• HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
Tuesday, 30 September 2025
Kediripedia.com
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KULTUR

Sejarawan Mendorong Arca Candi Penampihan Dikembalikan, Asal Aman

02 Sep 2020
in KULTUR
Reading Time: 2 mins read
0
Sejarawan Mendorong Arca Candi Penampihan Dikembalikan, Asal Aman

SEDIKITNYA 50 arca dari berbagai lapis kerajaan pernah ditemukan di situs Candi Penampihan di Dusun Turi, Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Benda-benda bersejarah tersebut kini disimpan di sejumlah museum. Dalam perkembangannya, ada keinginan agar puluhan barang purbakala itu dikembalikan ke tempat asal.

“Jika arca dikembalikan tentu sangat baik, namun sangat rawan terjadi aksi pencurian,” ujar Trijono, seorang sejarawan di Kabupaten Tulungagung, Senin, 1 September 2020.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Menengok Jejak Kehancuran Kerajaan Kediri di Situs Tondowongso

Reog Bulkiyo, Simbol Perlawanan Diponegoro yang Masih Terawat di Blitar

Arca yang Jadi Logo Kabupaten Kediri Lenyap Dijarah

Menurutnya, kondisi geografis di candi penampihan cenderung sepi karena jauh dari pemukiman warga. Situasi tersebut semakin memperbesar kemungkinan terjadinya tindak pencurian benda bersejarah. Maka, sejauh ini keputusan menaruh arca dan artefak di museum masih menjadi langkah terbaik.

Padahal, jika arca-arca ditaruh kembali ke area Penampihan, dapat semakin memperkaya kegiatan pariwisata. Jadi, pengunjung tidak hanya sekedar berfoto saja. Akan tetapi, juga dapat menambah wawasan mengenai tinggalan peradaban masa lalu.

Situasi itulah yang kini menjadi dilema bagi keberadaan arca dan relief candi. Adanya peninggalan sejarah tentu sangat baik untuk penelitian sejarah, sekaligus mendongkrak pariwisata. Di sisi lain, ketika dikembalikan sangat rawan hilang.

Candi Penampihan terletak di lereng tenggara Gunung Wilis, tepatnya di Dusun Turi, Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. (Foto: Fatikhin)

“Bukan hanya di Tulungagung saja, kondisi dilematis juga terjadi di lokasi heritage hampir di semua daerah di Indonesia,” kata Sarjana Arkeologi Universitas Udayana Bali.

Kini, bagi wisatawan yang merasa penasaran tentang arca, relief, dan prasasti Candi Penampihan, bisa menuju ke sejumlah museum. Misalnya di Museum Nasional Jakarta, terdapat tujuh lempeng prasasti berbahan tembaga dari situs Penampihan. Beberapa di antaranya berasal dari masa pemerintahan Kertanegara dari Kerajaan Singosari. Ada pula prasasti dari zaman Girindra Wardhana di era Majapahit akhir.

Sedangkan arca naga, dua buah patung laki-laki menyerupai Bima, Ganesha, dua arca tokoh wanita, dan sebuah bola batu, kini berada di Museum Wajakensis Tulungagung. Demikian pula arca yang dulunya berada di teras kedua, seperti sepasang arca Makara, Jaladwara berkepala ikan, dan Reco Penthung atau Dwarapala.

“Untuk relief Penampihan sudah dipindahkan ke Museum Trowulan Mojokerto,” kata Winartin, Juru Kunci Candi Penampihan.

Relief yang disimpan di Trowulan berupa pahatan hewan-hewan seperti kera, burung, ular, ayam hutan, babi hutan, hingga macan. Ada juga relief yang bercerita tentang tiga ekor gajah yang digunakan untuk membajak sawah. Itu menandakan pada seribu tahun lalu daerah sekitar candi penampihan sudah menjadi kawasan agraris.

Benda-benda bersejarah tersebut dulunya bertebaran di sekitar situs Candi Penampihan. Sebab, bangunan ini dimanfaatkan sebagai lokasi peribadatan para pemegang kekuasaan tanah Jawa di berbagai era. Mulai dari kerajaan Mataram Kuno, Kediri, Singosari, hingga Majapahit sekitar abad 9-14 Masehi.

“Tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat arca dan relief Penampihan bisa dikembalikan,” kata Trijono.

Asalkan, masyarakat ikut dilibatkan untuk menjaga keberadaan benda tinggalan sejarah. Untuk itu, perlu ada pembelajaran tentang arti penting perlindungan terhadap peninggalan nenek moyang. (Kholisul Fatikhin)

Tags: #candi#headline#SEJARAHTulungagung
Previous Post

Merindukan Kembalinya Arca-arca di Candi Penampihan

Next Post

Senjakala Kebun Teh Tinggalan VOC di Tulungagung

Next Post
Senjakala Kebun Teh Tinggalan VOC di Tulungagung

Senjakala Kebun Teh Tinggalan VOC di Tulungagung

Corona Mengancam Pilkada Serentak

Corona Mengancam Pilkada Serentak

Discussion about this post

JELAJAHI

  • BISNIS (108)
  • DESTINASI (104)
  • EDUKASI (88)
  • KOMUNITAS (199)
  • KULTUR (211)
  • PEOPLE (237)
  • SURYAPEDIA (84)
  • Uncategorized (6)
  • Video (2)
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

SOSIAL MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA