• HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
Tuesday, 11 November 2025
Kediripedia.com
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Kerajinan Air Mata Dewa dari Lembah Gunung Wilis

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Sejumlah Bahan Pokok di Kota Kediri Turun Harga Jelang Lebaran

    Warga Kota Kediri Kini Bisa Mengurus Izin Usaha di Kantor Kelurahan

    Uji Keamanan Pangan di Tengah Bulan Puasa

    MinyaKita Tak Sesuai Takaran Ditemukan pada Sidak di Pasar Kota Kediri

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KULTUR

Senjata Perang dari Pabrik Gula Mrican

06 Apr 2022
in KULTUR
Reading Time: 3 mins read
0
Senjata Perang dari Pabrik Gula Mrican

ADA gula ada semut, ada perang ada senjata. Kalimat tersebut barangkali tepat untuk menggambarkan kisah Pabrik Gula Mrican di Kediri, Jawa Timur saat meletusnya Agresi Militer Belanda tahun 1947-1949. PG Mrican yang sebelumnya memproduksi gula diubah menjadi pabrik senjata. Upaya tersebut dilakukan sebagai upaya melawan Belanda yang ingin merebut kembali kedaulatan Indonesia.

Pabrik yang berlokasi di Kelurahan Mrican, Kota Kediri itu sebelumnya sudah berhenti beroperasi ketika pendudukan Jepang pada 1942. Macetnya produksi gula terus berlanjut hingga berlangsungnya Agresi Militer Belanda kedua 1948. Gudang, bangunan, dan mesin pabrik pengolahan tebu dimanfaatkan untuk merakit senjata.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Setelah Keliling Dunia, Mencari Penerus Kethek Ogleng

Melacak Teknik Penulisan Aksara Kuadrat di Prasasti Ponorogo

Terancam Punah, Kertas Daluang Masih Dirawat Keturunan Hasan Besari

“Sejumlah surat kabar Belanda melaporkan aktivitas perakitan senjata di PG Mrican,” ujar Yazib Bastomi, Senin 4 April 2022.

Surat kabar itu di antaranya De Nieuwsgier, Nieuwe Courant, dan De Gooi en Emlander. Dalam narasi koran Belanda tahun 1948, pabrik Mrican disebut dengan Munitie-fabriek Mritjan.

Senjata api yang dibuat di PG Mrican diketahui adalah mortir atau peluncur granat. Sejumlah senjata beserta amunisinya kini disimpan di Museum Brawijaya Malang. Mortir tersebut memiliki kaliber 50 dan 90 Milimeter yang tergolong meriam artileri ringan.

Senjata buatan Pabrik Gula Mrican tahun 1945. (Foto: Zainul Arifin)

Menariknya, narasi di papan informasi museum menyebut jika mortir itu dibuat dari potongan logam di sekitar pabrik. Artinya, komponen tidak dibuat khusus untuk kebutuhan senjata. Laras pelontar menggunakan bekas tiang telepon dan listrik yang dipotong. Meski seadanya, mortir itu cukup membantu prajurit Indonesia di sejumlah pertempuran mempertahankan kemerdekaan.

“Saking sederhananya, mortir hasil berdikari ini tidak dilengkapi alat pengontrol. Sehingga, tidak diketahui pasti sejauh mana daya jangkau tembaknya,” kata anggota Komunitas Pelestari Sejarah Budhaya Kadiri atau PASAK.

Tersebab tidak memiliki fitur pengontrol, dalam beberapa kali penggunaan mortir tidak mau melontarkan peluru. Amunisi itu justru meletus di dalam tabung besi itu.

Salah satu insiden kecelakaan diceritakan dalam buku Garis Depan Pertempuran Laskar Hizbullah 1945-1950 yang ditulis Ayuhanafiq, sejarawan Mojokerto. Laskar Hizbullah merupakan kumpulan para kyai, pemuda Islam, dan para santri rakyat pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Ketika berperang melawan Belanda di Pacet, Mojokerto pada 1949 Laskar Hizbullah mendapat dukungan senjata dari Mayor Jendral Soengkono, Panglima Divisi VI Tentara Rakyat Indonesia. Senjata berupa mortir dan granat itu diproduksi di pabrik Mrican. Perlengkapan perang itu beroperasi tanpa kendala, berhasil memberi perlawanan pada tentara Belanda.

Namun sayang, satu peluru mortir tidak berhasil terlontar. Peluru itu meledak pada tabung larasnya hingga menyebabkan lima pejuang gugur. Insiden kecelakaan itu ternyata bukan satu-satunya. Di kawasan lain seperti Jogjakarta dan Cirebon yang juga memiliki pabrik senjata, mortir bikinan sendiri itu terkadang error.

Pabrik Gula Mrican kembali difungsikan sebagai pabrik pengolahan tebu ketika situasi politik di awal tahun kemerdekaan itu mereda. Seluruh aset PG Mrican berhasil dikuasasi Indonesia dengan adanya proses nasionalisasi pada 1957-1960an. Hingga sekarang, pabrik yang pernah menjadi tempat pembuatan mortir itu masih terus memproduksi gula di bawah kendali PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X. (Kholisul Fatikhin)

Tags: #belanda#headline#Kediri#SEJARAH
Previous Post

Kamera Analog Tetap Digemari Meski di Era Digital

Next Post

Lidia Lebang, Penderita Bipolar yang Menulis Buku

Next Post
Lidia Lebang, Penderita Bipolar yang Menulis Buku

Lidia Lebang, Penderita Bipolar yang Menulis Buku

Dari Kampung Inggris Menjelajahi Lima Benua

Dari Kampung Inggris Menjelajahi Lima Benua

Discussion about this post

JELAJAHI

  • BISNIS (108)
  • DESTINASI (107)
  • EDUKASI (91)
  • KOMUNITAS (204)
  • KULTUR (217)
  • PEOPLE (239)
  • SURYAPEDIA (86)
  • Uncategorized (7)
  • Video (2)
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

SOSIAL MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA