• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Rabu, 1 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home PEOPLE

Manajer Prudential Banting Setir Jualan Es Teh

08 Feb 2019
in PEOPLE
Reading Time: 3 menit
23
Manajer Prudential Banting Setir Jualan Es Teh
191
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

TEORI yang mengatakan agar keluar dari zona nyaman, barangkali tidak semudah ketika diucapkan. Namun, banyak pula orang yang mengejawantahkan konsep tersebut tanpa perasaan ragu. Misalnya, Riyanto Suyatmoko. Jabatan sebagai manager unit Prudential Kediri dia tinggalkan, dan  memilih menekuni usaha franchise minuman Teh Poci.

Keputusan melepas capaian karir yang dibangun belasan tahun, sudah pasti sangat mengagetkan.Terutama, oleh rekan-rekan kerja di kantor asuransi. Ada yang menyayangkan, ada pula yang melemparkan cemoohan dan jadi bahan tertawaan.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Jurnalis Papua Menerima Penghargaan Pogau Yayasan Pantau

Eko Jagal, Jawara Balap Mobil Eropa Asal Kediri

Tan Tik Sioe, Pendekar Jari Rata yang Bertapa di Tulungagung

“Sebagian dari mereka menganggap keluar dari Prudential adalah langkah konyol,” ujar Riyan, Rabu 5 Februari 2019, di kediamannya.

Menurut pria kelahiran Yogyakarta, respon yang ditunjukkan oleh kawan sesama pegawai asuransi itu amat wajar. Dari manager yang memimpin lebih dari seratus pegawai, menjadi penjual es teh; dari sosok yang dulu berpenampilan formal dan necis, berubah ke gaya sederhana, tentu menuai tanggapan beragam. Baik itu positif maupun negatif.

Advertisement Banner

Di rumahnya yang berlokasi di Perumahan Griya Indah Permatasari Blok D-11, Jalan Penanggungan, Kota Kediri, Riyan berkisah seputar hal-hal yang melatarbelakangi keputusannya. Pada satu titik, dia merasa tidak dapat lagi menikmati pekerjaan yang telah digeluti selama lebih dari sepuluh tahun itu. Meskipun perolehan gaji yang diterimanya mencapai hampir sepuluh juta per bulan.

“Saya lebih merasakan nilai keberkahan dan perjuangan pada mata pencaharian sekarang,” kata pria empat puluh satu tahun ini.

Riyan menganggap, tuntutan pekerjaan di kantor seperti beban untuk mencapai target, tidak membuatnya bebas bereksplorasi. Selain itu, jam kerja dari pagi hingga malam hari menjadikannnya kehilangan waktu bersama istri dan anak-anaknya. Ketika ada kesempatan resign dari posisi manager, dia sama sekali tak ragu. Dia resmi mengundurkan diri pada tahun 2015, tekadnya pun bulat untuk berwirausaha.

Selepas itu, aktivitas kesehariannya tak banyak berubah. Riyan tetap mulai bekerja di pagi hari, sama seperti sewaktu menjadi pegawai. Bedanya, kini dia banyak berurusan dengan barang dapur seperti panci, teko, dan kompor. Kegiatannya memasak dan meramu teh dia mulai setelah subuh, tepatnya jam 5 pagi. Butuh waktu sekitar satu jam untuk menyelesaikan proses tersebut.

Olahan teh yang sudah melalui penyeduhan, dimasukkan ke dalam dua buah jerigen bervolume 5 liter. Lengkap dengan persediaan karamel atau gula pasir yang dilelehkan. Untuk menuju ke tempatnya berjualan, dia mengendarai sepeda motor dengan penambahan obrok atau keranjang berbahan kain di dua sisi belakang.

“Teh saya pilih, karena minuman itu dapat dinikmati orang dari segala usia, berbeda dengan susu ataupun kopi,” jelas Riyan.

Lokasi yang disasar oleh Riyan adalah sekolah-sekolah yang berada di Kota Kediri. Di awal usaha bergulir, dia hanya membuka satu gerai saja. Empat tahun kemudian, ikhtiar makin berkembang. Gerobak berisi perlengkapan seperti alat pres gelas plastik, ice box, dan sedotan, sekarang berdiri di tiga tempat. Antara lain di kantin SMAN 8 Kediri dan SMAN 4 Kediri, serta di depan SMK 2 PGRI Kediri.

“Dengan usaha ini, saya dapat memberikan kesempatan kerja buat orang lain,” kata lelaki yang pernah bekerja di perusahaan farmasi Kalbe Farma itu. Riyan mengaryakan tiga orang yang bertugas di masing-masing tempat tersebut. Jam kerja mereka disesuaikan dengan waktu efektif pelajaran sekolah. Pukul 7 pagi, hingga pukul 2 sore.

Dalam menjalankan bisnis waralaba minuman ini, Riyan baru merasa jika ilmu yang dipelajari semasa kuliah sangat berguna. Konsep mengatur modal dan keuntungan bersih maupun kotor, sudah dikenalinya ketika duduk di bangku perguruan tinggi. Tepatnya, di Jurusan Manajemen Pemasaran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Tiap cup es dijual dengan harga tiga ribu rupiah. Dalam sehari, Riyan dapat menjajakan sekitar 400 gelas, sekalipun di musim penghujan. Jika cuaca tengah terik, jumlah tersebut dapat bertambah 20 persen, hingga 500 gelas. Bila keuntungan bersih dikalkulasi, laba yang diraup per bulan hampir setara dengan gajinya sewaktu masih menjadi manager. Yakni, sekitar sembilan juta rupiah.

Melihat potensi yang bisa digali masih terbuka lebar, dia semakin bersemangat mengembangkan usaha. Riyan berencana untuk membuka dua gerai tambahan pada bisnis franchise tersebut. Selain itu, ada kemungkinan membuka peluang bisnis di sektor berbeda, di luar kuliner.

“Saya menyesal, kenapa tidak mulai berbisnis sejak masih muda dulu,” katanya. (Kholisul Fatikhin)

Tags: #headline
SendShare105Tweet9
Previous Post

Karyawan Gudang Garam Juga Punya Klub Sepeda

Next Post

Ngetrail dan Baksos Bareng di Lereng Kelud

Next Post

Ngetrail dan Baksos Bareng di Lereng Kelud

Bersepeda dan Menabur Ikan di Sumber Gundi

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

4 Juli 2022
6.1k
Bedug Kediri Jadi Alat Musik Perkusi di Brazil

Bedug Kediri Jadi Alat Musik Perkusi di Brazil

26 April 2022
2.2k

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In