• HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
Friday, 7 November 2025
Kediripedia.com
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KULTUR

Unduh-unduh, Paduan Ajaran Alkitab dan Budaya Jawa

03 Jun 2018
in KULTUR
Reading Time: 2 mins read
0
Unduh-unduh, Paduan Ajaran Alkitab dan Budaya Jawa

Ada pemandangan tak biasa di acara kebaktian GKJW (Greja Kristen Jawi Wetan) Jemaat Kediri. Berbagai hasil panen terlihat menghiasi altar gereja. Minggu, 3 Juni, 2018, merupakan hari istimewa dalam kalender agenda GKJW Kediri. Ratusan jemaat memperingati hari raya unduh-unduh. Kegiatan ini, hanya dapat ditemui di Greja Kristen Jawi Wetan dan beberapa Gereja Kristen Jawa lainnya.

Hari raya unduh-unduh digelar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen setiap tahunnya. Berasal dari kata unduh atau dalam bahasa Jawa disebut ngunduh, yang jika diterjemahkan berarti memetik atau memanen. Perayaan unduh-unduh sudah menjadi tradisi yang diperingati turun-temurun di GKJW.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Setelah Keliling Dunia, Mencari Penerus Kethek Ogleng

Melacak Teknik Penulisan Aksara Kuadrat di Prasasti Ponorogo

Terancam Punah, Kertas Daluang Masih Dirawat Keturunan Hasan Besari

Tradisi ini merupakan perpaduan antara ajaran Alkitab dengan budaya Jawa. Dari proses akulturasi ini, nampak bahwa keberadaan agama tidak memudarkan budaya asli. Adanya kebudayaan justru menjadi salah satu cara untuk beribadah. Lebih jauh, ritual keagamaan ini menjadi media dalam mempertahankan kearifan lokal. Pada perayaan unduh-unduh di GKJW Kediri, jemaat pria berdandan pakaian adat Jawa berupa kain lurik dan udeng atau ikat kepala. Sedangkan yang wanita berbalut kebaya, mirip seperti petani di sawah.

Arti penting tradisi unduh-unduh adalah menghargai karunia dari Tuhan. Antara lain, berupa hasil yang diperoleh dari pekerjaan para jemaat sehari-hari. Rasa syukur yang diwujudkan dalam perayaan unduh-unduh, dilakukan dengan cara berbagi kepada sesama.

“Berbagi adalah wujud tanggung jawab iman kepada Tuhan,” ujar Pendeta Kurniawan, Minggu, 3 Juni 2018.

Dari sisi sejarah, perayaan unduh-unduh pertama kali diadakan oleh GKJW Jemaat Mojowarno, Kabupaten Jombang. Awalnya, tradisi ini digelar untuk menggalang dana pendirian GKJW tertua pulau di Jawa tersebut. Seiring waktu berjalan, GKJW yang berdiri di wilayah Jawa Timur perlahan mulai berkembang. Alhasil, tradisi yang mulanya hanya terdapat di GKJW Mojowarno ini lalu menyebar ke seluruh GKJW di Jawa Timur, termasuk di GKJW Jemaat Kediri. Tak berhenti di situ, tradisi ini bahkan turut dirayakan oleh beberapa GKJ (Gereja Kristen Jawa) yang ada di Jawa Tengah dan Jakarta.

Berdandan adat Jawa, jemaat GKJW Kediri mengarak hasil panen. (Foto: Widodo F. Putra)

Pada perayaan unduh-unduh di GKJW Kediri, dilayani oleh tiga pendeta sekaligus. Mereka adalah Pendeta Mariones K, Pendeta Kurniawan, dan Pendeta Emiritus Surja Admaja. Acara kebaktian yang digelar pagi diramaikan dengan pementasan drama. Diperankan oleh jemaat dewasa dan anak-anak, mereka menggambarkan suasana saat panen tiba. Acara bertambah semarak dengan hadirnya tokoh pewayangan seperti Punakawan, Limbuk, dan Cangik.

Perayaan ini dilanjutkan dengan mengarak hasil panen menuju Bale Pamitran yang berada di depan SMPN 1 Kediri. Rombongan berjalan di sejumlah jalan protokol di Kota Kediri. Antara lain Jalan Diponegoro, Jalan Basuki Rachmat, Jalan Brawijaya, dan Pocanan, kemudian sampai di Bale Pamitran. Di tempat itu, hasil panen dan persembahan yang diarak kemudian dilelang. Hasil lelang, akan dikelola oleh pihak gereja.

Perayaan unduh-unduh tak hanya menjadi ritual bagi jemaat GKJW. Keberadaannya juga menjadi salah satu cara untuk membuat budaya Jawa  tetap lestari. Di antaranya, budaya mengucap syukur atas hasil panen, serta berbagai kearifan lokal yang eksis di tengah masyarakat. (F. Widodo Putra)

Editor: Fatikhin

Tags: #headlinekultur
Previous Post

Puluhan Anak Yatim Dibonceng Vespa Keliling Desa

Next Post

Musisi Dangdut Kediri Bagi-bagi Takjil

Next Post
Musisi Dangdut Kediri Bagi-bagi Takjil

Musisi Dangdut Kediri Bagi-bagi Takjil

Mencicipi Masakan Indonesia di Madrid Spanyol

Mencicipi Masakan Indonesia di Madrid Spanyol

JELAJAHI

  • BISNIS (108)
  • DESTINASI (107)
  • EDUKASI (91)
  • KOMUNITAS (204)
  • KULTUR (217)
  • PEOPLE (239)
  • SURYAPEDIA (85)
  • Uncategorized (7)
  • Video (2)
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

SOSIAL MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA