• TENTANG KAMI
  • KERJASAMA
Kediripedia.com
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
Tidak ada hasil
Tampilkan semua
Kediripedia.com
Tidak ada hasil
Tampilkan semua

Rosella, Bunga Kaya Manfaat Kini Sepi Peminat

in KULTUR
3 menit baca
0

Petani Rosela Selopanggung. (Foto: Elisabet)

68
SHARES
564
VIEWS
Bagikan ke FacebookCuitkan di TwitterKirim ke Whatsapp

SELAIN teh, tanaman yang bisa diolah menjadi minuman yaitu rosella. Jika teh dimanfaatkan bagian daunnya, sedangkan rosella diambil kelopak bunganya. Keberadaan rosella di Indonesia konon berawal dari kedatangan pedagang India pada abad 14. Selama ratusan tahun, tanaman yang juga populer disebut asam kumbang itu dekat dengan kehidupan masyarakat Jawa. Bahkan, tumbuhan perdu ini digunakan sebagai penghias pagar rumah penduduk.

Memasuki era kolonial Belanda, pohon rosella baru dibudidayakan secara serius. Harriet Winifred Ponder, dalam bukunya Javanese Panorama More Impressions of the 1930’s menyebutkan, rosella banyak ditanam di lahan bekas ladang tebu. Usai bisnis gula di Jawa merosot, Belanda mengembangkan tanaman yang berasal dari Afrika ini sebagai penyokong komoditas tekstil. Batang-batang pohon rosella diambil seratnya untuk dijadikan benang, karung, dan kanvas.

Namun siapa sangka, tanaman dengan nama latin Hibiscus sabdariffa itu masih dimanfaatkan hingga sekarang. Bukan lagi untuk bahan tekstil, rosella di tanah Jawa kini dikembangkan menjadi bahan minuman semacam teh dan obat herbal. Salah satunya, di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.

“Mayoritas penduduk Desa Selopanggung merupakan petani rosella,” kata Sumi, salah seorang petani dan pengepul rosella, Jumat 18 Juni 2021.

Dia menjelaskan, saat cuaca sedang panas, aktivitas warga terutama ibu-ibu, disibukkan dengan menjemur kelopak bunga rosella. Terik matahari menyengat adalah berkah yang patut disyukuri, karena akan mempercepat pengeringan. Sudah belasan tahun, tanaman itu menjadi salah satu sumber penghasilan penduduk di lereng Gunung Wilis, khususnya di kawasan Kabupaten Kediri.

Baca Jugadi Kediripedia

Bahasa Ngapak yang Lucu Itu Ternyata Berasal dari Kalimantan

Bedug Kediri Jadi Alat Musik Perkusi di Brazil

Kelopak bunga rosella yang dijemur. (Foto: Elisabet)

Kesibukan warga mengeringkan rosella merupakan pemandangan khas Desa Selopanggung. Di tepi jalan, halaman rumah, maupun kebun, dihiasi deretan kelopak bunga yang dijemur. Warga biasanya menjemur rosella pukul 8 pagi hingga jam 3 sore. Untuk mendapatkan teh siap seduh dengan kualitas terbaik, kelopak rosella harus dijemur selama 3-4 hari.

“Bahkan dulu ada warga yang menjemur sejak pukul 12 malam, karena mereka khawatir tidak kebagian tempat,” ujar Sumi.

Dia menambahkan, bunga rosella memiliki nilai jual tinggi ketika dijadikan minuman herbal. Tumbuhan ini diminati karena banyak khasiat. Teh dengan cita rasa asam itu mengandung antioksidan untuk mencegah flu, mengatasi sembelit, maupun menurunkan tekanan darah tinggi.

Menurut Sumi, geliat warga menanam pohon rosella mulai marak sejak tahun 2000an. Dorongan itu bermula ketika salah seorang pendeta di Gereja Puhsarang membagikan bibit rosella pada warga. Lonjakan jumlah masyarakat menjadi petani rosella semakin besar setelah mengetahui tingginya nilai jual. Harga teh rosella saat itu mencapai 80 ribu hingga ratusan ribu per kilogram.

Bunga rosella. (Foto: Elisabet)

Komoditas rosella Selopanggung juga berhasil menembus pasar nasional. Teh rosella menarik minat pembeli dari berbagai kota di Indonesia, bahkan diekspor ke negara seperti Korea Selatan dan Thailand.

“Harga yang cukup memukau itu membuat warga berbondong-bondong menanam rosella,” ujar Sumi.

Niat warga tersebut didukung kondisi geografis yang menguntungkan. Bentang wilayah Desa Selopanggung yang berada di 390 meter di atas pemukaan laut (mdpl) memiliki kontur tanah gembur, kaya humus, dan cukup air. Hal tersebut membuat rosella tumbuh subur di kawasan yang berdekatan dengan makam Tan Malaka, Pahlawan Nasional itu.

Sayangnya, petani rosella di Selopanggung sering terkendala harga yang tidak stabil. Puncak penurunan harga terjadi pada tahun 2016 yang mencapai 15 ribu per kilogram. Sedangkan di tahun 2021 harganya hanya 50 ribu per kilogram. Fluktualitas harga tersebut mengakibatkan sejumlah warga enggan mengolah rosella.

Alhasil, tanaman itu bukan lagi menjadi sandaran utama penghasilan petani Selopanggung. Meskipun ada warga yang terlihat menjemur rosella untuk dijual ke pengepul seperti Sumi, jumlahnya tak sebanyak dahulu. Namun, warga yang telah berpaling itu sebenarnya masih menanam rosella, tapi hanya untuk mempercantik pagar dan halaman rumah. (Elisabet Cornilia Ayuningtyas,Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP Kediri, sedang magang di Kediripedia.com dalam Program Kampus Merdeka Kemendikbud)

Komentar

Follow Us

  • 1.8k Followers

Recommended

IndiHome Menemani Masyarakat Work From Home

2 years yang lalu
1.8k
Cucu Pram Tak Sanggup Membaca Nyanyi Sunyi Seorang Bisu

Cucu Pram Tak Sanggup Membaca Nyanyi Sunyi Seorang Bisu

4 years yang lalu
1.1k
Sistem Pencegahan Corona di Jakarta Diminta Diberlakukan di Surabaya

Sistem Pencegahan Corona di Jakarta Diminta Diberlakukan di Surabaya

2 years yang lalu
1.4k
Sebuah Kampung di Pink City—The Journey to India 3

Sebuah Kampung di Pink City—The Journey to India 3

1 year yang lalu
459

KATEGORI

  • BISNIS
  • DESTINASI
  • EDUKASI
  • KOMUNITAS
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA
  • Video

TOPIK

#AJI #belanda #Bisnis #candi #corona #covid19 #destinasi #digital #EDUKASI #film #GG #gudanggaram #headline #jurnalis #Kediri #kediripedia #kelud #kolonial #komunitas #kuliner #kultur #mahasiswa #pandemi #pare #people #pilihan #scooterist #SEJARAH #SeniBudaya #suryapedia #TanKhoenSwie #vespa Corona Covid-19 Destinasi Jombang jurnalis Kediri kultur people sejarah seni sepeda Tulungagung Virus Corona

Like us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua

HEADLINE

Operasi Proyek Gas Jambaran-Tiung Biru Bojonegoro Dipercepat

Kematian Jurnalis Al Jazeera Diperingati Para Jurnalis dan Aktivis di Kediri

Mahasiswa Berbisnis Palugada di Dunia Online Makin Marak

Pencipta Soundtrack Game Asal Kediri Raih Penghargaan Internasional

Mereka yang Menari Tanpa Mendengarkan Musik Pengiring

Foto Miniatur Jurnalis Kediri Diminati Perusahaan Otomotif Rusia

Trending

Para Pelukis Memindahkan Bangunan Tua di Kota Kediri ke Dalam Kanvas
KOMUNITAS

Para Pelukis Memindahkan Bangunan Tua di Kota Kediri ke Dalam Kanvas

oleh Kediripedia
27 May, 2022
239

MATAHARI belum tepat di atas ubun-ubun, ketika para pelukis dari komunitas RUPA KITA berkumpul di halaman Perpustakaan...

kabupaten banyumas

Bahasa Ngapak yang Lucu Itu Ternyata Berasal dari Kalimantan

26 May, 2022
365
Abel Jurnalis Malang

Jurnalis yang Tekun Mencatat Perjalanan Mengelilingi Pulau Jawa dan Sumatra Naik Honda Supra

25 May, 2022
440
Proyek JTB Pertamina Bojonegoro

Operasi Proyek Gas Jambaran-Tiung Biru Bojonegoro Dipercepat

24 May, 2022
373
WPFD Kediri

Kematian Jurnalis Al Jazeera Diperingati Para Jurnalis dan Aktivis di Kediri

21 May, 2022
448
Kediripedia.com

© 2020 Kediripedia.com

#jalanjalandangembira

  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • KERJASAMA
  • KONTAK

Follow Us

Tidak ada hasil
Tampilkan semua
  • HOME
  • BISNIS
  • DESTINASI
  • KOMUNITAS
  • EDUKASI
  • KULTUR
  • PEOPLE
  • SURYAPEDIA

© 2020 Kediripedia.com