• HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
Sunday, 16 November 2025
Kediripedia.com
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KULTUR

Sumber Ubalan, Pemasok Air Kereta Uap

16 Apr 2021
in KULTUR
Reading Time: 3 mins read
0
Sumber Ubalan, Pemasok Air Kereta Uap

DARI dasar kolam seluas 100 meter persegi, air terus mengalir seperti tak putus-putus. Warga di Desa Jarak, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, mengenal sendang ini dengan Sumber Ubalan. Nama Ubalan diambil dari bahasa Jawa “mubal”, yang berarti gelembung-gelembung air tak berhenti menyembur meskipun di musim kemarau.

Kolam Ubalan yang berkonstruksi dinding beton dibangun pada zaman Kolonial Belanda. Pada masa itu, sendang berfungsi mengairi perkebunan dan pemasok utama bahan bakar kereta uap. Begitu pentingnya keberadaan sumber ini bagi Belanda, sehingga dibuatkan prasasti atau tugu peringatan. Prasasti yang menempel di gapura setinggi 2 meter itu bertuliskan, “Op den Augustus 1891 is bij den aanleg deze waterleiding de eerste steen geplatst, De Administrateur Ondern Kalassan, Boon”.

Jelajahi pustaka Kediripedia

BWCF 2025: Membaca Sejarah Islam Indonesia Melalui Estetika Nisan

Setelah Keliling Dunia, Mencari Penerus Kethek Ogleng

Melacak Teknik Penulisan Aksara Kuadrat di Prasasti Ponorogo

“Prasasti itu menyebut tentang peletakan batu pertama bangunan dan konstruksi pipa air di perkebunan Kalasan,” kata Yasin, pengelola wisata Sumber Ubalan, Jumat, 9 April 2021.

Dia menambahkan, sesuai angka yang tertera, prasasti tersebut diresmikan pada tahun 1891 oleh pria Belanda bernama Boon. Dia adalah pejabat Belanda di wilayah perkebunan Kalasan Plosoklaten, salah satu perkebunan besar di masa kolonial.

Yasin, pengelola Wisata Sumber Ubalan. (Foto: Elisabet)

Sekitar seratus tahun lalu, Sumber Ubalan adalah penopang operasional pabrik tebu, tepung tapioka, dan karung goni. Untuk mengangkut bahan mentah dari perkebunan ke pabrik, Belanda menggunakan kereta uap yang bahan bakarnya berupa air yang diambil dari Ubalan.

Jalur-jalur lokomotif uap itu berada di Dusun Kenthung, Bakung, Simbar Lor, dan Simbar Kidul di kawasan Plosoklaten. Secara geografis, empat area perkebunan itu permukaan tanahnya lebih tinggi dari Ubalan. Sehingga, air harus dialirkan melalui rangkaian pipa besi, lalu didistribusikan ke afdeling yang berdiri sebuah emplasemen.

“Emplasemen adalah tempat pemberhentian kereta uap,” ujar Yasin.

Untuk melancarkan distribusi air, Belanda membuat sistem mikrohidro yang memompa air ke emplasemen. Reruntuhan instalasi air itu masih bisa dijumpai hingga kini. Letaknya kurang lebih 100 meter di sebelah utara Sumber Ubalan.

Bekas instalasi pompa air di Sumber Ubalan. (Foto: Elisabet)

Meski sudah tidak beroperasi, warga di sekitar Sumber Ubalan berupaya menjaga kelestarian sumber. Termasuk, keaslian prasasti dengan tulisan berbahasa Belanda. Dari awal dibangun hingga saat ini, bentuk tugu tersebut tidak berubah.

“Kalaupun ada renovasi itu pun tidak total. Paling hanya dilakukan pengecatan ulang,” jelas Yasin.

Dia menerangkan, Sumber Ubalan diresmikan sebagai lokasi wisata di Kabupaten Kediri pada 19 Agustus 1995. Selain menjadi lokasi wisata, sendang dengan kedalaman 1,5 meter yang airnya terus mengalir itu kini dimanfaatkan para petani untuk mengairi sawah.

Sedikitnya ada empat desa yang memanfaatkan air dari Ubalan. Di antaranya Desa Kalasan, Jarak, Brenggolo, dan Bangkok.  

“Debit airnya tak berubah meski di musim kemarau, sehingga kami tidak pernah kebingungan air,” ujar Sigit, salah seorang petani di Desa Kalasan. (Elisabet Cornilia, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP Kediri, sedang magang di Kediripedia.com dalam Program Kampus Merdeka Kemendikbud)

Tags: #belanda#headline#kereta#kolonial
Previous Post

Aksara Kuadrat, Huruf Penanda Kekuasaan Dinasti Mpu Sindok hingga Airlangga

Next Post

Umur Kediri Didasarkan pada Prasasti Tertua Berbahasa Jawa Kuno

Next Post
Umur Kediri Didasarkan pada Prasasti Tertua Berbahasa Jawa Kuno

Umur Kediri Didasarkan pada Prasasti Tertua Berbahasa Jawa Kuno

Bapak Perintis Pergerakan Nasional Itu Lahir di Nganjuk

Bapak Perintis Pergerakan Nasional Itu Lahir di Nganjuk

Discussion about this post

JELAJAHI

  • BISNIS (108)
  • DESTINASI (108)
  • EDUKASI (91)
  • KOMUNITAS (204)
  • KULTUR (218)
  • PEOPLE (240)
  • SURYAPEDIA (87)
  • Uncategorized (7)
  • Video (2)
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

SOSIAL MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA