EKSISTENSI komunitas pecinta mesin kanan di Indonesia, tidak hanya berhenti pada vespa klasik atau vespa keluaran lama. Wadah yang menaungi penggemar motor pabrikan Italia edisi terbaru, juga bermunculan di berbagai daerah. Sabtu, 20 Juli 2019, ratusan pengendara vespa modern di Kediri, Jawa Timur menghimpun kebersamaan di bawah bendera Move (Modern Vespa) Chapter Kediri.
“Bukan berarti melupakan yang lama, dideklarasikan komunitas ini untuk mewarnai dunia vespa agar semakin semarak,” ujar Indra Leksana, ketua Move Chapter Kediri.
Indra dan ratusan penggemar vespa modern lainnya, mengawali acara deklarasi dengan menggelar rolling thunder. Mengambil start di depan terminal Monumen Simpang Lima Gumul, mereka berkendara mengelilingi kawasan Kota dan Kabupaten Kediri. Usai kegiatan tersebut, rombongan bergerak menuju Pare’s Cafe di dekat area Kampung Inggris untuk meresmikan berdirinya komunitas.
Acara tersebut diramaikan oleh kehadiran pengendara vespa modern yang tergabung dalam Move Indonesia. Rata-rata, mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Timur, misalnya dari Move chapter Madiun, Surabaya, dan Malang.
“Pada deklarasi Move Kediri ini, beberapa club skuteris yang tergabung dalam Forum Scooterist Kediri (FORSCOOK) turut hadir dan sangat mendukung kegiatan kami,” kata Indra.

Selain di Kediri, hingga kini Move sudah melahirkan puluhan chapter di beragam kawasan di Indonesia. Kebanyakan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Medan, dan Makasar. Acara di Kediri kali ini juga dijadikan momentum untuk mempersiapkan acara Jambore Nasional Move Indonesia tanggal 1-3 November 2019 di Jakarta.
Sejak pertama kali muncul dengan tipe MP6 di pabrik Piaggio di Pontedera, Italia pada 1946, produksi motor vespa terus disempurnakan mengikuti perkembangan zaman. Hasil dari inovasi berkelanjutan itu kini telah sampai pada jenis vespa modern seperti yang digemari komunitas Move Indonesia. Beberapa variannya terdiri dari bermacam jenis, antara lain tipe LX, Primavera, GTS, dan Sprint.
Disebut vespa modern karena dari segi pengoperasian, mesin tidak sama dengan skuter produksi lawas. Transmisinya sudah menggunakan sistem automatic, seperti skuter pabrikan Jepang. Itu berbeda dengan vespa klasik yang dijalankan melalui operan persneling. (Kholisul Fatikhin)