SEKITAR 17 ribu santri Pondok Pesantren Lirboyo, berjalan berdesakan di sejumlah trotoar jalanan di Kota Kediri. Membentuk barisan teratur, rombongan kaum bersarung tersebut mengular sepanjang 4,7 kilometer. Mereka berduyun-duyun menuju Masjid Agung Kota Kediri dalam rangka peringatan tahun baru Islam 1 Muharam, 1440 Hijriah.
Berangkat dari pondok, ribuan santri mulai memenuhi jalur pedestrian selepas sholat ashar. Rute yang mereka tempuh, yakni melintasi Jalan KH Abdul Karim, Jalan Penanggungan, Jalan KH Agus Salim, hingga menyeberang Sungai Brantas melalui Jembatan Alun-alun.
Entah sejak kapan tradisi ini dimulai. Secara rutin santri pondok salaf tersebut menjalani kegiatan itu setiap pergantian kalender tahun Hijriah. Mengenakan atribut khas santri seperti baju putih, sarung, peci, dan membawa sajadah; mereka bersama-sama bertafakur sambil memanjatkan doa di salah satu agenda hari besar Islam tersebut.
“Kita berdoa agar selalu mendapat berkah pada setahun mendatang,” kata Nur Choyin, salah seorang santri Lirboyo, Senin, 10 September 2018.
Mulai nyantri di Lirboyo sejak 6 tahun lalu, Choyin tak pernah sekalipun melewatkan ibadah di penghujung tahun hijriah ini. Menurutnya, dalam menjalani tradisi tersebut ada nilai keberkahan tersendiri. Walaupun Masjid Agung sangat mudah ditempuh dengan mengendarai sepeda motor, tapi dia menikmati berjejalan di trotoar sempit bersama ribuan santri lain.
“Kalau jalan kaki, kita lebih bisa meresapi nilai kebersamaan,” ujar santri asal Wonosobo itu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Muhammad Isnan Umar Said. Melihat kerumunan santri menuju Masjid Agung, membuatnya melenting ke peristiwa empat tahun silam, sewaktu masih belajar di Lirboyo. Selain teringat soal keberkahan dan kebersamaan, ada kejadian yang tak bisa dia lupakan. Di antaranya, Isnan harus berkejar-kejaran dan bersitegang dengan santri keamanan saat mengikuti kegiatan ini.
Istighosah serta doa bersama akhir tahun 1439 H dan awal tahun 1440 H ini dipimpin oleh KH Anwar Mansur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo. Acara ini dihadiri pula oleh para tokoh ulama dan seluruh lapisan masyarakat di Kota Kediri. Kegiatan doa bersama diakhiri dengan sholat isya berjamaah. Selepas itu, ribuan santri Lirboyo kembali ke pondok tempatnya mengaji. (Kholisul Fatikhin)