TERHITUNG sejak empat tahun terakhir, sebagian besar kebutuhan listrik di Pondok Pesantren Wali Barokah LDII Kota Kediri tak lagi menggunakan pasokan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Penerangan masjid, kantor, gedung asrama putra dan putri, hingga kelas-kelas pengajian, disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Instalasi PLTS di ponpes yang terletak di Kelurahan Burengan, Kota Kediri ini mulai beroperasi pada Oktober 2018. Panel-panel surya terletak di atap Gedung Wali Barokah dengan ketinggian 20 meter. Sebanyak 640 panel surya itu dipasang pada bentangan seluas 40×41 meter atau sekitar separuh lapangan sepak bola. Dalam sehari, jumlah daya yang dihasilkan rata-rata mencapai 1 juta Watt.
“Penggunaan PLTS ini lebih ramah lingkungan, sesuai program pemerintah yaitu Go Green,” kata Rony selaku koordinator PLTS, Rabu, 28 September 2022.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sebagai negara tropis, iklim di Indonesia relatif bersuhu panas karena matahari bersinar sepanjang tahun. Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah itu adalah berkah yang harus dimanfaatkan menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT). Selain tidak menimbulkan polusi udara, penggunaan PLTS tentu lebih hemat biaya.
Menurut Rony, berdirinya PLTS belum sepenuhnya menutupi seluruh kebutuhan listrik pesantren dengan jumlah santri sebanyak 5000 orang tersebut. Sejumlah fasilitas masih bergantung pada PLN. Namun, adanya PLTS dapat mengurangi beban biaya listrik yang ada di pondok yang didirikan pada tahun 1950 itu. Pondok Pesantren Wali Barokah LDII ini didirikan atas inisiasi KH. Nurhasan Al Ubaidah bin KH. Abdul Aziz.
Selain gedung asrama dan pendidikan, pasokan listrik dari panel surya dapat menutupi kebutuhan 1 komplek perumahan yang berisi sekitar 15 rumah. Bukan hanya untuk penerangan, tapi juga untuk keperluan rumah tangga. Termasuk, kebutuhan santri mengecas baterai handphone dan laptop.
“Luasnya panel surya membutuhkan beberapa staf guna untuk membantu pengelolaan dan perawatan PLTS,” ujar Rony.
Proses perawatan dilakukan oleh 11 staf. Mereka bertugas membersihkan panel surya, karena apabila lapisannya kotor solar cell tidak bisa menyerap energi matahari secara maksimal.
Pembersihan panel surya dilakukan dua kali dalam seminggu. Dengan jumlah sebanyak 10 blok, maka hari pertama 5 blok yang kurang lebih ada 320 panel surya yang dibersihkan kemudian dilanjutkan pada hari berikutnya. Tingginya gedung tentu saja terdapat kendala.
“Jika angin kencang maka pembersihan dan perawatan terpaksa ditunda untuk keselamatan staf,” kata Candra salah seorang petugas PLTS.
Panel surya yang dipasang di Ponpes Wali Barokah didatangkan langsung dari Kanada. Jenis dan bahan solar cell tergolong premium grade. Mulai dari pembelian hingga pemasangan panel surya menggunakan dana yang terkumpul secara swadaya dari warga LDII.
“Saya tidak mengetahui pasti berapa dana yang dikeluarkan untuk PLTS, kira-kira hampir 10 Miliar,” kata Rony. Besaran dana tersebut merupakan investasi yang sesuai dengan rencana jangka panjang organisasi. Setidaknya, selama puluhan tahun ke depan, biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan listrik dapat dipangkas. Biaya listrik perbulan dapat dialokasikan untuk berbagai kegiatan di pondok pesantren. (Fatchi Nisa’ul Karima Millenia, Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri, sedang magang di Kediripedia.com)
Discussion about this post