BERDIRI sejak 1977, Kampung Inggris Pare, Kediri menjadi destinasi belajar bahasa Inggris paling populer di Indonesia. Sebelum ramai seperti sekarang, di kawasan ini mulanya hanya ada satu lembaga, yaitu Basic English Course (BEC). Seiring waktu, kursus yang dirintis Mr. Kalend Osen itu terus berkembang, hingga menginspirasi lahirnya ratusan lembaga lain.
Sedikitnya 129 kursusan kini eksis di Kampung Inggris yang secara administratif terletak di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Atas pencapaian itu, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan pada Desa Tulungrejo sebagai desa dengan lembaga kursus bahasa asing terbanyak. Kalend Osen, pemilik kursus BEC juga mendapat penganugerahan sebagai tokoh Pendiri Kampung Inggris Pertama di Indonesia.
“Kampung Inggris harus ada hari ini dan selama-lamanya,” ujar Kalend Osen, Sabtu, 26 November 2022.
Penyematan dua rekor MURI itu menjadi puncak acara program Kampung Inggris Mengajar (KIM) di Lapangan Tulungrejo Pare. Kegiatan ini diinisiasi FKB atau Forum Kampung Bahasa. FKB adalah forum yang beranggotakan seluruh pengelola kursus.
Melalui program KIM, mereka mengajar warga Tulungrejo agar cakap berbahasa Inggris. Kursus gratis berlangsung sejak 31 Oktober dan berakhir pada 24 November 2022. Program ini berhasil menjaring 1500 warga yang dibagi menjadi 52 kelas. Sejumlah kursus mendelegasikan 63 pengajar di masing-masing kelas.
“Pengajaran dilakukan pada malam hari karena masih banyak masyarakat bekerja saat pagi,” kata Erwan Sholeh, koordinator KIM.
Setelah 25 hari kegiatan belajar berlangsung, masyarakat mengakhiri penutupan dengan acara Bazaar dan Penyerahan Rekor MURI. Di acara itu, aktivitas jual-beli diharuskan menggunakan Bahasa Inggris, sekaligus sebagai bentuk praktek hasil belajar. Selama acara, para pembeli dan pedagang saling berkomunikasi menggunakan kata-kata seperti How much, What is it? dan kalimat transaksi lainnya dalam bahasa Inggris.
Menurut Erwan, antusiasme masyarakat sangat besar dan menginginkan adanya Kampung Inggris Mengajar jilid 2. Meski begitu, dia dan tim pengajar sempat pesimis saat akan memulai program. Keraguan muncul karena banyak masyarakat yang mungkin sibuk dan tidak berminat dalam belajar bahasa Inggris. Namun kekhawatiran tersebut hilang ketika melihat persentase kehadiran yang hampir selalu penuh setiap kelas dilaksanakan.
Pembelajaran difokuskan pada dasar-dasar berbahasa, misalnya percakapan sehari-hari. Lewat program ini, harapannya menambah daya tarik agar semakin banyak pembelajar yang datang ke Kampung Inggris. Jika masyarakat sekitar cakap berbahasa Inggris, murid kursus bisa langsung praktek bersama masyarakat sekitar.
Mat Nur Khasan, Kepala Desa Tulungrejo mengaku bangga atas penghargaan Rekor MURI dan program KIM. Masyarakat yang sudah lancar berkomunikasi dengan bahasa Inggris akan menaikkan potensi ekonomi Desa Tulungrejo. Dia berkomitmen terus membenahi lingkungan sekitar agar suasana belajar bahasa Inggris semakin nyaman. (Ahmad Eko Hadi)
Discussion about this post