• Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan
Sabtu, 4 Februari 2023
Kediripedia.com
Advertisement Banner
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Minat Investor Mendanai Startup Menurun

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Terinspirasi Kisah Nabi, Dokter di Kediri Resign dari PNS

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Briket Arang Nganjuk Diekspor ke Turki, Arab Saudi, dan Iran

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

    Gerakan Penguatan Bisnis Ikan Air Tawar di Desa Canggu

  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA
No Result
View All Result
Kediripedia.com
Home KULTUR

Wayang Mbah Gandrung Tetap Anti Alat Transportasi

17 Jan 2023
in KULTUR
Reading Time: 3 menit
22
Wayang Mbah Gandrung Tetap Anti Alat Transportasi

Kotak peralatan pentas Wayang Mbah Gandrung dibawa ke lokasi dengan jalan kaki. (Foto: FB Rengga Dumadi)

186
VIEWS
Teruskan ke WhatsappBagikan ke FacebookCuitkan ke Twitter

PEMBANGUNAN sarana transportasi di Indonesia kini sedang ramai dikerjakan. Berdirinya bandara, rel kereta api, terminal, dan pelabuhan tentu semakin memudahkan kunjungan ke suatu daerah. Namun, maraknya percepatan transportasi itu tak berguna bagi pegiat Wayang Mbah Gandrung di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Kesenian asal Desa Pagung di lereng Gunung Wilis ini memang unik. Jika wayang hendak dipentaskan, semua peralatan tidak boleh dinaikkan kendaraan. Wayang, kenong, gong, rebab, kendang, dan gambang, harus dibawa ke lokasi pementasan dengan berjalan kaki.

Jelajahi pustaka Kediripedia

Hujan Selalu Dinanti Saat Perayaan Imlek

Kompleks Pelacuran Semampir Jadi Hutan Kota

Cara Menangkap Maling Ala Pondok Pesantren Lirboyo

“Ini adalah syarat wajib pementasan, tradisi ini masih terus dijaga dan dirawat,” kata Abdul Akad, Dalang Wayang Mbah Gandrung, Selasa, 8 November 2022.

Lelaki 65 tahun ini sudah 4 tahun mengemban amanah sebagai dalang. Menurut cerita para pendahulu, wayang harus dibawa dengan jalan kaki karena enggan diantar menggunakan moda transportasi. Baik itu cikar, pedati, mobil, bahkan sepeda pancal juga tidak boleh.

Advertisement Banner

Dari peristiwa itu, wayang kebanyakan hanya ditampilkan di Desa Pagung dan kawasan di sekitar Kediri. Adanya syarat berjalan kaki tersebut, pementasan Mbah Gandrung jarang atau bahkan tak pernah digelar di daerah lain.

“Jika ingin tampil di tempat yang jauh harus mengadakan persemedian terlebih dahulu serta ritual selamatan,” ujar Abdul Akad.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang bakso ini merupakan dalang generasi ke sembilan. Para pendahulunya yaitu Kartoyoso, Kartodimedjo, Guno, Sarwi, Ngalibon, Kasedi, Mbah Kandar, dan Mbah Giyar. Pada tahun 2008, Mbah Kandar menerima penghargaan sebagai maestro seni tradisi. Penghargaan itu diberikan oleh Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pementasan Wayang Mbah Gandrung di Desa Pagung, Kediri. (Foto:FB Dewi ‘Aan’ Anggraini)

Dari sembilan dalang itu tidak semuanya punya ikatan keluarga. Amanah menjadi sutradara pementasan wayang dipilih berdasarkan wangsit atau wahyu. Menurut kepercayaan warga, wayang Mbah Gandrung sendiri yang menentukan siapa yang berhak menjadi dalang.

“Saya mendapat wangsit menjadi dalang pada 2018, sepulang bekerja di Kalimantan,” kata Akad.

Nama Wayang Mbah Gandrung diambil dari tokoh utama pementasan. Sejumlah tokoh wayang di antaranya Mbah Gandrung, Eyang Gandrung, Joko Luar, Mbah Raden, dan Mbah Semar. Sedangkan lakon atau cerita yang dimainkan yaitu Damarwulan, Baron Sekeber, Dewi Sekartaji, serta kisah-kisah dari Kerajaan Majapahit.

Tidak ada hari khusus untuk mementaskan Wayang Mbah Gandrung. Namun, syarat wajibnya saat pahing atau legi dalam kalender Jawa. Wayang ini secara rutin dipentaskan satu tahun sekali pada tanggal 1 bulan asyura’ di Balai Desa Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.

Abdul Akad, generasi ke sembilan dalang Wayang Mbah Gandrung. (Foto: Alfi)

Pementasan wayang Mbah Gandrung sama halnya seperti Wayang Krucil. Di panggung kecil, kain jarik dipasang melintang dan sejajar hingga membentuk lubang segi empat. Bentuknya mirip jendela, sehingga dalang dan anak wayang seperti berada di dalam televisi. Sepanjang pentas, irama gamelan mengiringi jalannya cerita.

“Wayang ini bukan sekadar tontonan, tapi untuk orang nazar,” kata Akad.

Nazar adalah janji berbuat sesuatu jika apa yang diinginkan tercapai. Artinya, hanya orang-orang yang punya nazar saja yang boleh nanggap atau meminta Wayang Mbah Gandrung tampil. Misalnya, seorang bapak yang anaknya tengah sakit keras, lalu dia bernazar akan menggelar pementasan apabila anaknya sembuh.

Orang yang nanggap Mbah Gandrung tidak hanya dari Kediri, tapi ada juga yang dari luar Pulau Jawa. Jika yang nazar orang jauh, maka pentas bisa digelar di rumah dalang atau di Balai Desa Pagung. Sebab, wayang mustahil bisa sampai ke lokasi karena harus diantar dengan berjalan kaki.

Ketika Mbah Gandrung ditampilkan, cara penyajiannya amat  sederhana dan sama sekali tak ada kesan megah. Seni asal Kediri ini memang tidak ditujukan untuk menarik perhatian penonton, akan tetapi sebagai pemenuhan rohani para pengucap janji. (Alfi Nur Af’idah, Mahasiswa Program Studi Sosiologi Agama IAIN Kediri, sedang magang di Kediripedia.com)

Tags: #headline
SendShare13Tweet35
Previous Post

Tan Tik Sioe, Pendekar Jari Rata yang Bertapa di Tulungagung

Next Post

9 Tips Menghadapi Cuaca Tak Menentu

Next Post
9 Tips Menghadapi Cuaca Tak Menentu

9 Tips Menghadapi Cuaca Tak Menentu

chinese new year lantern

Hujan Selalu Dinanti Saat Perayaan Imlek

Discussion about this post

Kediripedia Beriklan

PILIHAN REDAKSI

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

Ketika Para Bajingan Turun ke Desa

8 Juni 2022
826
Pencipta Soundtrack Game Asal Kediri Raih Penghargaan Internasional

Pencipta Soundtrack Game Asal Kediri Raih Penghargaan Internasional

17 Mei 2022
834

JELAJAHI

  • BISNIS (59)
  • DESTINASI (60)
  • EDUKASI (45)
  • KOMUNITAS (141)
  • KULTUR (158)
  • PEOPLE (101)
  • SURYAPEDIA (73)
  • Uncategorized (1)
  • Video (2)
Currently Playing

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Bariklana Tour, Satu satunya Biro Travel yang Berhasil Menembus Lokasi Perang Badar

Video

Kaos Gaple, Kaosnya Orang Kediri

Video
Currently Playing
Kediripedia.com

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

KERJASAMA

  • Tentang Kami
  • Aturan Penggunaan

SOSIAL MEDIA

No Result
View All Result
  • HEADLINES
  • BISNIS
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • PEOPLE
  • KULTUR
  • KOMUNITAS
  • SURYAPEDIA

© 2022 PT. KEDIRIPEDIA MEDIA UTAMA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In