MENULIS sama halnya melakukan meditasi. Fokus pada satu titik, berpikir jernih, dan mengumpulkan energi positif dari sekitar. Bagi siswa di sekolah, menulis bisa meningkatkan konsentrasi. Namun, menyampaikan pesan melalui tulisan bukan perkara mudah. Sehingga, keterampilan menulis perlu terus diasah dan menjadi kebiasan.
Pentingnya mendorong siswa agar mulai menulis itu disadari betul oleh Yuni Kuswidarti, guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Pare, Kabupaten Kediri. Dia menerapkan pembelajaran inovatif yang dikemas dalam kegiatan “Menulis Surat untuk mas Bupati”. Melalui metode ini, Yuni berharap kemampuan berpikir kritis para murid dapat meningkat.
“Kegiatan menulis surat sekarang jarang diminati, padahal ini menjadi kompetensi dasar yang harus dikuasai murid,” kata Yuni.
Metode pengajaran ini disampaikan Yuni saat menjadi narasumber kelas kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara (TPN) X Kediri. Acara tersebut diselenggarakan Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Kediri, berkolaborasi dengan Cerita Guru Belajar, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri. Kegiatan TPN X dilaksanakan pada Sabtu 19 Agustus 2023 di SMA Negeri 2 Pare, Kabupaten Kediri.
Yuni bercerita jika mengajar anak menulis surat tak luput dari beberapa kendala. Pada awalnya mereka kurang antusias, kesulitan memilih kata-kata, serta kesulitan merangkai kalimat menjadi paragraf.
Baginya, kendala itu adalah tantangan dalam proses pembelajaran. Alhasil, dia merumuskan tema tertentu agar lebih atraktif. Lewat metode “Menulis Surat untuk mas Bupati”, anak-anak diajak berlatih kritis. Pembelajaran ini dilakukan lewat beberapa tahap. Pertama, murid dibagi menjadi beberapa kelompok, selanjutnya Yuni menyampaikan pesan apa yang hendak disampaikan melalui surat.
Tahap kedua, murid mempelajari dan mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) secara berkelompok. LKPD tersebut berisi satu contoh surat kepada tokoh masyarakat dengan tingkat kesulitan yang berbeda, baik dari segi bahasa maupun topik yang diangkat. Tahapan ketiga menyajikan juga beberapa pertanyaan High Order Thinking Skill (HOTS) yang dapat dipilih murid untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka.
![](https://kediripedia.com/wp-content/uploads/2023/08/Kegiatan-menulis-1024x575.jpg)
“Anak-anak dirangsang dengan pertanyaan seperti, apakah kamu menemukan masalah di sekitarmu? Atau apa yang ingin kamu ketahui lebih jauh tentang Kabupaten Kediri atau Bupati Kediri?,” ujar Yuni.
Selain itu, dalam surat disediakan tiga pilihan aktivitas agar memperdalam jawaban dari pertanyaan yang mereka pilih sebelumnya. Antara lain, observasi, wawancara, maupun mencari referensi. Di bagian inilah diferensiasi proses diterapkan.
Proses ini melatih murid berpilir kritis dengan merespon lingkungan sekitar agar dapat dimanfaatkan juga di kehidupan nyata. Lewat metode ini, murid mulai cakap mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di lingkungan sekitar, sesuai dengan sudut pandang masing-masing.
Hasilnya, topik yang mereka bahas cukup bervariasi. Adanya tiga pilihan aktivitas untuk mengumpulkan informasi, membuat uraian argumen sebagian besar murid lebih luas. Bahkan, sebagian besar murid ternyata mencoba menawarkan solusi atas permasalahan yang ditemukan kepada Bupati Kediri. (Devi Yuniarti Ningtyas, Komunitas Guru Belajar Nusantara Kediri)
Discussion about this post