• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Minggu, 5 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KULTUR

Kesaksian Wartawan ANTARA di Tengah Pandemi Corona di Wuhan

08 Apr 2020
in KULTUR
Reading Time: 3 menit
15
Kesaksian Wartawan ANTARA di Tengah Pandemi Corona di Wuhan
120
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

(Keterangan foto: M Irfan Ilmie berswafoto di gerbong kereta api cepat Tianjin-Beijing yang sepi, beberapa jam setelah lockdown Wuhan, pada 23 Januari 2020)

DUA hari menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2020, pemerintah negara China menutup Kota Wuhan. Keputusan mendadak ini untuk memutus mata rantai penularan virus mematikan yang mengancam sekitar sepuluh juta penduduk di Ibukota Propinsi Hubei itu. Belakangan, WHO mengidentifikasi virus yang diduga pertama muncul di pasar ikan Huanan pada akhir Desember 2019 tersebut, sebagai Coronavirus Disease (Covid-19).

Jelajahi pustaka Kediripedia

Hujan Selalu Dinanti Saat Perayaan Imlek

Wayang Mbah Gandrung Tetap Anti Alat Transportasi

Kompleks Pelacuran Semampir Jadi Hutan Kota

Peristiwa itu digambarkan M Irfan Ilmie, Kepala Biro ANTARA di Beijing, selayaknya kawasan mati yang mencekam. Karena status lockdown di Wuhan, secara cepat mempengaruhi aktivitas di kota-kota lain. Seperti pelarangan semua acara perayaan Imlek, dan penghentian jadwal-jadwal perjalanan transportasi massa. Tak lama berselang, sejumlah kota besar di China turut diisolasi oleh otoritas setempat.

Pria kelahiran Pasuruan, Jawa Timur ini, ikut merasakan bagaimana negara raksasa ekonomi dunia menghadapi terjangan virus corona. Riwayat awal kemunculan pagebluk hingga detik-detik karantina wilayah Negeri Panda tersebut, ia rekam menjadi sebuah buku. Lektur yang dirilis penerbit Gramedia itu, berjudul “Bertahan di Wuhan: Kesaksian Wartawan Indonesia di Tengah Pandemi Corona”.

Advertisement Banner

“Saya hanya mecoba melihat sesuatu secara nyata. Proses penulisan buku ini berangkat dari fakta yang ada di China,” kata Irfan, pada Selasa, 7 April 2020. Buku berisi 17 kisah yang menyertai peristiwa mencekam di Wuhan ini, telah tersedia dalam bentuk e-book di laman e-books.gramedia.com.

Sampul buku “Bertahan di Wuhan: Kesaksian Wartawan Indonesia di Tengah Pandemi Corona”.

Sejak tahun 2017, Irfan mengemban tugas di Beijing, kota yang berjarak sebelas jam perjalanan darat dari kawasan Wuhan. Ia adalah satu-satunya pewarta Indonesia, yang mendapatkan akreditasi tetap menjalankan tugas jurnalistik di China.

Penguasaan bahasa Mandarin yang memadai, mempermudah alumnus Universitas Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur ini melakukan peliputan berbagai kejadian di sana. Baik menyangkut bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Termasuk peristiwa perjangkitan virus corona yang kini telah menjalar ke seluruh dunia.

Dalam bukunya, Irfan menyorot pertahanan kokoh negeri Tembok Besar yang hampir roboh, saat berusaha menghentikan pukulan wabah covid-19. Dalam hitungan cepat, semua sektor vital negeri Tirai Bambu itu luluh lantak. Namun dengan melalui berbagai pengorbanan, penduduk China berangsur bangkit dan pulih dari bencana.

Irfan dan keluarga saat hendak bertolak dari Bandara Internasional Daxing, Beijing, menuju Indonesia, pada 2 Februari 2020. (Foto: Irfan)

Menurut bapak dua anak ini, kebijakan China mengisolasi wilayahnya, terbilang berhasil membendung pertumbuhan kasus corona. Tapi upaya lockdown belum tentu berjalan mulus di negara lain. Karena bermacam faktor, seperti sistem politik dan kekuatan infrastruktur ekonomi masing-masing daerah.

“Beberapa negara bercirikan demokrasi mencoba melakukan hal yang sama, seperti Italia, India, Prancis, Malaysia. Tapi hasilnya tidak segemilang di Wuhan,” kata pria yang pernah nyantri di Pondok Ploso Kediri itu.

Irfan menegaskan, bahwa fakta yang dicantumkan dalam buku setebal 103 halaman itu, tidak dimaksudkan agar diterapkan di negara lain. Namun bisa menjadi referensi bagi pemangku kepentingan, dalam ikhtiar menanggulangi pandemi.

Warga Indonesia di Wuhan yang hendak dievakuasi menuju Natuna, pada 31 Januari 2020. (Foto: KBRI Beijing)

Sejumlah potret pilu warga terdampak virus corona tak luput dari pengamatan Irfan. Di antaranya, kisah seorang istri yang terpisah dengan sang suami karena karantina wilayah. Ia pun menyisipi kehidupan masyarakat muslim China, yang berjibaku dengan serangan wabah sembari tetap menjalani ibadah.

Dia juga bercerita tentang keterlibatan arsitek asli Jember, Jawa Timur, dalam membangun rumah sakit Huoshenshan. Ruang perawatan yang mampu menampung seribu pasien corona itu, didirikan hanya dalam waktu sembilan hari. Dikisahkan pula, perjuangan Tim Lima Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, saat memasuki sarang corona. Mereka mempertaruhkan nyawa, untuk membantu pemulangan 238 warga Indonesia yang terjebak di Wuhan.

Sosok kelahiran 1973 ini meyakini, bahwa kepedulian serta kerjasama antar kalangan adalah hal yang harus digencarkan selama menghadapi wabah.

“Kesampingkan kepentingan politik. Upayakan cara, bagaimana wabah bisa diperangi tanpa merugikan banyak nyawa,” katanya. (Naim Ali)

Tags: #headline
SendShare504Tweet6
Previous Post

Physical Distancing, Mancing Jalan Terus

Next Post

Pule, Desa yang Membangun Lumbung Pangan di Masa Pagebluk

Next Post
Pule, Desa yang Membangun Lumbung Pangan di Masa Pagebluk

Pule, Desa yang Membangun Lumbung Pangan di Masa Pagebluk

Dari Nyantri di Pondok Ploso Kediri Hingga Lockdown di Wuhan

Dari Nyantri di Pondok Ploso Kediri Hingga Lockdown di Wuhan

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Bahasa Ngapak Tak Mengenal Kasta

Bahasa Ngapak Tak Mengenal Kasta

15 Juni 2022
1.5k
Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

4 Juli 2022
6.1k

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In