KESEHATAN mental anak tidak bisa dianggap sepele. Di masa pertumbuhan, mereka rentan terkena gangguan seperti stres maupun depresi. Kebutuhan psikis anak perlu dipenuhi agar dapat berpikir jernih, percaya diri, dan antusias mempelajari keterampilan baru.
“Gangguan mental pada anak tidak mudah dideteksi,” kata Fatma Puri Sayekti, Dosen Psikologi IAIN Kediri.
Pemilik Taman Baca Puri Anjali ini menambahkan, khususnya jika anak diam, tertutup, dan tidak langsung menampakkan perubahan perilaku sehari-hari. Kadang orang dewasa di sekitarnya telat mengetahui hingga terjadi aksi ekstrem seperti menyakiti diri sendiri, bahkan bunuh diri. Dalam hal ini, peran orang tua amat dibutuhkan. Misalnya, secara konsisten menemani anak serta terus berkomunikasi lewat kalimat-kalimat bernada positif.
Wawasan selengkapnya seputar pencegahan gangguan psikis anak dan pola pengasuhan akan dibahas di Festival Hari Anak Sedunia. Acara tersebut rencananya digelar pada Minggu, 20 November 2022 di Taman Baca Puri Anjali. Perpustakaan ini terletak di kediaman Fatma di Jalan Mangga Nomor 74 Kelurahan Kaliombo, Kota Kediri. Kegiatan akan dimulai pukul 7.30 hingga 11.00 WIB.
“Acara ini digelar serentak di tiga kota, yaitu Kediri, Pekalongan, dan Sragen,” ujar Fatma.
Festival kesehatan mental akan berlangsung dengan konsep 5 taman edukasi. Pertama, Taman Jelajah Kebun. Anak usia SD akan diajak berkeliling rumah, kebun, dan sekitar taman baca untuk bermain. Terdapat pos-pos yang dijaga kakak-kakak yang berpengalaman di bidang Pramuka dan jelajah alam. Saat berkeliling, mereka akan berkenalan sesama anggota tim, tebak-tebakan, dan permainan.
Gagasan awal terselenggaranya acara lahir dari Muchammad Arifin, seorang guru dari Pekalongan. Pria yang aktif di Komunitas Taman Belajar Anak (KTBA) itu kemudian mengajak Fatma menghelat kegiatan di Kediri, serta Siti Nurjanah di Sragen.
Sedangkan yang kedua yaitu Taman Anti Perundungan. Kelas ini dikhususkan untuk siswa SMP-SMA yang akan dibekali pengetahuan mengidentifikasi diri. Apakah selama ini mereka pernah menjadi korban, bahkan pelaku perundungan atau bullying pada orang lain. Akan dibahas juga bagaimana mencegah perundungan di sekolah, rumah, dan lingkungan sekitar. Selain itu, jika sudah jadi korban atau pelaku, lantas apa yang harus dilakukan? Materi ini akan dibawakan Syafi Maulida, guru SMAN 2 Pare sekaligus pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Gelaran Buku Jambu, Kayen Kidul, Pare.
Ketiga, Taman Anti Kekerasan Seksual. Akhir-akhir ini kasus kekerasan seksual yang menimpa anak kecil makin marak. Untuk siswa SD, akan dikenalkan mengenai anggota tubuh yang boleh dipegang dan tidak boleh dipegang orang lain. Selain itu, mengenali tanda bahaya pelecehan dan kekerasan seksual. Acara ini berkolaborasi dengan empat anggota Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) Kediri sebagai pemateri.
“Drama, dongeng, dan cerita seru akan menjadi pengantarnya. Sehingga membahas hal serius bisa dengan santai,” kata Fatma.
Kemudian yang keempat adalah Taman Eksperimen Sains. Kelas berisi tutor sebaya yang seusia SMP-SMA, sama seperti target pesertanya. Mereka dari komunitas English Massive, spot Tosaren. Mereka akan mengajak peserta bereksperimen dari hal sederhana sekitarnya. Belajar Fisika, Kimia, dan Biologi tampaknya bisa lebih seru dan mudah.
Dan yang terakhir atau kelima, Taman Orangtua Cerdas. Mengusung tema “Cooperative Parenting: Mengasuh Anak Berbasis Raos”, para orangtua, guru, mahasiswa, dan masyarakat umum akan diajak berdiskusi soal bagaimana pengasuhan. Dengan falsafah Jawa dikuasai oleh Sunarno, dosen Psikologi IAIN Kediri sekaligus Manajer Sekolah Alam Ramadhani, pola pengasuhan akan dikupas secara mendalam. Misalnya, apakah selama ini sudah optimal membangun kesehatan mental anak.
“Bagi anak maupun orang tua yang ingin menjadi peserta tidak ditarik biaya atau gratis,” ujar Fatma. Proses pendaftaran peserta dapat diakses melalui tautan . Informasi selengkapnya bisa menghubungi kontak Fatma Puri Sayekti 081332103585. (Kholisul Fatikhin)
Discussion about this post