• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Sabtu, 4 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KULTUR

Totok Kerot Diduga Megaproyek Candi Kerajaan Kediri yang Gagal

02 Jun 2021
in KULTUR
Reading Time: 3 menit
46
Totok Kerot Diduga Megaproyek Candi Kerajaan Kediri yang Gagal
356
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

PATUNG setinggi 3 meter ini pertama kali ditemukan pada zaman kolonial Belanda. Saat itu, warga Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, tak menyangka jika dari gundukan tanah, terkubur arca raksasa. 

Matanya melotot, berbadan tambun dengan posisi tubuh setengah berlutut, serta menggenggam senjata gada. Masyarakat Kediri mengenal patung yang diukir dari batu andesit ini dengan sebutan Totok Kerot.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Hujan Selalu Dinanti Saat Perayaan Imlek

Wayang Mbah Gandrung Tetap Anti Alat Transportasi

Kompleks Pelacuran Semampir Jadi Hutan Kota

“Nama Totok Kerot sebenarnya berasal dari cerita lisan. Dalam dunia arkeologi, patung itu disebut sebagai dwarapala,” ujar Aang Pambudi Nugroho, kandidat master Arkeologi Universitas Gajah Mada (UGM), Selasa, 11 Mei 2021.

Aang menerangkan, istilah dwarapala berasal dari bahasa Sansekerta. Dwara memiliki arti penjaga, dan pala yang berarti pintu. Sesuai arti harfiahnya, patung ini digunakan sebagai penjaga pintu masuk candi atau bangunan suci di masa lampau. Jika ditemukan dwarapala, hampir dipastikan bahwa di tempat tersebut pernah dibangun sebuah candi.

Advertisement Banner

Menurut kajian literatur yang pernah dilakukan Aang, nama Totok Kerot diambil dari kata totok yang berarti mulut dan kerot yang berarti menggeram. Memang jika diperhatikan, ekspresi wajah dari arca dwarapala digambarkan seperti seseorang yang sedang marah.

“Patung Totok Kerot ini dibuat pada masa Kerajaan Kediri,” kata Budi, Juru Pelihara Arca Totok Kerot.

Dia menambahkan, benda arkeologis ini bisa dipastikan dari Kerajaan Kediri berdasarkan hiasan Candrakapala di atas kepala patung. Candrakapala adalah hiasan tengkorak bertaring di atas bulan sabit, yang merupakan lambang dari Kerajaan Kediri.

Arca dwarapala dari Kerajaan Kediri. (Foto: Fajar)

Menurut Budi, lengan sebelah kiri patung putus ketika diangkat ke permukaan pada era kolonial Belanda. Arca yang tak bisa diangkat akhirnya dibiarkan, hingga gundukan itu ditemukan kembali oleh warga Desa Bulupasar pada 1981.

Sesuai fungsinya sebagai penjaga bangunan suci, seharusnya di belakang Totok Kerot terdapat bangunan besar berupa candi. Akan tetapi, ekskavasi yang dilakukan di sekitar situs pada tahun 2005, tidak menemukan sisa reruntuhan bangunan. Begitu pula  benda arkeologis yang mendukung keberadaan sebuah candi.

“Untuk kasus Totok Kerot, mengapa belum ditemukan candinya, karena bisa jadi bangunan candi memang tidak pernah dibangun,” ujar Aang.

Ketua Komunitas Jawa Kuno (KOJAKUN) Sutasoma ini menambahkan, pembangunan candi untuk pemujaan pasti mendahulukan pembuatan dwarapala. Itu sebabnya banyak ditemukan candi yang masih belum jadi, tetapi arca-arcanya sudah digarap sempurna.

Ukuran sebuah dwarapala nantinya akan menentukan skala pembangunan candi. Aang meyakini jika Totok Kerot yang dibuat raksasa merupakan megaproyek candi kerajaan yang gagal.

Dia melanjutkan, dalam naskah-naskah kuno dijelaskan, ada dua peristiwa yang membuat pembangunan candi tidak dilanjutkan. Pertama, karena adanya bencana alam. Kedua, karena serangan musuh atau disebut pralaya.

Ketika ada pralaya di masa itu, pantang bagi silpin atau sang pembuat candi untuk meneruskan pekerjaannya. Dari kedua alasan tidak dilanjutkannya pembangunan candi, Aang mengatakan bahwa serangan musuh merupakan kemungkinan terbesar adanya pralaya.

“Era Kerajaan Kediri merupakan masa yang rawan konflik, kemungkinan sebelum masuk tahap pembangunan candi, musuh sudah menyerang lebih dulu,” kata Aang.

Menurutnya, bisa jadi karena perang berkepanjangan, megaproyek candi kerajaan ini tidak dilanjutkan. Patung dwarapala candi biasanya terdiri dari dua arca kembar. Pasangan Totok Kerot pun juga belum sempat dibuat.

Kondisi rawan perang itu diperkuat dengan posisi Totok Kerot yang setengah berdiri. Posisi dwarapala mereprentasikan bagaimana situasi saat itu. Dwarapala dengan posisi berdiri menandakan situasi perang. Sedangkan dwarapala dalam posisi duduk, menandakan kondisi sedang kondusif.

Terlepas dari ada tidaknya candi yang dijaga dwarapala raksasa ini, menurut Aang, Totok Kerot layak untuk diteliti lagi secara mendalam. Di antaranya, dengan melakukan ekskavasi dan merancang peta persebaran situs arkeologis di sekitar situs Totok Kerot. Dengan upaya tersebut, setidaknya dapat memberi gambaran tentang sejarah Kerajaan Kediri yang hingga saat ini masih banyak yang belum terungkap. (Fajar Eko Ugiyanto,Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP Kediri, sedang magang di Kediripedia.com dalam Program Kampus Merdeka Kemendikbud)

Tags: #candi#headline#Kediri#kerajaan#SEJARAH
SendShare26Tweet40
Previous Post

Rakyat Kediri Gotong Royong Benahi Penunjuk Makam Tan Malaka

Next Post

Bahasa Indonesia Wajib Dijaga Kemurniannya

Next Post
Bahasa Indonesia Wajib Dijaga Kemurniannya

Bahasa Indonesia Wajib Dijaga Kemurniannya

Alas Simpenan, Rumah Ribuan Kera Ekor Panjang di Kaki Gunung Kelud

Alas Simpenan, Rumah Ribuan Kera Ekor Panjang di Kaki Gunung Kelud

Discussion about this post

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

8 Juni 2022
826
Bedug Kediri Jadi Alat Musik Perkusi di Brazil

Bedug Kediri Jadi Alat Musik Perkusi di Brazil

26 April 2022
2.2k

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In