperoleh lewat wawancara, baru kemudian dijahit menjadi script.
“Jika ada scene yang mengharuskan ber-acting, itu ibaratnya seperti reka adegan atau pengulangan kejadian yang pernah mereka alami sebelumnya,” kata Pemimpin Redaksi Kediripedia.com itu.
Dwidjo melanjutkan, misalnya cerita tentang pak Danu, perintis Batik Gajah Mada yang wafat di tengah pandemi. Hal itu menyebabkan perusahaan berjalan seperti tanpa nahkoda. Di saat bersamaan, usaha produksi batik yang dirintis sejak tahun 1978 itu mengalami penurunan pendapatan hingga 80 persen.
Adegan yang diceritakan di awal film itu membuat bu Munganah dan putra-putrinya segera merapatkan barisan. Mereka berusaha keras menyelamatkan usaha yang menjadi sandaran warga sekitar. Secara teknis, proses pembuatan film dengan latar perkampungan batik di Desa Mojosari, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung itu memakan waktu sekitar 2 bulan.
“Saya kira awalnya hanya take gambar dan wawancara saja, ternyata diajak main film,” kata Ike Yulianasari.
Putri bungsu yang ditunjuk menjadi pemimpin di Batik Gajah Mada ini mengatakan, sangat menikmati proses produksi. Demikian pula seluruh keluarga besar yang berkontribusi, mulai dari pembatik, karyawan, hingga pekerja di batik tulis, cap, dan printing, mereka merasa senang bisa dilibatkan di dalam pembuatan film.
Meski inisiatif lahirnya karya ini murni dari OJK Kediri, visual tentang perjuangan Batik Gajah Mada justru mendominasi alur film. OJK baru justru muncul di pertengahan scene, ketika Ita Nurwahyu Asri, salah seorang pemilik Batik Gajah Mada menanyakan tentang prosedur dan persyaratan memperoleh program relaksasi kredit.
Menurut Sofa Nurdianah Istiqomah, Kepala Bagian Pengawasan Kantor OJK Kediri, hal tersebut memang disengaja. Jika ditampilkan terlalu menonjol, esensinya justru malah berkurang. Meskipun hanya satu scene saja, tapi posisi OJK di film itu sangat penting. OJK menjadi kunci penyelamat keberlangsungan banyak pelaku UMKM, salah satunya Batik Gajah Mada Tulungagung.
“Film ini semoga bisa menyemangati kita agar tetap tegar di masa pandemi,” ujar Sofa.
Dia menambahkan, selain film, selama tahun 2020 OJK Kediri telah melaksanakan beberapa program untuk mendukung keberdayaan UMKM. Kegiatan itu antara lain memberikan capacity building, pameran virtual, dan bantuan satu set fotografi kepada 4 kabupaten.
Pada bulan Desember 2020, Otoritas Jasa Keuangan memutuskan untuk memperpanjang kebijakan stimulus kredit. Program yang rencananya akan berakhir pada tahun 2021 itu akan dilanjutkan hingga tanggal 31 Maret 2022. Perpanjangan itu dilakukan seiring dampak ekonomi terkait penyebaran Covid-19 yang masih bisa dirasakan. (Kholisul Fatikhin)
Discussion about this post