• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Rabu, 8 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home DESTINASI

TAN KHOEN SWIE DAN RUMAH TUA DI JALAN DOHO (Tulisan I)

24 Jul 2015
in DESTINASI, KULTUR
Reading Time: 3 menit
33
TAN KHOEN SWIE DAN RUMAH TUA DI JALAN DOHO (Tulisan I)
262
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

Pengantar Redaksi:

Perjalanan panjang Kediri melahirkan banyak hal yang kelak mengawali keberlangsungan sejarah berikutnya. Seperti arus sungai yang susul-menyusul, sejarah Kediri bergerak dalam lapisan-lapisan tebal, panjang, kerap tak saling berhubungan. Salah satu noktah yang turut mewarnai peradaban yang beragam itu adalah sosok Tan Khoen Swie, lelaki Cina yang turut memahatkan keniscayaan berubahnya tradisi lesan ke dalam tradisi tulis. Bagaimana sepak terjang Tan di semak-belukar sejarah Kediri, Dwidjo U. Maksum melakukan penelusuran yang kemudian diracik secara bersambung untuk para pembaca kediripedia.com di manapun berada.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Hujan Selalu Dinanti Saat Perayaan Imlek

Wayang Mbah Gandrung Tetap Anti Alat Transportasi

Kompleks Pelacuran Semampir Jadi Hutan Kota

Sebuah bangunan tua kokoh berdiri di kawasan pertokoan Jl. Doho, Kota Kediri, Jawa Timur. Tak seperti deretan toko lain di kawasan bisnis Kota Kediri yang umumnya bergaya modern, bangunan itu nampak kusam tanpa kilatan lampu billboard atau papan nama mentereng. Di atas pintu depan hanya terlihat papan kayu warna biru bertuliskan toko “SURABAYA”. Beberapa tahun terakhir, tulisan itu diremajakan dan terlihat lebih segar.

Toko kelontong yang dulu bernama “SOERABAIA” itu kini menjual bahan makanan seperti abon, dendeng, krupuk, dan aneka kue kering. Di sebelah kiri toko terdapat bangunan berukuran 12 meter persegi, yang sehari-hari berfungsi sebagai tempat praktek dokter gigi. Sang ahli gigi itu adalah drg, J Sutjahjo Gani, cicit (buyut) Tan Khoen Swie, penerbit legendaris di Kota Kediri.

Advertisement Banner

Berdasarkan foto tua yang bisa ditemukan kediripedia.com dari ahli waris Tan, selain menjadi pusat boekhandel (penerbitan) dan toko buku, juga menjadi pusat penjualan ban mobil dan pompa bensin.

IMG-20150724-WA0015
Couertesy: drg, J Sutjahjo Gani,

“Ya, inilah sisa peninggalan kakek buyut saya, tempat beliau berkarya dan menjalankan kegiatan spiritual sekitar 70 tahun silam,” kata Gani usai menjalankan tugasnya melayani puluhan pasien sakit gigi yang berjubel sejak sore hari.

Dalam perbincangan di akhir bulan Ramadan 2015, Gani mengaku bukan ahli waris buku-buku peninggalan Tan Khoen Swie. Namun dia setiap hari merawat dan menjaga ribuan buku yang menumpuk di lantai tiga rumah tua itu. Bersama istrinya, Lena Irawati dan dua anaknya: Vanya dan Catriona, lelaki kelahiran Kediri 18 Januari 1963 ini menempati salah satu kamar di lantai dua, persis di bawah bangunan bekas tempat aktivitas spiritual Tan Khoen Swie. Kedua anaknya kini kuliah di Surabaya, meneruskan jejak Gani belajar menjadi dokter gigi.

Menurut Gani, pada masa jayanya sekitar tahun 1921, toko Surabaya adalah pusat penjualan boekhandel (penerbit) Tan Khoen Swie. Berdasarkan foto tua yang ditunjukkan Gani kepada kediripedia.com, di bagian atas bangunan toko terdapat papan bertuliskan: Toko Tan Khoen Swie, Sedia Boekoe Djawa, Melajoe dan Ollanda.

“Toko buku ini mulai tidak terurus sekitar tahun 1962, ketika ditinggal Michael Tanzil ke Jakarta. Michael adalah putra bungsu sekaligus ahli waris tunggal Tan Khoen Swie,” kata Gani.

Pada awal abad-19, bagian belakang toko merupakan pusat penerbitan Tan Khoen Swie. Menurut Gani, banyak pihak menyebut Tan Khoen Swie sebagai cikal bakal penerbitan di Indonesia, yang memiliki peran penting dalam perubahan tradisi oral (lisan) ke tradisi tulis. Penerbitan itu menandai dimulainya era buku, menggantian tradisi tutur yang sebelumnya dikenal dengan bentuk tedhakan (turunan yang ditulis tangan).

Courtesy: drg, J Sutjahjo Gani,
Courtesy: drg, J Sutjahjo Gani,

Selain itu, bagian belakang rumah yang dibangun pada tahun 1939 tersebut juga merupakan rumah tinggal Tan Khoen Swie bersama keluarganya. Bagian rumah paling bersejarah adalah bangunan paling atas mirip klentheng berukuran sekitar 20 meter persegi. Untuk menuju ke loteng itu harus melalui lorong bertangga yang dipenuhi kamar. Menurut Gani, kamar-kamar itu dulunya dipakai tempat singgah para penulis atau sastrawan yang mencetakkan bukunya di boekhandel Tan Khoen Swie.

Bangunan tua di lantai tiga dilengkapi daun jendela bundar. Di dalamnya terdapat rak buku peninggalan Tan Khoen Swie. Belasan foto hitam putih pernah terpampang di dindingnya. Mulai foto keluarga Tan Khoen Swie, foto saat Boekhandel Kamadjoean ikut pameran di Yogyakarta, foto bersama Ki Padmosusastro (pengarang cerita Kancil Nyolong Timun) serta foto-foto aktivitas Tan Khoen Swie.(Dwidjo U. Maksum) bersambung ~~~

Tulisan selanjutnya: SI TUKANG RAKIT YANG SUKA MENGINTIP KERATON (Tulisan II)

Tags: #Biografi#KisahNyata#LiputanKhusus#Pustaka#TanKhoenSwie
SendShare19Tweet13
Previous Post

Desa Babadan – Kediri Dikuasai oleh Sapi

Next Post

Rangin, Kue Anti Masuk Angin

Next Post
Rangin, Kue Anti Masuk Angin

Rangin, Kue Anti Masuk Angin

SI TUKANG RAKIT YANG SUKA MENGINTIP KERATON (Tulisan II)

SI TUKANG RAKIT YANG SUKA MENGINTIP KERATON (Tulisan II)

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

Telat Jadi Cagar Budaya, Rumah Bersejarah di Kota Kediri Dibongkar

4 Juli 2022
6.1k
Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

8 Juni 2022
827

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In